Patroli tempur di perbatasan ruang udara Indonesia-Australia pun dimulai.
Saat mendekati FIR, Kapten Azhar menghubungi Satuan Radar (Satrad) 251 Kupang yang mengoperasikan radar Groun Control Interception (CGI).
Mayor Haposan sebagai komandan Satrad 251 kemudian memberikan laporan situasi ruang udara sekitar sesuai pantauan radar.
Laporan awal ruang udara sekitar aman terkendal hingga kedua Hawk melesat terbang menuju Pulau Roti, 80 mil dari Lanud El Tari.
Tapi dalam hitungan detik keadaan mulai berubah gawat, Mayor Haposan melaporkan kepada Kapten Azhar ada dua pesawat tak dikenal (Blackflight) melewati batas FIR Darwin pada ketinggian 8.000 kaki dengan kecepatan 160 knot.
Awalnya Kapten Azhar dan dua wingmannya mengira kedua obyek itu adalah helikopter.
Jarak antar kedua Hawk TNI AU dengan pesawat penyusup itu 97 mil.
Namun kedua pesawat penyusup tersebut mulai bermanuver mencurigakan dan Kapten Azhar dengan dipandu Satrad 251 mendekati sasaran yang diberi sandi X.

Bermanuver Mencurigakan di Langit Indonesia, Jet Tempur Hawk TNI AU Pernah Pergoki F-18 Hornet Australia Menyusup ke Ruang Udara Nasional, Hampir Saja Dijatuhkan!