Tentunya foto hasil karya Totok dan drone ini adalah foto asli. Di foto Totok dipastikan tidak ada rekayasa terkait apa yang ada di dalam foto, kecuali pencahayaan (kontras, level). Lalu, apa yang membuat perbedaan kedua foto itu? Jawaban yang paling masuk akal adalah perbedaan panjang fokal lensa yang dipakai untuk memotret.
Karakter lensa tele dengan panjang fokal 200 mm membuat benda-benda yang difoto tampak berdekatan. Dengan lensa tele, fotografer dapat memotret dan menghasilkan kesan padat pada foto yang dihasilkan.
Dalam kasus foto jalan tol layang, gelombang tampak besar dan curam, sedangkan lensa lebar dengan panjang fokal 28-48 mm akan menghasilkan foto dengan obyek yang terlihat saling berjauhan. Dengan lensa ini, gelombang jalan tol terlihat landai dan panjang.
Sebelum heboh foto gelombang jembatan ini, pada 2016, di Malang, Jawa Timur, juga pernah heboh foto Jembatan Soekarno-Hatta yang terlihat melengkung. Foto ini membuat banyak orang enggan melintas karena takut jembatan akan roboh. Ternyata itu hanya efek mode panorama saja. Dan sesungguhnya jembatan tersebut baik-baik saja.
Kembali ke soal tol layang, pemilihan lensa untuk memotret jalan tol itu tentunya menghasilkan foto dengan kesan berbeda. Mana yang lebih mendekati kenyataan? Saran saya, jika ingin membuktikan seberapa besar gelombang itu,monggo melaju di atasnya saat liburan nanti. Mumpung liburan natal dan tahun baru sudah dekat…. (Wisnu Widiantoro/Kompas.ID)