Follow Us

Foto Dokter Terawan Diserbu Permintaan Vaksin Nusantara, Mantan Menkes Curi Perhatian di Tengah Peristiwa Pendarahan Otak Tukul Arwana

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 26 September 2021 | 09:34
Nama dokter Terawan memang mencuri perhatian di tengah peristiwa pendarahan otak Tukul Arwana.
Instagram

Nama dokter Terawan memang mencuri perhatian di tengah peristiwa pendarahan otak Tukul Arwana.

Fotokita.net - Foto dokter Terawan Agus Putranto yang beredar di Instagram diserbu permintaan suntikan vaksin Nusantara. Mantan menteri kesehatan (Menkes) ini curi perhatian di tengah peristiwa pendarahan otak Tukul Arwana.

Dokter Terawan Agus Putranto sudah menjadi perbincangan gegara membuat terobosan dengan penelitian vaksin Nusantara. Bahkan, dalam foto dokter Terawan yang muncul di akun Instagram pribadi mantan Menkes ini diserbu permintaan suntikan vaksin Nusantara.

Akun Instagram dokter Terawan memang tak terkelola dengan baik. Foto dokter Terawan terakhir diunggah pada 23 Desember 2020. Ketika foto dokter Terawan diunggah, purnawirawan jenderal bintang 3 ini dicopot dari jabatannya sebagai Menteri Kesehatan RI oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Setelah lengser dari jabatan Menkes, dokter Terawan muncul ke publik dengan membawa ide pengembangan vaksin Nusantara. Perlu diketahui, vaksin Nusantara merupakan vaksin yang dikembangkan dengan sel dendritik. Sel dendritik ini diklaim sebagai komponen sistem imun yang dikembangbiakkan di luar tubuh, kemudian dijadikan vaksin dengan pembentukan antibodi.

Vaksin Nusanatara diklaim efektif untuk segala kelompok usia, mulai dari anak-anak, lansia, hingga orang dengan penyakit komorbid. Namun, belum ada hasil uji klinis yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait klaim tersebut.

Foto dokter Terawan diserbu permintaan vaksin Nusantara usai nama mantan Menkes ini mencuri perhatian di tengah peristiwa pendarahan otak Tukul Arwana.

Baca Juga: Foto Tukul Arwana Terbaring Lemah dengan Banyak Selang Beredar, Anak Sulung Ungkap Fakta Sebenarnya

Beberapa waktu lalu, beredar rumor yang menyebutkan vaksin Nusantara ini telah dipesan oleh pemerintah Turki sebanyak 5 juta dosis. Namun, hal ini dibantah oleh pihak Kemenkes.

Dokter Nadia menegaskan bahwa vaksin Nusantara ini bersifat autologus, artinya materi vaksin yang digunakan hanya bisa dipakai untuk diri sendiri. Materi vaksin itu tidak bisa digunakan oleh orang lain, bahkan diperjualbelikan.

"Sel dendritik bersifat autologus, artinya dari materi yang digunakan dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri, sehingga tidak bisa digunakan untuk orang lain," kata dr Nadia dalam siaran pers Kementerian Kesehatan, Sabtu (28/8/2021).

"Jadi, produknya hanya bisa dipergunakan untuk diri pasien sendiri," lanjutnya.

Sampai saat ini, status vaksin Nusantara masih penelitian berbasis pelayanan. Hal ini telah ditetapkan melalui Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Tentara Angkatan Darat (TNI AD) pada April lalu.

Baca Juga: Foto Tukul Arwana Dipuji Sebagai Pangeran, Maria Vania Bikin Hati Netizen Terbakar, Selalu Ingat Permintaan Terakhir Sang Komedian

Nama dokter Terawan memang mencuri perhatian di tengah peristiwa pendarahan otak Tukul Arwana.
Instagram

Nama dokter Terawan memang mencuri perhatian di tengah peristiwa pendarahan otak Tukul Arwana.

Kepala BPOM Penny K Lukito pun menegaskan bahwa vaksin Nusantara ini bersifat autologus atau individual, sehingga tidak bisa dikomersialkan dan tidak diperlukan persetujuan premarket dari BPOM.

"Uji klinik dimasukkan dalam penelitian berbasis pelayanan. Sel dendritik yang bersifat autologus hanya dipergunakan untuk diri pasien sendiri sehingga tidak dapat dikomersialkan dan tidak diperlukan persetujuan premarket dari BPOM," ujar Penny, dikutip dari CNNIndonesia.

Meski berstatus penelitian berbasis pelayanan terbatas, vaksin Nusantara ini bisa digunakan untuk masyarakat umum. Namun, tetap harus berdasarkan persetujuan dari si pasien. Hal ini diungkapkan oleh juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi.

"Masyarakat yang menginginkan vaksin Nusantara atas keinginan pribadi nantinya akan diberikan penjelasan terkait manfaat hingga efek sampingnya oleh pihak peneliti. Kemudian, jika pasien tersebut setuju, maka vaksin Nusantara baru dapat diberikan atas persetujuan pasien tersebut," jelasnya.

Lalu, beredar pula informasi pendaftaran vaksinasi vaksin Nusantara. Dalam informasi ini disebutkan publik diimbau untuk mendaftar ke salah satu peneliti vaksin Nusantara yaitu Prof Chairul A Nidom. Namun, Prof Nidom langsung membantahnya.

Baca Juga: Pantas Rela Jadi Relawan Vaksin Nusantara, Anang dan Ashanty Ternyata Sudah Langganan Berobat ke Dokter Terawan, Foto-foto Ini Buktinya

Nama dokter Terawan memang mencuri perhatian di tengah peristiwa pendarahan otak Tukul Arwana.
Instagram

Nama dokter Terawan memang mencuri perhatian di tengah peristiwa pendarahan otak Tukul Arwana.

"Bukan berasal dari saya, saya tidak tahu siapa yang membuat kemudian dikaitkan dengan nama dan nomor handphone saya," tegas dia saat dikonfirmasi detikcom Kamis (16/9/2021).

Meski begitu, Prof Nidom mengaku banyak orang menanyakan kapan bisa menerima 'vaksin Nusantara'. Namun, ia masih akan menunggu izin dari pihak-pihak yang bersangkutan.

"Dari situ saya berinisiatif menampung bukan mendaftar, informasi diri mereka. Jika suatu saat ada izin atau restu pihak-pihak otoritas negara ini, tinggal pelaksanaan lapangan," jelas dia.

"Sebagaimana diketahui vaknus sifatnya autologus, tapi tekniknya bisa dilakukan di mana saja," tutur Prof Nidom.

Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin melakukan uji Vaksin Nusantara yang dilakukan dengan kelompok yang dipimpin oleh wartawan senior Dahlan Iskan di Surabaya. Kelompok itu kemudian diambil serumnya 17 hari usai divaksin Nusantara.

"Hasilnya mencengangkan, seluruhnya punya daya protektif walaupun titer antibodi itu berada di garis minim. Bisa dibayangkan kalau vaksin konvensional pada 17 hari setelah vaksinasi tidak akan muncul apa-apa, semuanya. Harus lengkap, sementara Vaksin Nusantara sudah muncul protektivitas dalam waktu 17 hari," ucap Prof Nidom dalam YouTube pada kanal Siti Fadilah Supari yang dikutip pada Sabtu, 21 Agustus 2021.

Baca Juga: Foto Tukul Arwana Pamer Kartu Vaksin Picu Komentar, Dokter RSPON Ungkap Fakta di Balik Tudingan Vaksinasi Sebabkan Pendarahan Otak Sang Komedian

Nama dokter Terawan memang mencuri perhatian di tengah peristiwa pendarahan otak Tukul Arwana.
Instagram

Nama dokter Terawan memang mencuri perhatian di tengah peristiwa pendarahan otak Tukul Arwana.

Terkait hal itu, Siti Fadilah Supari pun menyayangkan kehadiran Vaksin Nusantara sempat 'dimusuhi' oleh sejumlah pihak. Ia khawatir karena tak diterima di dalam negeri, vaksin tersebut justru diserobot negara lain.

Prof Nidom pun tak menampik kemungkinan hal seperti itu bisa terjadi. Terlebih, ia mengungkapkan, Negara Turki sudah memasan 5,2 juta dosis untuk Vaksin Nusantara tersebut. "Saya dengan katanya Turki sudah memesan sebanyak 5,2 juta dosis," ungkapnya.

Meski begitu, ia berjanji bakal terus melakukan penelitian. Ia pun bakal melihat hasil penelitian di RSPAD Gatot Soebroto. "Tapi saya yakin, hasilnya tidak bakal jauh berbeda dengan penelitian di Surabaya dengan kelompoknya Pak Dahlan Iskan," ujarnya.

Selanjutnya, vaksin nusantara sudah masuk uji klinis tahap 3. Hal itu diungkapkan dr. Terawan seiring dengan World Health Organization (WHO alias Organisasi Kesehatan Dunia) menyatakan sudah menerima laporan hasil ujiklinis vaksin nusantara.

Hasil uji itu pun tertera dalam jurnal Preventive Dendritic Cell Vaccine, AV-COVID-19, in Subjects Not Actively Infected With COVID-19 yang dipublikasi oleh clinicaltrials.gov. “Kita sekarang sudah siap masuk fase 3,” ujar Terawan, Sabtu, 21 Agustus 2021.

Nama dokter Terawan memang mencuri perhatian di tengah peristiwa pendarahan otak Tukul Arwana. Publik teringat dengan sosoknya lantaran mantan Menkes ini ternyata punya metode penyembuhan pendarahan otak yang diklaim ampuh.

Baca Juga: Foto Tukul Arwana Divaksin Ramai Dibahas, Ahli Ungkap Fakta Beberapa Vaksin Covid-19 Picu Pembekuan Darah

Ya, kabar tak mengenakkan datang dari dunia selebritis Indonesia terutama untuk para komedian. Tukul Arwana yang harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami pendarahan otak.

Kabar itu langsung dikonfirmasi oleh putra sulung Tukul Ega Prayudi yang menyatakan bahwa sang ayah kini dirawat di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Cawang, Jakarta Timur.

"Betul, beliau saat ini masih dalam perawatan dokter. Mohon doanya, ya," ujar Ega Prayudi saat dihubungi oleh awak media, Kamis (23/9/2021), dikutip melalui Tribunnews.com.

Kabar terkini yang didapat dari kompas.tv, Tukul Arwana sudah selesai menjalani operasi setelah dilarikan ke rumah sakit sehari sebelumnya.

Manajer Tukul Arwana, Rizki Kimon mengatakan bahwa usai menjalani operasi, kondisi Tukul Arwana sudah mengalami kemajuan dan bisa diajak berkomunikasi. "(Operasi) kurang lebih sih kemarin hampir 2 jam sampai 3 jam. Alhamdulilah sudah bisa respons gitu aja sih," kata Rizki, Jumat (24/9/2021).

Kendati demikian, menurut Rizki, hingga kini Tukul Arwana masih harus menjalani perawatan yang intensif untuk proses penyembuhan.

Stroke, yang kini telah membuat Tukul Arwana terbaring di rumah sakit, ternyata pernah membawa nama mantan Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto menjadi perbincangan. Hal ini terjadi kala dirinya masih menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.

Baca Juga: Pantas Ogah Beri Rekomendasi Vaksin Nusantara, Pengurus IDI Ternyata Pernah Pecat Sosok Pencetus Vaksin Buatan Indonesia, Begini Kronologinya

Di tempatnya mengabdi tersebut, Terawan memperkenalkan sebuah terobosan untuk menyembuhkan stroke yang dikenal dengan terapi cuci otak.

Tidak tanggung-tanggung, Terawan berani mengklaim bahwa metode uniknya ini mampu memberikan hasil yang sangat baik bagi para pasiennya.

"Ada banyak pasien yang merasa sembuh atau diringankan oleh terapi “cuci otak” itu,” ujar Terawan, dilansir dari Wartakotalive.

Tentu saja hal ini membuat banyak orang yang kemudian ingin mencoba metode dari Terawan tersebut. Di RSPAD Gatot Soebroto, para pasien yang akan menjalani terapi cuci otak akan dibawah ke sebuah ruangan bernama CVV (Cerebro Vascular Center).

Dalam sehari, hanya ada 35 pasien yang akan menjalani metode cuci otak, dengan biaya termurah mencapai Rp30 juta per pasien. Nama-nama pesohor pun sudah masuk daftar pasien yang menjalani terapi cuci otak Terawan.

Seperti mantan Presiden SBY, Menhan Prabowo Subianto, Wapres Try Sutrisno, mantan kepala BIN Hendropriyono, tokoh pers Dahlan Iskan beserta istrinya, dan tokoh ternama lainnya.

Baca Juga: Dulu Bikin Terawan Panas Dingin, Kini Ribka Tjiptaning Tuding Ada Skenario Bisnis di Balik Vaksinasi: Jokowi Ini Pembisiknya Siapa?

Penyakit stroke, seperti yang dialami Tukul, dipicu oleh aliran darah ke otak yang terhambat akibat terjadinya penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah karena plak (yang biasanya berupa lemak).

Nah, melalui metodenya yang menggunakan obat heparin, Terawan mengklaim mampu menghancurkan plak tersebut.

Obat ini ini akan dimasukkan melalui kateter yang dipasang di pangkal paha pasien, untuk selajutnya menuju sumber penyumbatan atau penyempitan.

Baca Juga: Jarang Tersorot Kamera Usai Dipersunting Fandy Christian, Mantan Pemain Sinetron GGS Ini Dikabarkan Sedang 'Perang' dengan Netizen, Ini Pemicunya

Melalui obat inilah nantinya plak yang ada di dalam pembuluh darah akan mengalami efek anti pembekuan.

Dalam tulisannya di majalah Intisari ediri Januari 2013, jurnalis senior Mayong Suryo Laksono yang merasakan langsung terapi cuci otak Terawan, menyebut total waktu yang dihabiskan hanya 29 menit saja.

Mayong, seperti pasien-pasien lain, mengakui adanya dampak positif pada dirinya usai menjalani terapi di RSPAD tersebut.

Baca Juga: Resmi Dicopot Jokowi, Ini 5 Blunder Mantan Menkes Terawan Saat Pandemi Covid-19 Hingga Disindir Najwa Shihab

"Saya menjalani DSA bukan karena stroke, tentu saja tidak ada bukti empiris bahwa saya telah sembuh dari sakit. Mata saya juga tidak minus sehingga saya tidak merasakan pengurangan minus. Tapi saya merasakan pikiran lebih fokus. Rasa pening tak ada lagi kecuali kalau terlambat makan," tulis Mayong.

"Seketika setelah menjalani 'tune-up' otak itu mata saya menjadi nanar, sulit mengantuk kecuali memang saatnya tidur. Yang agak mengherankan, pelbagai peristiwa masa lalu teringat lagi."

Namun, meski mendapat banyak tanggapan positif dari para pasiennya, pada April 2018, Terawan justru harus menerima kenyataan dirinya dipecat oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI).

Terawan dinilai telah melakuan pelanggaran etika kedokteran yang berat (serious ethical missconduct) karena telah mengiklankan diri secara berlebihan dengan klaim tindakan untuk pengobatan dan pencegahan dan menetapkan biaya besar atas tindakan yang belum ada bukti -- juga menjanjikan kesembuhan.

Selain itu, Terawan juga dinilai tidak kooperatif terhadap undangan Divisi Pembinaan MKEK PB IDI.

Baca Juga: Sempat Hilang dari Kamera, Mantan Menkes Terawan Beri Pesan Ini Pada Penggantinya: Itu Merupakan Anugerah

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest