"Penelitian itu ditulis oleh DL Katsma dan R Katsma, yang diterbitkan di National Library of Medicine pada edisi Januari-Februari 2000."
"Intinya, persyaratan sudut 90 derajat untuk injeksi intramuskular itu tidak realistis."
Baca Juga: Beredar Video Banjir Bandang di Puncak Bogor Hingga Warga Berlarian Panik, Begini Fakta Sebenarnya
"Pasalnya, trigonometri menunjukkan, suntikan yang diberikan pada 72 derajat, hasilnya itu mencapai 95 persen dari kedalaman suntikan yang diberikan pada derajat 90."
"Artinya, apa yang dilakukan Profesor Abdul Muthalib sudah benar. Tidak diragukan," sambung Zubairi.
Dalam pesan berantai juga disinggung apakah ada risiko terjadi Antibody Dependent Enhancement (ADE), kondisi di mana virus mati yang ada di dalam vaksin masuk ke jaringan tubuh lain dan menyebabkan masalah kesehatan.
"Jawabannya: kan tidak terbukti di uji klinis satu, dua dan tiga bahwa ADE itu terjadi pada vaksin Sinovac."
"Dulu pernah diduga terjadi pada vaksin demam berdarah."
"Saya enggak tahu bagaimana perkembangannya lagi. Silakan dicek," ujarnya.
Ia menuturkan, dokter lah yang bisa menentukan ukuran jarum suntik yang digunakan dalam proses vaksinasi.