Follow Us

Dulu Saat Tumpas OPM Papua Diduga Punya Agenda Terselubung, Akankah Prabowo Simpan Misi Lain dalam Kabinet Indonesia Maju?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 26 Oktober 2019 | 19:48
Prabowo Subianto saat Menjabat Sebagai Danjen Kopassus
Tribunnews

Prabowo Subianto saat Menjabat Sebagai Danjen Kopassus

Fotokita.net - Nama Prabowo Subianto memang sedang menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Maklum, keputusan Presiden Joko Widodo yang menunjuk Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju menjadi penyebabnya.

Dalam pemilihan presiden 2019, Jokowi dan Prabowo berada di dua kubu yang berseberangan. Intensitas politik yang tinggi membuat kedua relawan masing-masing bertarung sengit.

Baca Juga: Sewaktu Jabat Danjen Kopassus Berani Bikin Terobosan yang Langgar Aturan, Kini Kiprah Prabowo Sebagai Menteri Pertahanan Jadi Pertanyaan

Ketua Umum Kelompok Relawan Jokowi Mania Immanuel Ebenezer meminta Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak mengkhianati Presiden Joko Widodo setelah ditunjuk menjadi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

"Harapan kita jangan dikhianati Presiden ini," ujar Immanuel saat dihubungi, Selasa (22/10/2019).

Prabowo Subianto saat menghadiri peringatan HUT ke 67 Kopassus di markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019).
KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO

Prabowo Subianto saat menghadiri peringatan HUT ke 67 Kopassus di markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019).

Menurut Immanuel, peluang Jokowi dikhianati tetap ada. Relawan Jokowi Mania telah mengingatkan Jokowi soal kemungkinan itu saat bertemu pada Minggu (20/10/2019) malam.

"Kita tidak menutup hal-hal gitu, tapi memang kita sudah ingatkan kepada Presiden ketika diskusi. 'Pak Presiden, kita khawatir.' (Kata Jokowi), 'Enggak mas.' Ya sudah, yang jelas Presiden sudah mengatakan, 'Jangan khawatir, saya bukan tipikal pemimpin yang takut'," kata Immanuel.

Baca Juga: Waktu Pilpres 2019 Saling Lontarkan Kata Nyinyir, Kini Prabowo Harus Kerja Sama dengan Lawan Politiknya. Momen Pelukan Mereka Saat Pelantikan Jadi Sorotan

Immanuel mengatakan relawan menerima keputusan tersebut. Namun, Relawan Jokowi Mania meminta Jokowi tetap berhati-hati.

"Pertimbangannya matang sekali. Akhirnya ketika dijelaskan kepada kita, ya kita terima. Kita tetap bersama Jokowi," ucapnya.

Prabowo Subinto - Presiden Joko Widodo
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO

Prabowo Subinto - Presiden Joko Widodo

Seperti dikutip dari tulisan karya Martin Sitompul yang ditayangkan melalui situs web Historia (tulisan asli ada di tautan ini), Prabowo ditengarai memiliki agenda terselubung dalam operasi pembebasan sandera dari kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Brigadir Jenderal Prabowo Subianto adalah sosok penting di balik susksesnya operasi pembebasan sandera di Mapenduma, Papua. Pada 9 Mei 1996, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang dipimpin Prabowo menggelar operasi menyelamatkan sebelas sandera Tim Ekspedisi Lorentz ’95. Selama 130 hari sejak 8 Januari 1996, kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyandera mereka. OPM cari perkara karena ingin menuntut kemerdekaan dari Indonesia.

Baca Juga: Dulu Berada di 2 Kubu yang Saling Serang, Momen Rangkulan Akrab Menhan Prabowo Kepada Wakilnya di Kabinet Indonesia Maju Jadi Sorotan

Kopassus turun tangan memburu OPM ke Mapenduma. Operasi berlangsung selama lima hari. Dalam kontak senjata, delapan orang anggota OPM ditembak mati sedangkan dua orang ditangkap hidup-hidup.

Sementara di pihak sandera, sembilan orang berhasil diselamatkan namun dua sandera terbunuh. Dalam keterangannya kepada pers, Prabowo mengatakan tiada korban dari prajuritnya.

“Prajurit yang korban tidak ada. Dalam tahap ini tidak ada. (Luka-luka tidak ada),” sebut Prabowo.

Didaulat Jadi Menhan, Ini Dia Operasi Tempur Fenomenal Prabowo Subianto Pimpin Tim Nanggala 28 Buru Pentolan Timor Timur
FB Prabowo Subianto

Didaulat Jadi Menhan, Ini Dia Operasi Tempur Fenomenal Prabowo Subianto Pimpin Tim Nanggala 28 Buru Pentolan Timor Timur

Pasca suksesnya operasi, reputasi Kopassus semakin diperhitungkan. Nama Prabowo pun dielu-elukan. Pujian bahkan datang dari Sekjen PBB Boutros Boutros Ghali maupun negara-negara asing.

Namun ada yang belum terang di balik operasi itu. Letnan Jenderal Kepala Staf Umum ABRI saat itu, Soeyono setidaknya menangkap keganjilan.

Hal ini berkaitan dengan sikap mbalelo Komandan Jenderal (Danjen) Koppassus, yang tak lain Prabowo Subianto jelang operasi pembebasan.

Baca Juga: Dulu Benci Setengah Mati, Sekarang Begini Perasaan Ketua Umum Relawan Projo yang Akan Kerja Sama dengan Prabowo di Kabinet Jokowi

Soeyono dalam biografinya menuturkan, dalam suatu rapat pembahasan rencana operasi, Prabowo hanya mengirim wakilnya, Kolonel Idris Gasing. Soeyono meminta Kolonel Idris untuk memberikan gambaran konsep pengerahan pasukan apabila nanti diperlukan.

Entah kenapa, Idris menjawab bahwa ia tidak diperkenankan oleh komandannya (Prabowo) untuk memaparkan garis besar rencana operasi pembebasan sandera. Barangkali karena rencana operasi tergolong rahasia.

Prabowo Subianto dan prajurit Kopassus
IST via Tribunnews

Prabowo Subianto dan prajurit Kopassus

“Aneh, padahal saya yang mempunyai kewenangan memberikan warning order,” kata Soeyono sebagaimana terkisah dalam biografinya Soeyono: Bukan Puntung Rokok yang disusun Benny Butar-butar.

Soeyono merasakan keanehan. Menurutnya, penolakan Prabowo yang secara hirarki masih bawahannya adalah bentuk pembangkangan. Soeyono menduga Prabowo punya agenda tersendiri. Operasi pembebasan sandera semacam ini tentu dapat menjadi ajang pembuktian diri bagi Prabowo sebagai komandan pasukan elite Indonesia.

Kecurigaan Soeyono bisa ditelusuri bila menelaah intruksi Panglima ABRI, Jenderal Feisal Tanjung. Sebelumnya, Feisal Tanjung sudah memerintahkan agar penanganan operasi pembebasan sandera diserahkan kepada perwira menengah berpangkat kolonel. Tidak perlu perwira tinggi selevel Danjen.

Baca Juga: Hadiri Rapat Kabinet Perdana dengan Kendaraan Pribadi, Rupanya Plat Nomor Mobil Menhan Prabowo Mengandung Sandi Rahasia Ini

Keputusan Feisal Tanjung membuat Prabowo jengkel karena terancam gagal memimpin operasi yang bergengsi ini. Namun dalam amatan Soeyono, Prabowo tak semestinya memerintahkan bawahannya menolak membeberkan konsep operasi kepada Mabes ABRI. Soeyono sendiri langsung melaporkan penyimpangan prosedur yang terjadi kepada Jenderal Feisal Tanjung.

Prabowo Subianto dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
via TribunJambi

Prabowo Subianto dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus)

Misi terselubung di balik Operasi Mapenduma juga ditengarai aktivis HAM Papua, Decky Natalis Pigay. Dalam Evolusi Nasionalisme dan Sejarah Konflik di Papua, Decki menyebutkan bahwa saat itu, citra ABRI khususnya Kopassus tercoreng di mata internasional. Setahun sebelum Operasi Mapenduma, Kopassus terlibat dalam aksi kekerasan di Timika.

“Upaya pembebasan ini menjadi misteri,” tulis Natalis Pigay. “Di mata luar negeri nama besar Kopassus kian surut, keinginan Prabowo (dalam Operasi Mapenduma -red) untuk mengembalikan derajat ABRI sesudah namanya terpuruk saat tahun sebelumnya diduga terlibat penculikan dan pembunuhan di Timika yang terkenal dengan ‘Peristiwa Timika’ (pelanggaran HAM oleh ABRI).” (Kompas.com/Historia.id)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest