Ia mengaku telah menyiapkan air mineral agar massa tidak berbuat anarkistis di tempat kerjanya.
"Saya taruh minuman karena orang jalan itu haus. Lalu saya sebagai kapasitas orang Papua dan saya kerja di sini, jadi saya taruh badan untuk SPBU saya," tuturnya.
Baca Juga: Terkuak Kisah Pilu Rasisme Mahasiswa Papua, 'Ih, Kalian Bau dan Suka Makan Babi Mentah!'

Bangkai mobil yang terbakar masih tergeletak di pinggir jalan, di Jayapura, Papua, Jumat (30/8/2019). Sejumlah bangunan dan kendaraan terbakar saat aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Jayapura, Kamis kemarin, masih terkait memprotes dugaan tindak rasisme kepada mahasiswa Papua di Jawa Timur beber
Meski ada massa yang tetap melakukan pelemparan batu ke arah SPBU, tapi akhirnya SPBU Nagoya hanya mengalami kerusakan sangat minim, yaitu kaca di bagian kantor lantai dua pecah.
Meski massa sudah lewat, suasana mencekam belum berhenti karena bangunan di sekitar SPBU dalam kondisi terbakar dan api sudah mulai membesar.
Baik Yafet Sibi dan Yohan Sombuk beserta para pekerja SPBU berinisiatif mengalurkan alat pemadam api yang ada di SPBU. Untungnya api pun tidak sampai menjalar ke SPBU meski bangunan di sekitarnya hangus terbakar.
Kini SPBU Nagoya yang terletak di pusat kota Jayapura pun telah kembali melayani masyarakat untuk mengisi BBM sejak 31 Agustus. (Dhias Suwandi/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Legenda Persipura dan Manajer Saat Halau Massa yang Hendak Bakar SPBU di Jayapura"

Situasi di Jl. Ahmad Yani, Kota Jayapura, Papua, pada Jumat (23/08/2019) siang.