Follow Us

Foto Korlap Demo Pemuda Pancasila Dicari Polisi, Ormas PP Ternyata Didirikan Jenderal Besar TNI AH Nasution Untuk Tujuan Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 26 November 2021 | 18:59
Terlepas dari demo yang menjadi sorotan publik, ormas Pemuda Pancasila ternyata didirikan oleh Jenderal Besar TNI AH Nasution untuk tujuan ini.
Facebook

Terlepas dari demo yang menjadi sorotan publik, ormas Pemuda Pancasila ternyata didirikan oleh Jenderal Besar TNI AH Nasution untuk tujuan ini.

Setelah masa skors Nasution selesai dan dipanggil kembali oleh Presiden Sukarno pada akhir 1955, Nasution menduduki jabatannya yang semula: Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). IPKI masih eksis sewaktu Nasution jadi perwira aktif lagi di staf umum Angkatan Darat (SUAD).

Nasution, menurut Loren Ryter dalam makalahnya di jurnal Indonesia (nomor 66, Oktober 1998), "Pemuda Pancasila: The Last Loyalist Free Men of Suharto’s New Order", disebut-sebut sebagai orang yang sukses melobi Sukarno agar mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Pada masa-masa itu, kaum sayap kiri yang sedari awal revolusi sudah jadi musuh Nasution sedang kuat-kuatnya. PKI juga punya underbow Pemuda Rakyat (PR). Namun tentu bukan Nasution kalau hanya diam dan sekadar menggerutu. Masih di tahun 1959, seperti dicatat Ryter, Nasution ikut mendirikan organisasi pemuda untuk mengimbangi PR.

Baca Juga: Bikin Kapolda Metro Murka, Foto AKBP Dermawan yang Dibacok Anggota Pemuda Pancasila Dibanjiri Doa, Begini Kondisinya Sekarang

Yedidiah Soerjosoemarno, Ketua MPC Pemuda Pancasila Jakarta Selatan (kanan). Dia adalah salah seorang anak Yapto Soerjosoemarno, yang kini memimpin ormas PP.
Facebook

Yedidiah Soerjosoemarno, Ketua MPC Pemuda Pancasila Jakarta Selatan (kanan). Dia adalah salah seorang anak Yapto Soerjosoemarno, yang kini memimpin ormas PP.

Organisasi pemuda yang berada di bawah IPKI itu diberi nama Pemuda Pancasila (PP). Hari lahirnya pun bukan sembarang tanggal, yakni 28 Oktober 1959, bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-31. Banyak anak tentara yang ikut masuk ke Pemuda Pancasila, sebab IPKI juga berisi banyak mantan pejuang atau tentara. Tak hanya anak kolong yang masuk ke PP, kawan-kawan mereka pun juga ikut serta. Makin banyak tentu makin baik. Sebab sebelum 1965, PR cukup ditakuti, maka Pemuda Pancasila harus kuat.

Sebelum 1965, Pemuda Pancasila belum begitu banyak disebut dalam buku-buku sejarah. Namun setelah G30S 1965, Pemuda Pancasila mulai disebut-sebut. Bahkan harum namanya bagi Orde Baru. Pemuda Pancasila, bahkan lebih kuat pamornya ketimbang lawannya di era Sukarno, Pemuda Rakyat.

Padahal, menurut Norman Joshua Soelias dalam Pesindo: Pemuda Sosialis Indonesia 1945-1950 (2016:122), Pemuda Rakyat punya ikatan sejarah dengan Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo), kelompok pemuda yang punya andil besar dalam revolusi kemerdekaan Indonesia. Wakil Presiden Sudharmono konon pernah ikut Pesindo waktu masih muda.

Di Sumatra utara, seperti ditulis Ulf Sandhaussen dalam Politik Militer Indonesia 1945-1967 (1986:383), Pemuda Pancasila bersama kelompok Islam dan Kristen, juga SOKSI yang dikontrol tentara “melancarkan pembantaian” terhadap orang-orang yang disebut komunis. Anwar Congo, laki-laki yang mengaku pembantai dalam film Senyap dan Jagal yang dibuat Joshua Oppenheimer, juga terkait dengan Pemuda Pancasila.

Ian Douglas Wilson, dalam buku terbarunya Politik Jatah Preman: Ormas dan Kuasa Jalanan di Indonesia Pasca Orde Baru (2018:97-98), menyebut Pemuda Pancasila sebagai organisasi besar dengan jangkauan nasional. Di masa-masa ada operasi Penembakan Misterius (Petrus), preman yang ada di dalamnya “nyaris tak tersentuh.”

Baca Juga: Foto Markas Pemuda Pancasila Terbakar Viral, Polisi Ungkap Motif Anggota FBR yang Tewas Dikeroyok

Japto Soerjosoemarno, Ketua Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila (kanan). Ormas Pemuda Pancasila ternyata didirikan oleh Jenderal Besar TNI AH Nasution untuk tujuan ini.
Facebook

Japto Soerjosoemarno, Ketua Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila (kanan). Ormas Pemuda Pancasila ternyata didirikan oleh Jenderal Besar TNI AH Nasution untuk tujuan ini.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest