Follow Us

Bisa Tinggal Enak di Negaranya yang Maju, Bule Prancis Ini Malah Pilih Matian-matian Selamatkan Satwa Liar Kalimantan. Dia Juga Sudah Berkali-kali Jadi Korban Kabut Asap Karhutla. Mengapa Enggak Kapok?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 21 September 2019 | 07:19
Seorang petugas pemadam kebakaran berupaya mematikan api yang melanda kawasan gambut di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Jumat (13/09).
ULET IFANSASTI/GETTY IMAGES

Seorang petugas pemadam kebakaran berupaya mematikan api yang melanda kawasan gambut di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Jumat (13/09).

"Yang paling membuat saya sedih dan frustasi adalah situasi yang kita alami di tahun 2019 ini tidak bisa diantisipasi," ujar dia. Dalam video itu Chanee juga mengutarakan pendapatnya mengenai penangan karhutla yang paling efektif.

Baca Juga: Cuma di Indonesia, Kabut Asap Bikin Polusi Udara Makin Berbahaya, Orang Ini Justru Naik Sepeda Motor Sambil Merokok dan Tak Kenakan Masker. Lihat Fotonya...

Untuk mengatasi terjadinya karhutla, Chanee menyarankan agar ada pemetaan lahan gambut dan memberlakukan larangan penggunaan api di lahan gambut, terutama saat musim kemarau.

Kepulan asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan membumbung di kawasan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Jumat (13/09).
GETTY IMAGES

Kepulan asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan membumbung di kawasan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Jumat (13/09).

Chanee mengaku membuat video itu hanya ingin memberi saran dan masukan terkait penanganan bencana karhutla ini.

"Saya rasa semua orang di Kalimantan merasakan frustasi seperti saya. Saya buat video itu tidak bermaksud menyerang siapa pun. Saya cuma ingin berbagai," ucapnya.

Baca Juga: Maksud Hati Ingin Berbagi Keprihatinan Soal Kabut Asap, Pemilik Akun Twitter Ini Justru Bagikan Foto-foto Lawas

Chanee juga mengatakan bersedia memberi bantuan jika ada pihak yang membutuhkannya terkait penanganan karhutla ini.

"Saya berharap ada pihak yang terbantu dengan video yang saya buat itu. Kalau butuh bantuan, saya siap," tambahnya. (Ariska Puspita Anggraini/Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest