Follow Us

Diguncang dengan Keras Hingga Bikin Mabuk, Tim Pengusir Kabut Asap Terus Berburu Awan. Mengapa Hujan Tak Juga Segera Datang?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 18 September 2019 | 18:21
Presiden Joko Widodo menaiki mobil guna meninjau penanganan kebakaran lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, Riau, Selasa (17/9/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww.
ANTARA

Presiden Joko Widodo menaiki mobil guna meninjau penanganan kebakaran lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, Riau, Selasa (17/9/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww.

”Awan yang bisa disemai masih minim. Cuma ada sedikit kumpulan awan di bagian timur Pekanbaru. Maka itu tadi kami agak lama berkeliling di udara,” ujar Danang yang juga bertugas sebagai Kepala Seksi Operasional Skuadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma.

Flight Scientist BPPT Faisal Sunarto menjelaskan, awan yang bisa disemai dengan garam haruslah memiliki kualitas ketebalan mencapai 70 persen. Kurang dari itu, penyemaian garam akan sia-sia karena garam bekerja dengan prinsip mengikat uap air di awan. Awan dengan ketebalan kurang dari 70 persen hanya memiliki sedikit uap air.

Menurut Faisol, pihaknya intens berkoordinasi dengan BMKG untuk menentukan posisi awan dengan ketebalan tinggi. Biasanya, awan jenis itu muncul pada pagi atau sore hari setelah pukul 13.00.

Baca Juga: Kabut Asap Masih Selimuti Langit Riau, Presiden Jokowi Salat Istisqa Sebelum Turun ke Lokasi Kebakaran. Akankah Bencana Ini Segera Berlalu? Foto-foto Ungkap Kerja Keras Itu...

Presiden Jokowi meninjau Pesawat C-130 Hercules milik TNI AU dari Skadron 31 Lanud Halim yang akan dikerahkan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, di Lanud Roesmin Nuryadin, Pekanbaru. Pesawat Hercules C-130 Hercules ini sudah dimodifikasi sedemikian rupa sebagai pesawat penci
SETPRES/AGUS SUPARTO

Presiden Jokowi meninjau Pesawat C-130 Hercules milik TNI AU dari Skadron 31 Lanud Halim yang akan dikerahkan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, di Lanud Roesmin Nuryadin, Pekanbaru. Pesawat Hercules C-130 Hercules ini sudah dimodifikasi sedemikian rupa sebagai pesawat penci

Kembali terbang

Pesawat C130 Hercules tak bisa berlama-lama ”beristirahat” di Pekanbaru. Beberapa jam seusai mendarat, panggilan tugas kembali datang. BMKG melaporkan ada banyak titik awan tebal berpotensi hujan berkumpul di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Segera setelah itu Hercules terbang untuk menyemai garam agar hujan juga turun di Pulau Kalimantan.

Untuk berjaga-jaga, TNI AU mengerahkan pesawat lain. Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Fajar adriyanto memaparkan, pihaknya juga menyiapkan 1 pesawat CN295 Kalong dari Skuadran Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma dan 1 pesawat Casa C212 Oviocar dari Skuadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Selain ketebalan awan, menurut Faisal, kecepatan angin, kelembaban udara, dan radiasi matahari juga amat memengaruhi keberhasilan rekayasa cuaca. Matahari mesti lebih terik agar awan mengandung uap air bisa banyak terbentuk.

Adapun kecepatan angin memengaruhi persebaran garam di awan. Jika berjalan lancar, hujan bisa turun dalam rentang waktu 1 hingga 6 jam setelah penyemaian garam.

Baca Juga: Cuma di Indonesia, Kabut Asap Bikin Polusi Udara Makin Berbahaya, Orang Ini Justru Naik Sepeda Motor Sambil Merokok dan Tak Kenakan Masker. Lihat Fotonya...

Source : Kompas.id

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest