Sementara sebanyak tiga perempat korban adalah laki-laki, meski studi lain menunjukan bahwa lebih banyak wanita yang gemar melakukan selfie.
"Kematian akibat selfie telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang besar," jelas ketua penelitian, Agam Bansa, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Science Alert, Jumat (5/10/2018).
Berswafoto memang mudah. Namun menurut Bansal, kebanyakan kasus diakibatkan kurangnya kewaspadaan orang-orang yang seringkali nekad mengambil gambar yang sempurna tanpa memperhitungkan risiko kehilangan nyawa.
"Jika Anda sekadar berdiri, mengambil foto dengan selebriti atau sesuatu, tentu tidak berbahaya. Tapi jika selfie dilakukan dengan tindakan berisiko, itulah yang menyebabkan selfie menjadi berbahaya," jelas Bansal.
Baca Juga: Ternyata Begini Penampakan Foto dari Hape Berkamera Selfie Pertama di Dunia!
Bansal menyayangkan banyak orang berambisi mengidamkan jepretan selfie yang sempurna demi meraup likes (suka) di platform media sosial.
"Saya pikir itu tidak sebanding dengan harga nyawa," imbuhnya. Bansal memprediksi bahwa masih banyak kasus kematian akibat selfie yang tidak terdokumentasi karena tidak dilaporkan.
Ia mengatakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan jumlah kasus ini kedepannya adalah dengan memasang larangan selfie di area-area tertentu seperti badan air, puncak gunung dan puncak gedung pencakar langit. (SUMBER: KOMPAS.com/Tri Purna Jaya, Wahyunanda Kusuma Pertiwi)