Fotokita.net - Usai kumpulkan 5 jenderal tempur, Panglima TNI sidak 3 markas komando pasukan khusus TNI, mau perang lawan siapa?
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengingatkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam rangka menjaga stabilitas nasional.
"Saudara-saudara sekalian, saya ingin menyampaikan kembali pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menjaga stabilitas nasional," ujar Panglima TNI dikutip dari kanal YouTube Puspen TNI, Minggu (15/11/2020).
Panglima TNI juga mengingatkan semua pihak agar tak membiarkan persatuan dan kesatuan hilang karena disebabkan provokasi dan ambisi yang dibungkus identitas.
Karena itu, TNI bertekad akan menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
"Untuk itu jangan kita biarkan persatuan dan kesatuan bangsa itu hilang atau dikaburkan oleh provokasi dan ambisi yang dibungkus dengan berbagai identitas," kata dia.
"Seluruh prajurit TNI adalah alat utama pertahanan negara untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia," ujar Panglima TNI.
Ia menambahkan, TNI tidak ada akan membiarkan musuh yang mencoba menganggu cita-cita luhur bangsa.
Untuk itu, jika terdapat gangguan itu, maka akan berhadapan langsung dengan TNI.
"Ingat, siapa saja yang menganggu persatuan dan kesatuan bangsa akan berhadapan dengan TNI," kata dia.
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto pada Minggu (15/11/2020) mengumpulkan lima Komandan Komando Utama di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.
Lima jenderal perang TNI yang dipanggil oleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto ke Mabes TNI adalah Pangkostrad Letjen TNI Eko Margiyono, Komandan Koopssus Mayjen TNI Richard TH.Tampubolon, Danjen Kopassus Mayjen TNI Achmad Hasan, Dankormar Mayjen TNI (Mar) Suhartono, dan Komandan Korpaskhas Marsda TNI Eris Widodo Y.
Mereka membahas situasi terkini terkait dengan dinamika keamanan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Tidak ada informasi detail apa yang dibicarakan oleh Panglima TNI dengan lima jenderal perang TNI itu.
Namun, setelah pertemuan terbatas itu dilakukan, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto langsung menyampaikan pesan secara terbuka dan tegas, terkait dengan pentingnya seluruh persatuan dan kesatuan demi menjaga stabilitas bangsa.
"Ingat! Siapa saja yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, akan berhadapan dengan TNI," tegas Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam keterangan resmi, Minggu, 15 November 2020.
Berikut pernyataan lengkap Panglima TNI:
Saudara-saudara sekalian. Saya ingin menyampaikan kembali, pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menjaga stabilitas nasional.
Untuk itu, jangan kita biarkan persatuan dan kesatuan bangsa itu hilang, atau dikaburkan oleh provokasi dan ambisi yang dibungkus dengan berbagai identitas.
Seluruh prajurit TNI adalah alat utama pertahanan negara, untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Tidak satupun, tidak satupun musuh yang dibiarkan, apalagi melakukan upaya-upaya berupa ancaman dan gangguan, terhadap cita-cita luhur bangsa dan negara Indonesia.
Ingat ! Siapa saja yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, akan berhadapan dengan TNI.
Hidup TNI. Hidup Rakyat. NKRI Harga Mati.
Setelah memberi peringatan keras, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melakukan inspeksi mendadak (sidak) di tiga markas komando pasukan khusus TNI, Kamis (19/11/2020).
Tiga markas komando pasukan khusus itu yakni, Markas Komando Pasukan Khusus ( Kopassus) TNI AD di Cijantung, Jakarta Timur, Markas Marinir TNI AL di Cilandak, Jakarta Selatan, dan Markas Wing I Pasukan Khas ( Paskhas) TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Sidak tersebut bertujuan untuk mengecek kesiapsiagaan pasukan khusus milik TNI jika sewaktu-waktu dibutuhkan dalam penugasan.
Hadi mengawali rangkaian sidak dengan mengunjungi Markas Kopassus yang disambut langsung Danjen Kopassus, Mayjen Mohamad Hasan.
Di hadapan para prajurit korps baret merah, Hadi mengatakan, Kopassus mempunyai tugas untuk menjaga negara dari ancaman musuh.
"Kalian adalah kesatria bangsa yang siap ditugaskan untuk menjaga negara dan bangsa ini dari ancaman dan gangguan musuh yang ingin mencabik-cabik kesatuan dan persatuan bangsa," ujar Hadi, dikutip dari keterangan tertulis Puspen Mabes TNI, Kamis (19/11/2020).
Hadi kemudian melanjutkan sidak ke Markas Marinir. Di lokasi kedua ini, Hadi disambut Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen Suhartono dan jajarannya.
Di hadapan para prajurit Marinir, Hadi menegaskan kesiapsiagaan adalah hal utama.
"Saya merasa bangga, hadir di tengah-tengah prajurit petarung. Tidak seperti biasanya, saya secara mendadak melaksanakan alarm dan saya nilai kesiapsiagaan prajurit petarung sangat baik.
Kebanggaan adalah kehormatan. Oleh sebab itu, harus dijaga dan dipertahankan," kata dia.
Baca Juga: Ancam Tetap Gelar Reuni 212, FPI Minta Pemerintah Lakukan Tindakan Tegas Pada Kegiatan Ini
Hadi mengakhiri rangkaian sidak dengan mengunjungi Markas Wing I Paskhas. Tiba di Markas Wing I Korps Paskhas, Panglima TNI disambut langsung Komandan Korps Paskhas (Dankorpaskhas) Marsda Eris Widodo.
Di lokasi ini, Panglima TNI memerintahkan kepada prajurit korps baret jingga untuk terus meningkatkan profesionalismenya.
"Tugas TNI adalah menjaga Ibu Pertiwi dari gangguan dan ancaman atau musuh yang memiliki niat jahat untuk menginjak-injak persatuan bangsa," ucap Hadi.
Seperti diketahui, Tentara Nasional Indonesia (TNI) secara resmi mengenalkan pasukan elit baru Komando Operasi Khusus (Koopssus TNI), Selasa (30/7/2019) dalam upacara yang dilaksanakan di Markas Besar TNI.
Upacara peresmian Koopssus TNI dipimpin oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Koopsus tergabung dari prajurit TNI yang sebelumnya berasal dari satuan elite di tiap matra Angkatan, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Hadi menuturkan, personel Koopssus TNI mempunyai kualifikasi untuk melakukan berbagai operasi khusus baik di dalam maupun luar negeri yang menuntut kecepatan dan keberhasilan tinggi.
"Sebagai satuan elite, personil Koopssus TNI yang berasal dari pasukan khusus dari ketiga matra merupakan prajurit-prajurit pilihan," ujar Hadi.
Satuan tersebut dikomando oleh Brigjen TNI Rochadi yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur A Badan Intelijen Strategis TNI.
Upacara peresmian tersebut dilanjutkan dengan pengambilan sumpah terhadap Rochadi sebagai Komandan Koopssus TNI dan penandatanganan pakta integritas.
Selain itu, upacara peresmian Koopssus TNI juga diwarnai oleh aksi terjun payung oleh para prajurit.
Sejumlah pejabat tampak menghadiri upacara peresmian Koopssus TNI antara lain Ketua DPR Bambang Soesatyo, Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa, Kasal Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna, serta Kabarhakam Polri Komjen Condro Kirono yang mewakili Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI yang baru diresmikan dibentuk untuk memberantas aksi terorisme di dalam maupun luar negeri.
"Tugas dari Koopssus TNI adalah mengatasi aksi terorisme baik dalam maupun luar negeri yang mengancam ideologi, kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan segenap bangsa Indonesia," kata Hadi.
Hadi melanjutkan, Koopssus TNI nantinya akan berkoordinasi dengan Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dalam upaya memberantas terorisme.
Melansir dari Antara, pembentukan Koopssus TNI merupakan implementasi dari 11 program prioritas yang dicanangkan saat dilantik sebagai panglima TNI, yaitu pembentukan pasukan khusus trimatra.
"Pembentukan Koopssus TNI ini didasari pada beberapa aturan hukum terkait tugas pokok TNI, termasuk di antaranya UU Nomor 5/2018 yang juga mengatur perlibatan TNI dalam penanggulan terorisme," katanya.
Selain itu, sejalan juga dengan Peraturan Presiden Nomor 42/2009 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi TNI.
Hadi mengatakan secara tegas UU tersebut mengatur bahwa tugas TNI dalam mengatasi aksi terorisme merupakan bagian dari operasi militer selain perang.
"Oleh karenanya, perlu saya tegaskan bahwa pelibatan TNI dalam pemberantasan terorisme sudah menjadi amanat UU, terutama bila dipandang sebagai tindakan yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah ataupun keselamatan segenap bangsa Indonesia," kata Panglima TNI.
Panglima TNI memastikan Koopssus TNI yang baru diresmikan akan menjalankan fungsi penangkal terorisme sebesar 80 persen.
"Tugas fungsinya adalah penangkal, penindak dan pemulih. Penangkal, di dalamnya adalah 'survillance', yang isinya intelejen, 80 persen kita laksanakan adalah 'survillance' atau observasi jarak dekat," jelasnya.
Sisanya, yakni 20 persen adalah fungsi penindakan sehingga intelejen ada pada fungsi penangkalan.
Hadi menyebut ciri Koopssus TNI adalah kecepatan dan kemungkinan hasil operasi yang mendekati 100 persen.
"Kecepatan adalah ketika ada ancaman dari dalam maupun luar negeri, Panglima TNI langsung bisa memerintakahkan untuk bergerak dengan cepat, dengan tingkat keberhasilan sangat tinggi," tegasnya.
Pasukan Koopsus beranggotakan inti satu kompi, sedangkan dengan seluruh pendukung termasuk survillance untuk peran intelejen berjumlah 400 orang.
Secara struktural, Koopsus dibentuk dalam satu wadah Badan pelaksana Pusat (Balakpus) memiliki jalur komando langsung di bawah Panglima TNI yang sewaktu-waktu bisa digunakan atas perintah presiden RI.
Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai Inspektur Upacara meresmikan Komando Operasi Khusus Tentara Nasional Indonesia (Koopssus TNI) di lapangan Satpamwal Denma Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Selasa (30/7/2019).
Dalam amanatnya, Hadi mengatakan pembentukan Koopssus TNI ini didasari pada beberapa aturan hukum terkait tugas pokok TNI, termasuk diantaranya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 yang juga mengatur pelibatan TNI dalam penanggulangan terorisme.
Ia mengatakan, secara tegas undang-undang tersebut mengatur bahwa tugas TNI dalam mengatasi aksi terorisme merupakan bagian dari operasi militer selain perang, yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi TNI yaitu penangkal, penindak dan sebagai pemulih.
Hadi menjelaskan, dinamika ancaman asimetris yang terus berkembang, khususnya terorisme global, menuntut kesiapan TNI untuk dapat mengatasinya dengan dilandasi ketentuan dan aturan hukum yang kuat.
Usai Upacara Persesmian Koopsus TNI, Hadi menjelaskan Koopssus TNI dibentuk dalam satu wadah Badan Pelaksana Pusat yang secara struktural komando langsung di bawah Panglima TNI dan bisa digerakan atas perintah presiden.
Hadi menjelaskan, personel Koopsus TNI berasal dari tiga pasukan khusus dari tiga matra yakni Satgultor-81 (Kopassus), Satbravo-90, dan Denjaka.
Para personel pasukan khusus tersebut bermarkas di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.
"Sehingga pasukan khusus dari tiga matra, darat, laut, udara, standby di Mabes TNI. Sewaktu-waktu bisa digunakan oleh Panglima TNI atas perintah Presiden," kata Hadi.
Hadi menjelaskan, ciri dari pasukan Koopssus TNI adalah kemampuan operasi yang memiliki tingkat keberhasilan mendekati 100 persen.
Pasukan tersebut juga dapat beroperasi baik di dalam maupun di luar negeri.
"Seperti yang saya sampikan adalah kecepatan dan presentase keberhasilan operasi mendekati 100 persen.
Ketika ada ancaman dari dalam maupun luar negeri, Panglima TNI langsung bisa memerintahkan untuk bergerak dengan cepat dengan tingkat keberhasilan sangat tinggi," kata Hadi.
Dalam amanatnya, Hadi mengatakan pembentukan Koopssus TNI ini didasari pada beberapa aturan hukum terkait tugas pokok TNI, termasuk diantaranya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 yang juga mengatur pelibatan TNI dalam penanggulangan terorisme.
Baca Juga: Berikut Contoh-contoh Penerapan 5 Sila Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari Buat Siswa Sekolah
Ia mengatakan, secara tegas undang-undang tersebut mengatur bahwa tugas TNI dalam mengatasi aksi terorisme merupakan bagian dari operasi militer selain perang, yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi TNI yaitu penangkal, penindak dan sebagai pemulih.
Hadi menjelaskan, dinamika ancaman asimetris yang terus berkembang, khususnya terorisme global, menuntut kesiapan TNI untuk dapat mengatasinya dengan dilandasi ketentuan dan aturan hukum yang kuat.
"Oleh karenanya, pada kesempatan ini perlu saya tegaskan bahwa pelibatan TNI dalam pemberantasan terorisme sudah menjadi amanat Undang-undang. Terutama bila dipandang bahwa ancaman tersebut sebagai tindakan yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, ataupun keselamatan segenap bangsa Indonesia," tegas Hadi.
Hadi melanjutkan, Koopssus TNI melengkapi jajaran satuan elit yang telah dimiliki TNI.
Ia menjelaskan, sebagai satuan elit, personel Koopssus TNI yang berasal dari pasukan khusus ketiga matra merupakan prajurit-prajurit pilihan.
"Mereka memiliki kualifikasi untuk melakukan berbagai jenis operasi khusus, baik di dalam maupun di luar negeri, yang menuntut kecepatan dan keberhasilan yang tinggi," kata Hadi.
Baca Juga: Video Tukang Bangunan Jadi Ganteng Usai Cukur Rambut Bikin Heboh, Ternyata Begini Fakta Sebenarnya
Ia juga mengatakan, satuan tersebut juga merupakan implementasi dari 11 Program Prioritas yang saya canangkan saat dilantik sebagai Panglima TNI, yaitu pembentukan Pasukan Khusus Tri Matra.
Hadi menjelaskan, 11 Program Prioritas tersebut merupakan program TNI untuk menghadapi spektrum ancaman yang semakin kompleks.