"Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang, baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak," ucap dia.
Angin kencang disertai hujan es terjadi di Kota Serang, Banten, pada Rabu (13/11/2019) siang. Akibatnya, sejumlah pohon tumbang dan bangunan rusak. Butiran es sebesar kerikil sempat dilaporkan turun di sejumlah wilayah di Kota Serang, seperti Cipocok Jaya dan Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B).

Ilustrasi hujan es
Sebuah video mengenai fenomena hujan es di beberapa wilayah di Kota Depok, Jawa Barat, viral di media sosial, Selasa (23/10/2018).
Menanggapi hal tersebut, Kepala Sub-Bidang Informasi Meteorologi BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, hujan es yang terjadi di Depok merupakan fenomena cuaca yang biasa terjadi di berbagai wilayah.
“Ya benar, ada hujan lebat dan es disertai kilat atau petir dan angin kencang, banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya," kata Hary, melalui pesan tertulis, Selasa (23/10/2018).
Hary mengatakan, hujan es seperti di Depok ini biasanya berlangsung cepat sekitar 10 menit dan selanjutnya diikuti hujan seperti biasa.

Ilustrasi hujan es
Hary menuturkan, ada sejumlah indikasi yang menandakan akan terjadi hujan es. Pertama, sehari sebelumnya udara pada malam hingga esok paginya terasa panas.
Tanda lainnya, sekitar pukul 10.00 WIB, akan nampak tumpukkan awan putih.
Awan putih tersebut akan berubah secara cepat menjadi awan abu-abu atau hitam yang dikenal sebagai awan Cb atau cumulonimbus.