Kalau Iwa tak sakit, mungkin saat tenggelam kapal selam kemarin masih Iwa komandannya," jelas Momoh, kepada wartawan di rumahnya sekaligus kediaman anak sulungnya, Mantan Kapolda Jabar Irjen Purnawirawan Anton Charliyan di Simpang Lima, Kota Tasikmalaya, Sabtu (1/5/2021).
Selama ini, lanjut Momoh, Iwa selalu memaksakan bertugas dan rasa sakitnya tak dirasa selama belasan tahun lalu.
Tak heran, badan Iwa jadi kurus kering dan menderita penyakit paru-paru akibat selalu mengisap bubuk besi saat berlayar di kapal selam.
Kini, mantan komandan kapal selam KRI Nanggala-402 itu hanya bisa terbaring lemah dan bahkan sulit berbicara.
"Makanya, badannya kurus dan kecil. Iwa sangat paham sekali pekerjaan yang diembannya sebagai ahli kapal selam di Indonesia," tambahnya.
Momoh menuturkan, saat hendak berangkat bertugas, Iwa selalu meminta izin dan restu kepada orang tua agar diberi kelancaran dan keselamatan.

KRI Nanggala 402
Iwa pun mengaku selalu memeriksa detail kapal selam yang akan dikendalikannya bersama seluruh kru sampai tak lupa mengusap-usap badan kapal selam.
"Iwa kalau mau berangkat berlayar selalu mengusap-usap kapal selamnya. Karena kapal selam dan krunya diyakini memiliki ikatan yang tak bisa dijabarkan katanya," tambah dia.