Fotokita.net - Terungkap, penyebab KRI Nanggala-402 tenggelam hingga terbelah jadi 3 bagian, mantan kepala kamar mesin Monster Bawah Laut beri penjelasan.
Kondisi terakhir KRI Nanggala-402 akhirnya terkuak. Usai melakukan pencarian sejak Rabu (21/4/2021), tim pencari berhasil menemukan posisi terakhir dari KRI Nanggala-402 yang dijuluki Monster Bawah Laut ini.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menjelaskan, serpihan bagian kapal KRI Nanggala-402 ditemukan pada kedalaman 830 meter oleh KRI Rigel.
Saat itu ada tiga bagian kapal KRI Nanggala-402 yang terdeteksi alat multi beam echo sounder.
Lalu, sekitar pukul 01.00 Wita, alat tersebut berhasil melakukan kontak di bawah air di sekitar posisi jatuhnya kapal selam.
"Melakukan kontak bawah air di sekitar posisi datum atau saat tenggelamnya KRI Nanggala pada kedalaman 830 meter," kata Yudo.
Setelah itu, tim segera menurunkan remote operation vehicle (ROV) milik kapal Singapura MV Swift Rescue, pukul 07.37 Wita.
Kemudian, lebih kurang pukul 09.04 Wita, ROV Singapura mendapat visual pada posisi 07' 48' Selatan dan 114' 51" Timur dari datum tempat tenggelamnya KRI Nanggala beejarak 1.500 yard arah selatan pada kedalaman 830 meter.
Dari hasil foto visual, nampak KRI Nanggala-402 tenggelam menjadi tiga bagian.
"Selain itu, ROV ini juga mampu mengangkat pakian penyelamat MK-11 yang diambil menggunakan penjepit," kata dia.
"Ini terdapat bagian dari KRI Nanggala. Jadi, di sana KRI Nanggala terbelah menjadi 3 bagian," tambahnya.
Yudo mengatakan, pada hasil kontak visual tersebut, kapal selam KRI Nanggala-402 terbelah menjadi tiga bagian seperti pada bagian belakang kapal yang tidak berbadan tekan, buritan badan kapal, hingga bagian haluan yang terlepas.
Ia mengatakan, ada bagian kapal yang masih utuh tetapi terdapat bagian yang retak kecil.

Awak kapal KRI Nanggala 402 nyanyikan lagu 'Sampai Jumpa' milik Endak Soekamti
"Bagian terbuka ini (Yudo menayangkan gambar) berserakan tidak terlalu jelas karena bawah laut tidak terang tadi pagi ini, bagian-bagian dari dalamnya kapal. Dan ini bagian terbuka dan lepas," ucapnya.
Lebih lanjut, Yudo mengatakan, dengan kondisi kapal selam yang berada pada kedalaman 838 meter, sangat kecil kemungkinan 53 awak kapal dapat diselamatkan. "
Tadi sudah disampaikan Panglima TNI rasa duka tentunya mereka menjadi korban dalam kejadian ini," pungkasnya.
Eks Komandan Korps Marinir, Letjen TNI Marinir (Purn) Nono Sampono, membeberkan alasan mengapa kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak sejak Rabu (21/4/2021) dan sulit dideteksi.
Nono mengungkapkan kapal selam KRI Nanggala tenggelam memang didesain untuk operasi senyap.
Karena hal itu, meskipun dalam keadaan aktif, kapal selam akan sulit dideteksi keberadaannya.

Foto yang diklaim awak Nanggala 402 saat sedang salat berjamaan di atas geladang kapal. Kapal selam tersebut kini sudah 3 hari hilang kontak, diduga karena black out.
"Kapal selam ini didesain untuk operasi senyap. Didesain sedemikian rupa sehingga di manapun dia berada sulit dideteksi. Dalam keadaan dia aktif saja sulit dideteksi, apalagi dalam keadaan bermasalah," ungkap Nono.
Ia pun menceritakan bagaimana kapal selam milik Rusia berhasl mendekati Kuba tanpa diketahui Amerika Serikat.
Berdasarkan hal tersebut, Nono mengatakan senyapnya kapal selam bisa menjadi kelebihan sekaligus kekurangan.
Nono menambahkan, yang membuat kapal selam sulit dideteksi selain desainnya adalah karena tak memiliki black box (kotak hitam).
"Kalau pesawat terbang ada kotak hitamnya, kapal selam ini sangat sulit," katanya.
Lebih lanjut, Nono menuturkan pencarian semakin sulit karena di lokasi KRI Nanggala-402 hilang kontak terdapat palung berkedalaman 600-700 meter.

Kapal Selam KRI Nanggala-402
"Oleh karena itu ini menjadi persoalan kita, apalagi kita tahu di utara Bali kurang lebih 60 mil, vertical mile, ini bukan hal yang mudah.
Ada palung di situ, kedalaman yang di atas 600-700. Ini menjadi persoalan sendiri, apalagi kita tahu Nanggala 402 ini lebih dari 40 tahun bergabung dengan TNI AL. Jadi dalam usia yang relatif cukup tua menurut saya," bebernya.
Selain itu, Nono juga mengungkapkan ada temuan serpihan badan kapal dan beberapa bagian dalam kapal yang membuktikan bahwa ada kebocoran di badan kapal.
Besar kemungkinan tekanan bawah laut membuat kebocoran kapal hingga akhirnya kapal terus tenggelam.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan kondisi kapal KRI Nanggala-402 terbelah menjadi 3 bagian (25/4/2021).

Foto tak bertanggal dari Militer Indonesia yang dirilis pada 21 April 2021 ini menunjukkan kapal selam kelas Cakra Indonesia KRI Nanggala 402 (C) berangkat dari pangkalan angkatan laut di Surabaya
Mantan Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala-402, Laksamana Muda (Purnawirawan) Frans Wuwung menyebutkan kapal tenggelam dan terbelah akibat sudah melewati batas maksimum kedalaman.
Tekanan hidrostatis air meningkat sebanyak 1 atm setiap kedalaman 10 meter. Artinya, jika tekanan di udara adalah 1 atm, tekanan di kedalaman 850 meter adalah 85 atm dan manusia hanya bisa bertahan pada tekanan sekitar 3-4 atm.
Berenang di laut pada kedalaman 850 adalah hal yang tidak mungkin bagi manusia, rasanya mungkin akan sama seperti dinjak 100 ekor gajah di kepala.
Doa dan rasa hormat menyertai kepergian 53 awak KRI Nanggala-402, setelah kapal selam tersebut dinyatakan tenggelam.
(*)