Follow Us

Sembari Ucapkan Nama Sang Pencipta, Tubuh Anggota Kopassus Itu Diberondong Tembakan Musuh dengan Membabi Buta. Kini Namanya Terpatri di Tempat Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 05 November 2019 | 16:00
Kopassus
Tribun Jambi

Kopassus

Melihat jika hanya bertahan saja mereka bisa dibantai oleh Fretilin maka Letnan Poniman memerintahkan mundur.

Satu-satunya cara agar lolos ialah berlari menuju sebuah celah bukit di sekitar area pertempuran.

Namun peluang para prajurit Kopassus itu sangatlah kecil untuk lolos dengan berlari menuju bukit tersebut.

Hingga seorang prajurit berpangkat Prajurit Satu (Pratu) Suparlan mengajukan diri untuk menahan serangan Fretilin sendirian dan membiarkan teman-temannya untuk meloloskan diri.

Lantas Pratu Suparlan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur, ia langsung maju sendirian menerjang 300 orang milisi Fretilin.

Baca Juga: Dicopot dari Pangkostrad Karena Kerahkan Pasukan ke Istana Presiden, Apakah Prabowo Akan Ambil Keuntungan Ini Sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Baru Jokowi?

Fretilin pun tanpa ampun langsung menjadikan Pratu Suparlan sebagai sasaran utama, ia diterjang entah berapa peluru yang bersarang ditubuhnya.

Tembakan Fretilin itu dibalasnya dengan tembakan senapan mesin yang ia bawa hingga Pratu Suparlan sudah tak sanggup lagi berdiri karena luka-lukannya.

Belum selesai sampai disitu, mengetahui Pratu Suparlan sudah hampir tewas, puluhan Fretilin mengerumuninya dan memberikan tembakan di lehernya.

Baca Juga: Waktu Jabat Pangkostrad Ketahuan Kerahkan Pasukan ke Istana Merdeka, Apa yang Akan Dilakukan Prabowo Sebagai Menteri Pertahanan yang Punya Keuntungan Seperti Ini?

Namun sebelum ajal menjemput dengan sisa-sisa tenaga Pratu Suparlan mengambil granat dari kantongnya, menarik pin dan meloncat di kumpulan milisi Fretilin.

"Allahu Akbar..." Pratu Suparlan berteriak untuk terakhir kalinya lantas ledakan keras terdengar dari granat tadi, pratu Suparlan gugur bersama para milisi Fretilin yang 'ikut diajak mati' oleh aksi nekat Pratu Suparlan.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest