Ingatkan Puluhan Jamaah yang Ingin Bikin Kegiatan di Masjid, Warga Depok Ini Malah Jadi Bulan-bulanan: Aku Tak Mau Mati!

Menurut Popi, para panitia perayaan itu selalu punya kartu truf jawaban setiap kali diminta membatalkan perayaan Maulid Nabi. Jawaban itu selalu berhasil membungkam Popi dan rekan untuk sesaat.

“Sebelum mau acara, sudah diingatkan oleh adik saya yang perawat,” ujar Popi. “Kalian jadi acara besok?” tanya B seperti ditirukan Popi, kepada panitia. “Jadi,” kata Popi menirukan jawaban salah seorang panitia.

Baca Juga: Jumlah Kasus Positif Covid-19 Lebih Tinggi Dibandingkan Indonesia, Negara Ini Justru Dinilai Paling Aman dari Serangan Virus Corona: Angka Kematianmya Sangat Kecil!

“Kan tidak boleh?” sergah B pada mereka. “Sudah ada izin polisi,” ujar Popi meniru tanggapan mereka waktu itu. Itu dia kartu trufnya: klaim mengantongi izin polisi.

Tak ayal, hal ini membuat Popi bingung. Menurut dia, tak mungkin polisi memberikan izin untuk acara yang mengundang kerumunan seperti itu.

Insiden dicopotnya Kapolsek Kembangan, Kompol Fahrul Sudiana beberapa waktu lalu akibat menggelar resepsi pernikahan jadi acuan Popi.

Wartakotalive.com

Pengendara motor dicek petugas gabungan persiapan pemberlakuan PSBB di kota Depok, (14/4/20)

Lantas, apakah Popi mengadukan masalah ini ke aparat RT atau RW? “Justru, ini mantan-mantan (pejabat) RT di sini (panitia), (entah) apa dia masih menjabat, saya baru 2 tahun di sini. Sepertinya, setahu saya, mereka menjabat sebagai RT. Terus, masih ada salah satu panitia yang disebut ‘Bu RW’,” jelas Popi.

“Pelakunya justru itu, kan aneh. Bagaimana bisa lapor, orang istrinya juga pelakunya. Mau lapor sama siapa? Berarti sudah izin (kepada RW) kan, orang yang disebut ‘Bu RW’ yang mengoordinir acara itu,” tambah dia.

Baca Juga: Berbagai Wilayah Indonesia Jalankan PSBB dengan Tertib, Sementara Negara Ini Malah Jadi Makin Kacau Setelah 'Lockdown' Diperpanjang

Sabtu (11/4/2020), Popi masih berharap perayaan Maulid Nabi di masjid pada hari Minggu urung terselenggara. Mungkin saja mereka berubah pikiran, gumamnya.

Namun, harapan itu rupanya bak mimpi di siang bolong. Hari yang dinanti para panitia tiba. Minggu (12/4/2020), mulai ada keramaian di masjid, kata Popi, sekitar pukul 08.00.