Follow Us

Bikin Merinding! Temukan 7 Kg Emas Batangan di Dalam Tempat Sampah, Tukang Sapu Bandara Malah Lakukan Hal Ini, Kini Dia Cuma Bisa Pasrah Menunggu Nasib Mujurnya

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 15 Juni 2020 | 06:34
Ilustrasi emas batangan.
Pixabay/istara

Ilustrasi emas batangan.

Ketika mengadopsi standar emas, banyak negara Eropa mengubah nama mata uang mereka. Misalnya dari Daler atau Gulden menjadi Crown.

Hal itu dikarenakan secara tradisional nama sebelumnya dikaitkan dengan koin perak dan yang terakhir dengan emas koin.

Pada saat Perang Dunia I pecah, standar specie emas berakhir di Britania Raya dan seluruh Kerajaan Inggris.

Walaupun standar specie telah berakhir, hal itu tidak menandakan bahwa standar emas juga ikut berakhir.

Baca Juga: Foto 2 Bungkus Indomie Goreng dengan Bumbu Saus yang Beda Jadi Viral, Inilah Sosok Peracik Mi Instan Terenak di Dunia yang Jarang Tereskpos

Pada tahun 1925, British Gold Standard memperkenalkan standar emas batangan. Hal ini sekaligus mengakhiri periode standar specie emas yang berarti mengakhiri peredaran koin mata uang emas.

Menyikapi pemberlakuan standar emas batangan, John Maynard Keynes, menentang berlakunya kembali standar emas.

Baca Juga: Bagaikan Bumi dan Langit, Krisdayanti Nyaman Tinggal di Rumah Seharga Rp 10 Miliar, Kehidupan Mantan Istri Raul Lemos Jauh dari Kesan Glamor: Ada Kursi Kondangan di Ruang Makannya

Ia berpendapat bahwa pemberlakuan kembali standar emas berbahaya karena rawan deflasi.

Hal ini benar adanya karena banyak negara lain yang mengikuti Inggris yang kembali memberlakukan standar emas mengalami periode stabilitas relatif tetapi juga deflasi.

Keadaan itu berlangsung sampai pada periode Depresi Hebat tahun 1929 hingga 1939 sehingga memaksa negara-negara keluar dari standar emas.

Baca Juga: Masih Suka Belanja di Pasar Tradisional Jakarta? Hati-hati, Ada 51 Pedagang yang Terbukti Positif Corona, Inilah Daftarnya

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest