National Geographic Indonesia kembali menggelar program #KisahSahabatNatGeoIndonesia yang mengajak para pecinta fotografi dan pencinta alam untuk mengangkat kisah keanekaragaman hayati Nusantara. Pada edisi bulan September 2024, tema yang diangkat adalah “Keanekaragaman Hayati”, yang menjadi ajakan untuk merayakan keragaman makhluk hidup dan ekosistem yang membentuk harmoni kehidupan di alam semesta.
Keanekaragaman bagai simfoni kehidupan yang megah. Setiap spesies adalah pemain orkestra alam yang menakjubkan. Dari hutan lebat hingga lautan dalam, kekayaan ini menciptakan harmoni kehidupan yang saling bergantung, membentuk ragam ekosistem.
Indonesia memiliki mukjizat dari ribuan pulau dan ekosistem yang melimpah. Negeri ini panggung utama bagi keanekaragaman hayati yang luar biasa. Hutan hujan, terumbu karang, dan spesies endemik seperti komodo dan orangutan menambah keajaiban alam ini. Namun, ancaman seperti deforestasi dan perubahan iklim membayangi keindahannya, menuntut upaya pelestarian untuk menjaga simfoni kehidupan untuk tetap harmonis.
Melalui program ini, masyarakat diajak untuk mengunggah foto bertema “Keanekaragaman Hayati” di Instagram mulai 1 hingga 15 September 2024, sebelum pukul 12:00 WIB. Foto yang diikutsertakan harus dilengkapi keterangan atau caption yang bercerita, serta mencerminkan nilai jurnalistik di dalamnya. Peserta juga wajib menandai akun @natgeoindonesia dan menyertakan tagar #KisahSahabatNatGeoIndonesia, #KeanekaragamanHayati, dan #KSNGSeptember2024.
Karya terbaik akan dipilih untuk ditayangkan di akun Instagram resmi @natgeoindonesia. Sementara satu foto terbaik akan mendapatkan kesempatan eksklusif untuk dimuat dalam Majalah National Geographic Indonesia edisi Oktober 2024 dan mendapatkan bingkisan menarik dari National Geographic Indonesia.

Seekor orangutan liar tiba-tiba muncul dan 'bertamasya' di tepi Sungai Bukit Lawang
Foto oleh Arifin Al Alamudi.
Seekor orangutan liar terekam kamera saat tiba-tiba muncul dan "bertamasya" di tepi Sungai Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatra Utara. Kejadian tak terduga ini dialami langsung oleh jurnalis dan fotografer Arifin Al Alamudi, yang kala itu tengah menemani dua rekannya menyusuri hutan untuk menjumpai primata endemik tersebut.
Peristiwa ini terjadi pada pagi hari di bulan September tahun lalu, setelah Arifin dan rombongan menempuh perjalanan selama empat jam di bawah pemanduan lokal. Hingga menjelang siang, tidak satu pun orangutan terlihat. Merasa lelah, mereka memutuskan kembali ke sungai, sebelum dikejutkan oleh kemunculan seekor orangutan jantan dewasa yang turun dari pohon dan langsung berjalan ke arah sungai.
“Orangutan itu menuju tempat para wisatawan asing meletakkan buah-buahan,” ungkap Arifin. Primata tersebut dengan santai menghabiskan makanan yang ditemukan, sebelum kemudian duduk nyaman di atas matras yang ditinggalkan para pelancong. Sontak, para wisatawan yang semula santai, tampak berhati-hati mengambil kembali barang-barang mereka yang berada di sekitar satwa liar itu.
Perjumpaan dengan orangutan di kawasan wisata seperti Bukit Lawang kerap terjadi, mengingat kawasan ini memang menjadi salah satu habitat penting bagi orangutan Sumatra (Pongo abelii). Namun, momen seekor orangutan turun langsung ke area wisatawan dan berinteraksi dengan objek wisata menjadi pengalaman unik yang jarang terekam.