Fotokita.net - Sekretaris Lurah Pegadungan Kalideres, Jakarta Barat, Fatihien mengatakan, krisis air secara umum sedang melanda seluruh kawasan Pegadungan. Dari 20 rukun warga (RW), hampir seluruh wilayah kini diminta menghemat penggunaan air.
Penyebab kekeringan adalah sumber air dari Kali Maja yang semakin surut. Setidaknya selama dua bulan terakhir, Kali Maja yang menjadi sumber untuk air baku ini tidak dapat digunakan karena airnya terlalu surut.
”Dari 20 RW di Pegadungan, ada 10 RW yang merupakan perkampungan dan 10 RW lagi adalah wilayah perumahan. Keduanya sama-sama mengalami krisis air bersih karena di perumahan pun pihak pengelola akhirnya menerapkan jadwal pemakaian air pada jam-jam tertentu saja agar lebih hemat,” ucap Fatihien.

Masroh (48), warga RW 002 Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, saat akan mengantre jeriken air bersih, Kamis (19/9/2019). Di RW 002 Pegadungan, terdapat lebih dari 3.000 warga. Sebagian besar dari mereka mengalami krisis air bersih.
Sementara itu, krisis air paling dirasakan di RW 002, RW 004, RW 005, dan RW 009 Pegadungan. Hal ini disebabkan masyarakat empat RW tersebut mengandalkan pasokan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari.
”Wilayah paling terdampak adalah yang paling banyak menggunakan air tanah. Di setiap RW ada lebih dari 3.000 orang, sebagian besar dari mereka sedang kesulitan air bersih,” ucap Fatihien.
Musim kemarau menyebabkan warga Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, mengalami krisis air bersih. Sumber air tanah yang diandalkan warga belakangan mengering sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.

Spanduk jadwal pemakaian air bersih yang diterapkan di Perumahan Citra Garden City Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (19/9/2019). Sebagian besar wilayah Jakarta pada September ini masih mengalami kemarau yang berujung pada krisis air bersih.
Ana (56), warga RW 009 Pegadungan, Kamis (19/9/2019), mengatakan, selama sebulan terakhir aliran air di rumahnya sangat terbatas. Air yang bersumber dari tanah tidak cukup untuk kebutuhan mandi dan mencuci sehari-hari.
Guna memenuhi kebutuhan air, setiap hari Ana terpaksa membeli sedikitnya empat jeriken dari pedagang air keliling. ”Itu cuma cukup buat mencuci dan memasak,” katanya.
Hal itu juga dialami Masroh (48), warga RW 002 Pegadungan. Dalam sehari, ia membutuhkan setidaknya delapan jeriken untuk kebutuhan rumah tangga.
Baca Juga: Kemarau Ekstrim Menimpa. Foto-foto Ini Kisahkan Betapa Keringnya India
”Ini sudah menjadi pola setiap tahun saat musim kemarau,” ujar Masroh.

Jeriken pedagang air bersih yang dijual warga di Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (19/9/2019). Setiap hari, banyak warga membeli air bersih di sini karena kekurangan pasokan.
Sejak Senin (16/9/2019), sejumlah warga yang krisis air bersih diberi bantuan suplai air bersih gratis oleh PT PAM Lyonaisse Jaya (Palyja) dari Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Sebanyak 8.000 meter kubik air bersih disediakan untuk RW yang kekeringan.
”Itu hanya bantuan sementara, saya yakin suplai itu tidak dapat mencukupi kebutuhan seluruh warga,” katanya.
Sementara itu, di Pegadungan, masih banyak warga yang membeli air dari penjual keliling. Atok (45), penjual air jeriken keliling di RW 002 Pegadungan, mengatakan, ia dapat menjual sampai 140 jeriken berukuran 21 liter per jeriken dalam sehari.
Instalasi air
Fatihien mengatakan, di sejumlah RW akan segera dibuatkan instalasi air bersih PT PAM Lyonaisse Jaya (Palyja) dari Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Dari kabar terakhir, instalasi tersebut akan dipasang mulai Oktober dan diharapkan selesai pada Desember 2019.
”Untuk musim kemarau, saya cuma bisa menyampaikan kepada warga agar menghemat air. Sebab, Sungai Cisadane, muara dari Kali Maja, saat ini pun mengalami kekeringan. Saya harap warga bisa memanfaatkan suplai air gratis yang ada dengan bijak,” ujarnya. (KOMPAS/ADITYA DIVERANTA)