Follow Us

Sembari Ucapkan Nama Sang Pencipta, Tubuh Anggota Kopassus Itu Diberondong Tembakan Musuh dengan Membabi Buta. Kini Namanya Terpatri di Tempat Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 05 November 2019 | 16:00
Kopassus
Tribun Jambi

Kopassus

Fotokita.net - Banyak kisah-kisah para anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang rela mengorbankan nyawa di medan perang demi kehormatan negara Indonesia dan Kesatuannya.

Salah satu kisah heroik prajurit Kopassus pernah terjadi di medan perang Timor Timur sekarang Timor Leste.

Dalam dunia militer Indonesia, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sudah tidak asing lagi.

Mereka yang memakai baret merah ini memiliki kemampuan khusus berkat latihan super berat yang mereka jalani.

Baca Juga: Sewaktu Jabat Danjen Kopassus Berani Bikin Terobosan yang Langgar Aturan, Kini Kiprah Prabowo Sebagai Menteri Pertahanan Jadi Pertanyaan

Pasukan elit TNI Angkatan Darat ini menjadi diandalkan untuk menangani berbagai pertempuran yang ada di Tanah Air.

Hampir semua operasi militer di Indonesia selalu melibatkan Kopassus.

Untuk itu tidak semua prajurit TNI AD mampu masuk ke kesatuan khusus ini.

Kisah Pratu Suparlan hadapi ratusan musuh sendirian
Surabaya Tribunnews

Kisah Pratu Suparlan hadapi ratusan musuh sendirian

Saat itu tanggal 9 Januari 1983, satu unit gabungan tentara Nanggala-LII yang berisikan para prajurit Kopassus pimpinan Letnan Poniman Dasuki melakukan patroli di suatu wilayah Timor Timur.

Tepatnya wilayah itu adalah di KV 34-34/Komplek Liasidi yang merupakan daerah rawan musuh di pedalaman hutan bumi Lorosae.

Maklum saja tempat tersebut merupakan sarang Fretilin si 'Krebo Hutan', mereka adalah pemberontak yang kemerdekaan Timor Timur atas Indonesia.

Baca Juga: Dengan Wajah Seram, Jenderal TNI yang Pernah Jadi Kesayangan Soeharto Ini Banting Baret Merah Kopassus di Depan Komandannya. Apa Penyebabnya Dia Begitu Murka?

Ketika unit kecil patroli pimpinan Letnan Poniman Dasuki memasuki area tersebut, mereka dicegat oleh sekitar 300 ratusan orang Fretilin disana.

Para Fretilin itu bersenjatakan lengkap dengan senapan serbu, mortar dan pelontar granat.

Terjadilah pertempuran sengit ketika dua lawan itu bertemu.

Prajurit baret merah Kopassus
Istimewa via TribunBatam.id

Prajurit baret merah Kopassus

Tembak-menembak seru terjadi antara 300 Fretilin melawan unit kecil Kopassus pimpinan Letnan Poniman.

Posisi para prajurit Kopassus sedang tidak beruntung.

Di bawah hujan deras tembakan musuh, mereka terjepit karena di belakang jurang menganga.

Baca Juga: Mulai Nikmati Keuntungan Sebagai Menteri Pertahanan, Akhirnya Prabowo Diperbolehkan Datang ke Negara Ini. Kenapa Sempat Dilarang Masuk ke Sana?

Kopda Anumerta Suparlan
via Sosok.ID

Kopda Anumerta Suparlan

Bahkan satu persatu anggota Kopassus harus gugur diterjang timah panas Fretilin.

Melihat jika hanya bertahan saja mereka bisa dibantai oleh Fretilin maka Letnan Poniman memerintahkan mundur.

Satu-satunya cara agar lolos ialah berlari menuju sebuah celah bukit di sekitar area pertempuran.

Namun peluang para prajurit Kopassus itu sangatlah kecil untuk lolos dengan berlari menuju bukit tersebut.

Hingga seorang prajurit berpangkat Prajurit Satu (Pratu) Suparlan mengajukan diri untuk menahan serangan Fretilin sendirian dan membiarkan teman-temannya untuk meloloskan diri.

Lantas Pratu Suparlan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur, ia langsung maju sendirian menerjang 300 orang milisi Fretilin.

Baca Juga: Dicopot dari Pangkostrad Karena Kerahkan Pasukan ke Istana Presiden, Apakah Prabowo Akan Ambil Keuntungan Ini Sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Baru Jokowi?

Fretilin pun tanpa ampun langsung menjadikan Pratu Suparlan sebagai sasaran utama, ia diterjang entah berapa peluru yang bersarang ditubuhnya.

Tembakan Fretilin itu dibalasnya dengan tembakan senapan mesin yang ia bawa hingga Pratu Suparlan sudah tak sanggup lagi berdiri karena luka-lukannya.

Belum selesai sampai disitu, mengetahui Pratu Suparlan sudah hampir tewas, puluhan Fretilin mengerumuninya dan memberikan tembakan di lehernya.

Baca Juga: Waktu Jabat Pangkostrad Ketahuan Kerahkan Pasukan ke Istana Merdeka, Apa yang Akan Dilakukan Prabowo Sebagai Menteri Pertahanan yang Punya Keuntungan Seperti Ini?

Namun sebelum ajal menjemput dengan sisa-sisa tenaga Pratu Suparlan mengambil granat dari kantongnya, menarik pin dan meloncat di kumpulan milisi Fretilin.

"Allahu Akbar..." Pratu Suparlan berteriak untuk terakhir kalinya lantas ledakan keras terdengar dari granat tadi, pratu Suparlan gugur bersama para milisi Fretilin yang 'ikut diajak mati' oleh aksi nekat Pratu Suparlan.

Menjadi anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD menjadi kebanggaan bagi setiap prajurit TNI AD
Tribun Jambi

Menjadi anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD menjadi kebanggaan bagi setiap prajurit TNI AD

Pasukan bantuan segera tiba bersama sisa anggota Kopassus yang berlindung di celah bukit tadi mereka menyerbu para milisi Fretilin.

Para milis berhamburan ketika diserbu oleh TNI, mereka lari kalang kabut.

Pada malam hari setelah pertempuran selesai jumlah korban di pihak Kopassus mencapai 7 orang termasuk pratu Suparlan yang jenazahnya ditemukan dalam keadaan tak utuh.

Sedangkan pihak Fretilin jatuh korban sebanyak 83 orang dan sisanya ada yang ditangkap hidup-hidup.

Baca Juga: Diketahui Pernah Bentak BJ Habibie Gara-gara Persoalan Ini, Kiprah Prabowo Sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Jokowi Bikin Penasaran

Berkat keberaniannya Pratu Suparlan dinaikkan pangkatnya menjadi Kopda (Anumerta) dan tanda jasa Bintang Sakti.

Pasukan Kopassus
Reuters/Beawiharta via Surya.co.id

Pasukan Kopassus

Nama Pratu Suparlan juga diabadikan sebagai nama Lapangan Udara Perintis di Pusdikpassus Batujajar Bandung.

Dengan semboyan 'Berani, Benar, Berhasil' Kopassus tidak mau jemawa dengan semua prestasi yang didapat melainkan semua itu demi jayanya negara Indonesia.

'Kami Bukannya Hebat Tapi Terlatih.' (Seto Ajinugroho)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Bak Film Rambo, Prajurit Kopassus Ini Nekat Hadapi Puluhan Musuh Hingga Lawan Lari Terbirit-birit

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest