Follow Us

youtube_channeltwitter

Bikin Tato di Wajah Sejak Lulus SD, Ini Alasan Anak Punk Mau Ikut Bersih-bersih Masjid Hingga Punya Cita-cita Besar

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 19 Januari 2021 | 08:39
 Ahmad Nur Kusuma Yuda (kiri) dan takmir masjid Syarifudin Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma Wardani, Pleburan.
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA

Ahmad Nur Kusuma Yuda (kiri) dan takmir masjid Syarifudin Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma Wardani, Pleburan.

Koleksi tato di tubuhnya tidak lepas dari kehidupan Yuda yang bergaul dengan anak punk.

Padahal sebelumnya, dia merupakan santri saat duduk di bangku taman kanak-kanak dan SD di Klaten.

Baca Juga: Lagi Enak-enak Main Sendiri, Tangan Bocah 4 Tahun Ini Tiba-tiba Digigit Komodo Hingga Putus, Begini Kondisinya Sekarang

Ahmad Nur Kusuma Yuda ditemui di Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma Wardani, Pleburan.
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA

Ahmad Nur Kusuma Yuda ditemui di Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma Wardani, Pleburan.

Lulus SD, Yuda melanjutkan pendidikan di pesantren dakwah di Salatiga.

Dia kemudian kabur karena tidak betah hingga memilih hidup di jalan sebagai anak punk.

"Dulu saya pernah kabur dari pesantren. Memilih hidup di jalan. Nyari teman ke Semarang, lalu ke Jakarta. Terus jalan ke Merauke, Bali, dan Aceh," jelas Yuda.

Yuda pun mencari uang dengan cara mengamen, tukang tato dan berjualan kaus.

Baca Juga: Menang Gugatan 1,1 Ton Emas, Ini Alasan Crazy Rich Surabaya Nekat Beli Logam Mulia Rp 3,5 Triliun dari PT Antam

"Datang ke acara-acara cari teman buat silaturahmi. Jualan kaus buat hidup dan ngamen di jalan," ucap dia.

Renungan sebelum Ramadhan

Menjelang Ramadhan tahun lalu, Yuda merenungkan kehidupannya. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali mendalami ilmu agama yang sudah lama dia tinggalkan.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

slide 5 to 7 of 7

Latest

Popular

x