Ketika mengadopsi standar emas, banyak negara Eropa mengubah nama mata uang mereka. Misalnya dari Daler atau Gulden menjadi Crown.
Hal itu dikarenakan secara tradisional nama sebelumnya dikaitkan dengan koin perak dan yang terakhir dengan emas koin.
Pada saat Perang Dunia I pecah, standar specie emas berakhir di Britania Raya dan seluruh Kerajaan Inggris.
Walaupun standar specie telah berakhir, hal itu tidak menandakan bahwa standar emas juga ikut berakhir.
Pada tahun 1925, British Gold Standard memperkenalkan standar emas batangan. Hal ini sekaligus mengakhiri periode standar specie emas yang berarti mengakhiri peredaran koin mata uang emas.
Menyikapi pemberlakuan standar emas batangan, John Maynard Keynes, menentang berlakunya kembali standar emas.
Ia berpendapat bahwa pemberlakuan kembali standar emas berbahaya karena rawan deflasi.
Hal ini benar adanya karena banyak negara lain yang mengikuti Inggris yang kembali memberlakukan standar emas mengalami periode stabilitas relatif tetapi juga deflasi.
Keadaan itu berlangsung sampai pada periode Depresi Hebat tahun 1929 hingga 1939 sehingga memaksa negara-negara keluar dari standar emas.