Follow Us

Bikin Tato di Wajah Sejak Lulus SD, Ini Alasan Anak Punk Mau Ikut Bersih-bersih Masjid Hingga Punya Cita-cita Besar

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 19 Januari 2021 | 08:39
 Ahmad Nur Kusuma Yuda (kiri) dan takmir masjid Syarifudin Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma Wardani, Pleburan.
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA

Ahmad Nur Kusuma Yuda (kiri) dan takmir masjid Syarifudin Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma Wardani, Pleburan.

Fotokita.net - Bikin tato di wajah sejak lulus SD, ini alasan anak punk mau ikut bersih-bersih masjid hingga punya cita-cita mulia.

Sosok Ahmad Nur Kusuma Yuda mencuri perhatian jemaah Masjid Jami Al-Istiqomah, Pleburan, Kota Semarang. Pemuda berwajah penuh tato itu sering terlihat bergamis dan berserban saat berada di masjid.

Meski terlihat menyeramkan, pemuda 21 tahun itu ternyata bersuara lembut. Tak ada kesan sangar jika telah mengenal Yuda, demikian dia disapa.

Baca Juga: Ingin Nikmati Malam Pengantin Usai Pesta Ratusan Juta, Hasrat Suami Mendadak Hancur Karena Lihat Ini di Tubuh Sang Istri

Yuda telah menjalani proses panjang hingga memutuskan berhijrah.

Proses hijrahnya Yuda diapresiasi oleh seorang takmir Masjid, Syarifudin. Ia merasa senang, Yuda kini kembali mendalami ilmu agama.

Dia berharap Yuda menjadi manusia yang lebih baik dan bisa bertemu dengan ibunda yang telah lama terpisah dengannya.

Baca Juga: Nekat Terobos Banjir Besar di Kalimantan Selatan Hingga Fotonya Viral, Ternyata Segini Harga Mobil Dinas Jokowi

"Kita sebagai takmir bangga dan ikut bahagia melihat Mas Yuda kembali menjadi orang yang baik.

Semoga bisa terus dipegang dan segera dipertemukan dengan ibunya," harap Syarifudin.

Tato mata dajal hingga Joker

Yuda memiliki tato sejak usia sekitar 12 tahun, yakni saat lulus SD.

Baca Juga: Bikin Merinding Umi Pipik, Vanessa Angel Dapat Pesan Ini dari Angelina Sondakh Usai Berjumpa di Dalam Bui

"Sejak lulus SD sekitar umur 12 tahun, pertama kali di tato di bagian wajah, gambar air mata di dekat mata kanan dan kiri.

Artinya, biar enggak cengeng dan tambah kuat. Awalnya enggak boleh, tapi saya bandel," ujar Yuda saat ditemui Kompas.com, Jumat (15/1/2021).

Seiring berjalannya waktu, tato terus bertambah dari tangan, wajah, hingga ke sekujur tubuhnya.

Tato diperoleh dari teman-temannya sebagai kenang-kenangan.

Baca Juga: Disebut Ada Anggota Pengawal Habib Rizieq yang Tertawa-tawa Saat Bentrok dengan Polisi, Respon FPI Langsung Disorot

"Ada gambar mata Dajjal di panggung, gambar Bunda Maria di lengan kiri, gambar muka setan di telapak tangan kiri, dan gambar Joker di lengan kanan.

Lalu gambar bio mekanik di wajah. Kalau keluar kota dapat kenang-kenangan tato dari teman," ujar dia.

Sebagai pengingat atas masa lalunya, Yuda tak berusaha menghapus tato tersebut.

"Saya tidak menyesal dan tak ada niat menghapus. Biar tahu zaman jahiliyah kita. Jadi kita tahu sudah kembali ke jalan yang benar. Nanti biar nanti di akhirat saja yang tahu itu salah dan benar," ungkapnya.

Baca Juga: Ramai Permintaan Maaf Raffi Ahmad, Marshanda Malah Beri Respon Menohok: Gue Artis Belum Tentu Jadi Panutan

Jadi anak punk

Koleksi tato di tubuhnya tidak lepas dari kehidupan Yuda yang bergaul dengan anak punk.

Padahal sebelumnya, dia merupakan santri saat duduk di bangku taman kanak-kanak dan SD di Klaten.

Baca Juga: Lagi Enak-enak Main Sendiri, Tangan Bocah 4 Tahun Ini Tiba-tiba Digigit Komodo Hingga Putus, Begini Kondisinya Sekarang

Ahmad Nur Kusuma Yuda ditemui di Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma Wardani, Pleburan.
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA

Ahmad Nur Kusuma Yuda ditemui di Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma Wardani, Pleburan.

Lulus SD, Yuda melanjutkan pendidikan di pesantren dakwah di Salatiga.

Dia kemudian kabur karena tidak betah hingga memilih hidup di jalan sebagai anak punk.

"Dulu saya pernah kabur dari pesantren. Memilih hidup di jalan. Nyari teman ke Semarang, lalu ke Jakarta. Terus jalan ke Merauke, Bali, dan Aceh," jelas Yuda.

Yuda pun mencari uang dengan cara mengamen, tukang tato dan berjualan kaus.

Baca Juga: Menang Gugatan 1,1 Ton Emas, Ini Alasan Crazy Rich Surabaya Nekat Beli Logam Mulia Rp 3,5 Triliun dari PT Antam

"Datang ke acara-acara cari teman buat silaturahmi. Jualan kaus buat hidup dan ngamen di jalan," ucap dia.

Renungan sebelum Ramadhan

Menjelang Ramadhan tahun lalu, Yuda merenungkan kehidupannya. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali mendalami ilmu agama yang sudah lama dia tinggalkan.

Dia kembali ingat-ingat hafalan surat Al Quran yang sebetulnya sudah mencapai 24 juz semasa di pesantren.

Baca Juga: Bak Punya Firasat Tak Bisa Saksikan Kelahiran Sang Anak, Terungkap Potret Cantik Istri Kedua Syekh Ali Jaber, Ternyata Punya Keahlian Khusus Ini

Ahmad Nur Kusuma Yuda saat mengumandangkan adzan di Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma Wardani, Pleburan.
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA

Ahmad Nur Kusuma Yuda saat mengumandangkan adzan di Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma Wardani, Pleburan.

Dia juga menemui para ulama untuk memperdalam ilmu agamanya dan berharap dapat berdakwah di kemudian hari.

"Habis Lebaran tahun ini saya keluar empat bulan (berdakwah). Sekarang ini memperbaiki bacaan Al Quran saya dulu, mengulang hafalan yang sudah 24 juz," katanya.

Yuda bercerita, ulama di Jawa Barat memberinya nama Sa'ad Al-Maliki yang diambil dari nama salah satu sahabat Rasullullah.

Baca Juga: Terus-terusan Dibongkar Nasib Rumah Tangganya Lewat Ramalan, Syahrini Malah Pamer Ritual Ini, Respon Mbak You Disorot

"Nama sahabat Rasulullah, Sa'ad. Tidak terkenal di bumi, tapi terkenal di langit," katanya.

Urus masjid

Yuda kini setiap hari terus membantu mengurus Masjid Al-Istiqomah yang berada di Jalan Kusuma Wardani, Peleburan.

"Saya tinggal di sini sekarang, bantu-bantu bersih-bersih, adzan, memang harus adaptasi, Alhamdulilah di sini menerima saya," ungkapnya.

Baca Juga: Jarang Tersorot Kamera, Ini Fakta Menarik Istri Kedua Mendiang Syekh Ali Jaber, Ternyata Bukan Sosok Sembarangan

Dia tidak menampik jika sosoknya sering dipandang sebelah mata oleh beberapa orang.

"Pandangan pertama orang-orang di masjid mereka tadinya pada takut. Pas waktu shalat banyak dilihatin orang. Mereka pada bingung. Tapi, yang penting saya sudah niat dan berusaha. Akhirnya sekitar sebulan mereka sudah mulai terbiasa dan menerima," tuturnya.

Selain bercita-cita menjadi pendakwah, Yuda juga ingin membangun keluarga kecil, memperoleh pekerjaan dan bisa membahagiakan orang tua.

Baca Juga: Nasi Sudah Jadi Bubur, Warga Mamuju Ungkap Alasan Ini Usai Foto Jenazah Korban Gempa Majene Disalatkan Hanya Pakai Daun Pisang Jadi Viral

Akan tetapi Yuda sudah lama tidak bertemu dengan ibunya. Ibu dan ayahnya sudah berpisah. Sedangkan Yuda merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.

"Dari kecil tidak pernah ketemu ibu, saya ingin ketemu, tapi Allah belum mempertemukan lagi. Dengar-dengar di Kalimantan, tapi saya menunggu Allah mempertemukan," ujarnya.

Baca Juga: Beredar Video Bantuan Gempa Majene Diduga Dirampas Warga Hingga Bikin Heboh, Mensos Risma Buka Suara

(Sumber: Kompas.com/Riska Farasonalia)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest