Candra menyampaikan, tidak mudah mengendalikan pesawat yang dipergunakan untuk menyemai garam di atas awan. Teknik menerbangkannya, kata dia, berbeda dengan menerbangkan pesawat untuk mengangkut penumpang saja. Ketika berada di atas awan, kecepatan pesawat juga mesti diatur agar tidak melebihi 180 knot.
”Koordinasi dengan kru kargo ketika mereka mengalirkan garam juga harus tepat. Meleset sedikit, penyemaian garam bisa sia-sia,” katanya.
Upaya para pemburu awan tersebut tidak selamanya berhasil. Pada percobaan Selasa (17/9/2019), hujan nyatanya tak jua turun. Kota Pekanbaru masih terik dirundung asap tebal. Namun, hingga musim hujan diperkirakan turun pada pertengahan Oktober nanti, para pemburu awan akan terus menjelajahi angkasa untuk menurunkan hujan. (
)