Dosen UIN Yogyakarta ini membantah, bahwa pemerintah Indonesia sengaja tidak memberikan bantuan kepada Habib Rizieq Shihabatas permasalahan kepulangannya.
Ia menjelaskan bahwa, kasus yang menimpa Habib Rizieq Shihabtidak masuk dalam prioritas KBRI Riyadh.
Selama ini kasus yang menjadi prioritas di KBRI adalah kasus HPC (High Profile Case), kasus-kasus yang berkaitan dengan hukuman mati dan nyawa.
"Ini yang kami prioritaskan. Beberapa bulan ini KBRI lagi fokus untuk penyelamatan seorang WNI yang terancam hukuman mati karena peristiwa 12 tahun yang lalu. Kami harus masuk ke daerah pedalaman Saudi untuk melakukan lobi ke tokoh-tokoh masyarakat dan juga ahli waris korban untuk mencari jalan keluar," jelas Agus.
Dubes Agus pun mengatakan, selama ini Habib Rizieq Shihabjuga tidak pernah mengadukan masalahnya kepada KBRI Riyadh maupun KJRI Jeddah yang dekat dengan kediamannya.
"Bagaimana KBRI bisa membantu? MRS juga tidak pernah mengadukan ke KBRI Riyadh sejak awal kasusnya bergulir. Apalagi ke KBRI Riyadh yang jaraknya 1000 km dari Makkah, ke KJRI Jeddah yang hanya 100 km dan cukup 45 menit saja tidak pernah melaporkan permasalahan yang dia hadapi," terang dia.
- Sudah lakukan tes swab
"Insya Allah aman beliau juga sudah PCR juga," kata Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Ma'arif kepada wartawan, Minggu (8/11/2020).
Slamet tidak menjelaskan detail hasil tes PCR Habib Rizieq.
Ia hanya menyebut hasil tes tersebut aman. "Aman (hasil tes swab)," ucapnya.