Follow Us

Biarpun Kesulitan Akses Air Bersih, Perempuan Paro Baya Ini Tetap Ngotot Pertahankan Rumah Warisan Leluhur yang Dikelilingi Tower Apartemen Mewah

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 21 September 2019 | 09:54
Rumah Lies (64) berada di tengah gedung Apartemen Thamrin Exclusive Residence. Sejak 2012, dia menolak tawaran pengembang yang ingin membeli rumahnya.
KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA

Rumah Lies (64) berada di tengah gedung Apartemen Thamrin Exclusive Residence. Sejak 2012, dia menolak tawaran pengembang yang ingin membeli rumahnya.

Fotokita.net - Sudah tujuh tahun lamanya dia harus berjuang bertahan hidup di tengah keterbatasan fasilitas yang ada. Pemilik rumah tua ini sadar akan kesulitan yang tengah dia hingga saat ini.

Pemilik rumah tua itu seorang perempuan bernama Lies. Usianya, 64 tahun. Perempuan ini sengaja mempertahankan rumah tua itu di antara kepungan bangunan tinggi apartemen mewah di pusat kota Jakarta.

Pengelola Apartemen Thamrin Exclusive Residence mungkin sudah kehabisan akal untuk meminta Lies menerima tawaran uang senilai miliaran rupiah agar bersedia pindah. Tapi, Lies tetap keras kepala.

Akibatnya, Lies merasakan betul sulitnya mempertahankan rumah tuanya yang masih berdiri di tengah komplek Apartemen Thamrin Exclusive Residence. Meski tinggal di satu komplek yang sama, namun akses kebutuhan sehari-hari Lies sangat sulit didapatkan.

Baca Juga: Tolak Uang Miliaran Rupiah, Pemilik Rumah Tua Ini Bicara Warisan Leluhur yang Tak Tergantikan. Padahal, Posisinya Sudah Terjepit Bangunan Apartemen Mewah!

Rumah Lies (64) berada di tengah gedung Apartemen Thamrin Exclusive Residence. Sejak 2012, dia menolak tawaran pengembang yang ingin membeli rumahnya.
KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA

Rumah Lies (64) berada di tengah gedung Apartemen Thamrin Exclusive Residence. Sejak 2012, dia menolak tawaran pengembang yang ingin membeli rumahnya.

Lies sadar keputusannya tak mau menyerahkan rumah itu kepada pihak pengembang akan berbuntut panjang. Salah satunya adalah akses air bersih.

Air yang dahulu ia bisa gunakan kapan saja, kini harus berbagi dengan apartemen yang penghuninya sampai ratusan.

“Malahan air itu kesedot semua sama apartemen ini, saya tidak kedapatan sama sekali air,” ucap Lies saat dijumpai, Jumat (20/9/2019).

Baca Juga: Tanpa Bekal Bahasa Indonesia, Bule Prancis Ini Nekat Tinggal di Kalimantan Buat Selamatkan Lingkungan. Kini Dia Jadi Salah Satu Korban Kabut Asap Karhutla

Rumah Ibu Lies (64) terkepung gedung Apartemen Thamrin Executive Residence, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Rumah dia masih berada di dalam kompleks apartemen itu karena menolak untuk digusur.
KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA

Rumah Ibu Lies (64) terkepung gedung Apartemen Thamrin Executive Residence, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Rumah dia masih berada di dalam kompleks apartemen itu karena menolak untuk digusur.

Bahkan, ia empat mengajukan pemohonan pemasangan air PDAM ke rumahnya. Namun, permintaannya itu ditolak mentah-mentah oleh pengelola.

“Saya sudah bilang, biarin saja PDAM masuk ke rumah saya, saya yang bayar pipanya, tukangnya. Berapa meter sini saya yang bayarin, maksudnya biar bagi ke saya juga airnya,” ujar Lies.

Karena kesulitan air itu, ia pun harus membeli 25 galon air bersih setiap harinya. Itu untuk kebutuhan Lies, suami, dan satu anaknya yang masih duduk di kelas 6 SD. Membawa banyak galon ke dalam rumahnya juga bukan perkara mudah.

Baca Juga: Gemar Bikin Sensasi Lewat Petualangan Cinta, Vicky Prasetyo Juga Pernah Gelar Acara Lamaran dengan Model Cantik di Hotel Nan Mewah. Foto-foto Interior Hotel Ini Jadi Saksinya

Rumah Lies (64) berada di tengah gedung Apartemen Thamrin Exclusive Residence. Sejak 2012, dia menolak tawaran pengembang yang ingin membeli rumahnya.
KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA

Rumah Lies (64) berada di tengah gedung Apartemen Thamrin Exclusive Residence. Sejak 2012, dia menolak tawaran pengembang yang ingin membeli rumahnya.

Meski dibantu sang suami membawa galon-galon itu, ia tetap mengeluhkan sakit setiap membawa galon itu. “Ini kan jalan masuk ke rumah saya lihat ya sempit terus licin, kadang suka kepleset saya gara-gara ngangkut air,” ucapnya.

Kesulitan Lies tak berhenti di situ. Ibu tiga anak ini bahkan pernah diminta bayar parkir untuk masuk ke kawasan apartemen. Padahal, dia hendak pulang ke rumahnya yang ada di sisi belakang apartemen.

“Pernah dimintai untuk Rp 500.000 mobil dan Rp 300.000 motor per bulannya. Saya tidak mau, akhirnya sekarang gratis. Enak saja mereka minta-minta ke saya, orang ini tanah juga tanah nenek moyang saya,” tukas Lies.

Baca Juga: Peringkat FIFA Jeblok, Pasukan Timnas Muda yang Punya Poin Sama dengan China Ini Bisa Jadi Pelipur Lara. Foto-foto Performa Mereka Bikin Kita Bangga!

Rumah Lies (64) berada di tengah gedung Apartemen Thamrin Exclusive Residence. Sejak 2012, dia menolak tawaran pengembang yang ingin membeli rumahnya.
KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA

Rumah Lies (64) berada di tengah gedung Apartemen Thamrin Exclusive Residence. Sejak 2012, dia menolak tawaran pengembang yang ingin membeli rumahnya.

Adapun rumah rumah sederhana milik Lies itu tampak berada di kawasan Apartemen Thamrin Executive Residence tepatnya di belakang apartemen. Sekeliling rumah Lies adalah tower apartemen.

Sekilas, rumah ini seperti tak terlalu tampak karena tertutup tembok rumah yang dihiasi tanaman. Sementara jika dilihat dari atas gedung apartemen, hanya tampak genting tua warna cokelat yang telah usang.

Di samping rumah itu, tampak pula tiga motor yang terparkir. Jika hendak ke rumah ini, harus melintasi jalan setapak yang menurun.

Baca Juga: Bisa Tinggal Enak di Negaranya yang Maju, Bule Prancis Ini Malah Pilih Matian-matian Selamatkan Satwa Liar Kalimantan. Dia Juga Sudah Berkali-kali Jadi Korban Kabut Asap Karhutla. Mengapa Enggak Kapok?

Lies bercerita rumahnya bahkan sempat ingin ditembok sekelilingnya oleh pihak pengembang agar benar-benar tidak terlihat. Namun, rencana itu tak terlaksana.

Lies tahu kehidupannya tak mudah jika harus tinggal berdempetan dengan apartemen. Namun, dia akan tetap bertahan. Memori indah yang tertanam sejak nenek moyang hingga generasi Lies adalah harta berharga baginya.

Dia menolak tawaran uang atau pun lainnya dari pihak apartemen untuk bisa meratakan rumahnya. Tujuh tahun berjuang, Lies tak akan mau angkat kaki dari rumah kesayangannya itu.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest