Bagi Chanee, hal terberat yang ia alami saat berjuang menyelamatkan satwa liar di Indonesia adalah melihat wajah Kalimantan yang berubah drastis demi industri perkebunan.

Pemadam kebakaran, relawan, hingga warga awam bahu-membahu memadamkan api di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
"Yang paling membuat saya sedih, dalam 20 terakhir melihat wajah Kalimantan berubah. Hutan Kalimantan hancur demi industri," ujar dia.
Selama 20 tahun lebih berjuang menyelamatkan satwa, Chanee mengaku pernah menghadapi berbagai ancaman, terutama saat ia membuat video mengenai kabut asap yang menyelimuti Kalimantan.
"Selama 20 tahun lebih disini pasti ada konflik dan ancaman, terutama setelah saya bikin video itu. Kalau kita berusaha menyelamatkan sesuatu ada membuat perubahan baik pasti ada musuh. Apalagi, yang ada di hadapan kita perusahaan-perusahaan yang cuma mikir profit," ungkapnya.

Kabut asap menyelimuti Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (17/9/2019).
Namun, rintangan tersebut tak memutuskan langkah Chanee untuk tetap berjuang. Baginya, ancaman-ancaman yang ia dapatkan tak sebanding dengan keberhasilannya melindungi lebih dari 1000 hektar lahan dan hutan di Kalimantan.
"Semua keberhasilan ini juga berkat dukungan masyarakat sekitar. saya tidak akan bisa mendapatkan semua ini tanpa dukungan mereka," ucapnya.
Bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah Kalimantan dan Sumatera turut membuatnya frustasi.