Fotokita.net-Keinginan pandemi Covid-19 segera berakhir tampaknya jadi banyak impian warga kita. Hasrat untuk menjalani kehidupan normal sebagaimana biasanya seperti sudah tak tertahankan.
Itu sebabnya, di tengah upaya pencegahan penyebaran virus corona yang belum memasuki masa puncak pandemi, sejumlah orang mengamati tanda-tanda alam yang dianggap jadi simbol akhir dari wabah ini.
Tak heran, apabila muncul sebuah video yang belakangan menjadiviral mengenai sebuah bintang bernama Turaya.
Kehadiran bintang berwarna kemerahan di pagi hari ini kemudian dianggap sebagai pertanda akan segera berakhirnya pandemi corona.
Video yang awalnya diunggah ke Twitter itu lalu disebar di berbagai media sosial, termasuk akun Instagram @nenk_update yang diikuti dengan narasi sebagai berikut:
"Subhanallah... Bintang TURAYA di pagi hari... benar yang di katakan Rosululah... akan habis Wabah Covid-19. apa bila ada Bintang di pagi hari. Itulah Bintang Turaya... Alhamdulillah. habis sudah sak wasanga manusia dengan adanya BUKTI. Bintang itu disaksikan byk orang".
Namun, benarkah cahaya kecil yang tertangkap lensa kamera masyarakat itu adalah bintang Turaya atau Tsuraya?
Marufin Sudibyo, astronom amatir, bilang, cahaya kecil yang beredar di foto dan video itu bukanlah bintang Turaya.
"Bukan (bintang Turaya). Kemungkinan besar itu Mars, kalau benar difoto pada saat pagi hari sebelum matahari terbit," katanya kepada Kompas.com, Kamis (29/4).

Bulan purnama terang memerah dan besar saat fajar jelang terjadi gerhana bulan dan fenomena Supermoon terlihat diatas langit Kota Lhokseumawe, Aceh, Senin (21/1/2019). Menurut Astronom Indonesia, fenomena supermoon atau Super Blood Wolf Moon (posisi perigee atau jarak terdekat bulan terhadap bumi) disertai dengan bulan purnama akan menyapa bumi pada Senin (21/1/2019) malam dapat disaksikan di langit Indonesia mulai matahari terbenam hingga sebelum fajar. ANTARA FOTO/Rahmad/hp.
Dia menjelaskan, bintang Turaya yang netizen maksud mungkin adalah bintang Tsuraya atau ats-Tsuaya yang merupakan nomenklatur Arab untuk Pleiades.
"Secara astronomis ia (bintang Tsuraya) dikenal sebagai Pleiades atau Messier 45 (M45)," jelasnya.
Saat ini, Marufin mengatakan, Pleiades masih berada di langit Barat, tepatnya di bawah Venus. Karena itu, secara teknis Pleiades akan bisa orang lihat setelah matahari terbenam.
Meski, kedudukannya yang sangat rendah akan membuat orang sulit mengamati secara langsung bintang Tsuraya.

Cahaya yang terlihat pada pagi hari dalam video yang viral.
"Pleiades akan berada di langit Timur mulai pertengahan Juni mendatang, tatkala terbit lebih dulu ketimbang matahari," ujar Marufin.
5 fakta bintang Tsuraya
1. Bukan bintang tunggal
Bintang Tsuraya bukanlah bintang tunggal, melainkan sebuah gugus bintang terbuka yang beranggotakan sekitar 1.000 bintang yang saling terikat secara gravitasional. Namun, hanya sekitar 14 saja yang bisa kita saksikan dengan mata telanjang.
2. Bintang muda
Mayoritas bintang dalam gugus ini merupakan bintang muda atau bintang biru, dengan temperatur permukaan rata-rata jauh lebih panas ketimbang matahari.
3. Berjarak 440 tahun cahaya
Bintang Tsuraya merupakan bintang yang jarak rata-ratanya adalah 440 tahun cahaya dari Bumi.

Anies Baswedan ditanya soal 115 orang yang dipantau karena virus corona.
4. Bintang Tujuh Dara
Bintang Tsuraya dikenal juga sebagai Seven Virgin atau Tujuh Dara.
Sebab, secara kasat mata terdiri atas tujuh bintang yang saling berkumpul menjadi satu, tepat di sisi Barat rasi bintang Taurus.
"Al-Qurán menyebut bintang ini dalam satu suratnya yaitu surat an-Najm," kata Marufin.

Mengenal Bintang Tsuraya yang Buat Heboh Warga Indonesia, Pertanda Corona Segera Berakhir?
5. Dikaitkan dengan banyak kisah daerah
Bintang Tsuraya banyak dikaitkan dengan legenda-legenda manusia. Di Jawa, misalnya, bintang ini dikaitkan dengan legenda Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari yang turun dari langit.
Marufin juga menyebutkan, bintang Tsuraya membentuk salah satu entitas budaya Jawa melalui tari Bedhaya Ketawang yang melambangkan tujuh bintang, serta berguna pula bagi dunia pertanian sebagai penanda masa Kapitu.
Sementara masyarakat Jepang menyebut bintang ini dengan Subaru dan menjadi perlambang dalam banyak hal
Belum diketahui pasti mengenai penampakan bintang itu. Secara keilmuan, adakah bintang Turaya atau Tsurayya?
Peneliti Pusat Sains AntariksaLembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Bandung, Dr Emannuel Sungging Mumpuni, mengatakan, istilah Turaya/Tsuraya berasal dari hikayat lokal.
Adapun dalam ilmu antariksa, bintang yang dimaksud adalah Pleiades.
"Nama bintang tersebut berasal dari hikayat lokal ya. Kalau yang dimaksud itu, sebagai Pleiades. Sepanjang tahun siklus (Pleiades)di langit selalu bisa ditentukan," kata Sungging saat dihubungi, Sabtu (2/5/2020) pagi.
Ia menyebutkan, waktu munculnya bintang Pleiadesitu adalah pada saat-saat ini.
"Pleiades itu diasosiasikan dengan musim dingin bagi masyarakat barat di utara, karena akan mudah diamati pada November-Desember di malam hari dan jelang musim semi mulai terbit di pagi hari. Bagi masyarakat kita mungkin diasosiasikan dengan akhir musim penghujan," jelas dia.
Namun, Sungging tidak bisa memastikan apakah bintang yang direkam netizen itu merupakan Pleiades atau bukan.
Alasannya, belum diketahui secara pasti waktu pengambilan video dan arah keberadaan bintang tersebut.
"Kemarin kapan, jam berapa, di arah mana, barangkali itu obyek lain. Jadi perlu kami telusuri. KalauPleiades memang saat-saat ini terbit saat pagi hari," ujar Sungging.
Ia menekankan, pihaknya tak bisa berkomentar soal keyakinan masyarakat atas makna di balik munculnya bintang itu.
"Tapi, kami di Lapan tidak mengaitkan fenomena tersebut dengan wabah, karena Pleiades itu fenomena yang selalu ada di langit sejak dahulu kala. Sedangkan wabah terjadi baru di masa sekarang," kata Sungging.
Ia mengatakan, hingga saat ini Lapan belum memiliki riset khusus soal Pleiades. Akan tetapi, pada sebuah unggahan di akun Twitter Lapan, ada gambar yang bisa menunjukkan seperti apa Pleiades itu.
Foto tersebut merupakan Gugus TerbukaPleiades(M45) yang diamati dari Gunung Timau, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Sungging menyebutkan, bintang ini sangat mudah disaksikan dengan mata telanjang, bahkan lanskap yang ditampilkan bagus untuk dijadikan obyek fotografi.
(Ellyvon Pranita)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Bintang Turaya Pertanda Corona Akan Berakhir, Ini Penjelasan Ahli".