"Pepohonan itu juga berdampak, di sekitar tempat berdiri akan ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat. Juga akan terasa sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri," tutur Hary.
Untuk karakter hujannya, menurut Hary, yang pertama kali turun adalah hujan deras yang berlangsung secara tiba-tiba.
Namun, jika hujan yang turun hanya gerimis, maka peristiwa hujan es bersama angin kencang diperkirakan tidak terjadi di tempat tersebut.

Ilustrasi hujan es
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) menyebut, hujan es terjadi lantaran adanya luruhan awan kumulonimbus yang meningkat signifikan.
"Peluruhan awan atau punah sangat singkat, sehingga mengakibatkan angin kencang dan hujan es," kata Prakirawan BMKG Serang, Trian, kepada Kompas.com, saat dihubungi, Kamis (14/11/2019).
Menurutnya, hujan es dan angin kencang akan normal terjadi pada saat peralihan musim atau pancaroba. Di wilayah Serang dan Banten Utara saat ini, kata Trian, tengah memasuki peralihan musim dari kemarau ke musim hujan hingga awal Desember 2019.
Peralihan musim akan ditandai dengan munculnya hujan disertai angin kencang hingga butiran es.
Suhu udara juga akan berubah menjadi ekstrem, yakni lebih panas.
"Saat musim peralihan, sering terjadi fenomena wajar seperti angin kencang, hujan es, puting beliung, gelombang tinggi dan suhu ekstrem," kata dia.