Follow Us

Thoriq Meninggal Dunia Diduga Kelelahan dan Pingsan, Dokter di Cina Ini Juga Alami Hal yang Mirip. Lihat Fotonya

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 08 Juli 2019 | 14:35
Penyebab Kematian Thoriq Rizki Maulidan.
Instagram/thoriq_rizky33

Penyebab Kematian Thoriq Rizki Maulidan.

Fotokita.net – Warganet telah mengikuti dengan seksama kabar hilangnya pendaki remaja Thoriq Rizki Maulidan di Gunung Piramid sejak dua minggu belakangan. Pendaki yang dinyatakan hilang sejak Minggu (23/6/2019) itu membuat jagat media sosial gaduh. Beragam spekulasi bermunculan saat Thoriq tak kunjung ditemukan setelah satu minggu pencarian digelar.

Thoriq bersama tiga temannya telah mengatur jani untuk menjelajahi Bukit Piramid yang berada di kawasan Gunung Argopuro, Bondowoso, Jawa Timur. Namun, Thoriq dikabarkan hilang saat perjalanan pulang dari puncak bukit itu.

Begitu tim pencari dan penyelamat menyisir kawasan bukit itu, Thoriq tak kunjung ditemukan. Ia seperti hilang ditelan gunung. Dari situlah beragam spekulasi muncul. Entah itu, cerita misteri hingga berembus isu satwa pemangsa, seperti macan.

Baca Juga: Potret Sampah Plastik Di Indonesia, Dari Impor Sampah Hingga Dana Hibah

Namun, usai 12 hari dinyatakan hilang, tim penyelamat berhasil menemukan Thoriq Rizki Maulidan. Thoriq ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan tersangkut pohon pada Jumat (5/7/2019) malam.

Di hari ulang tahunnya itu, jenazah Thoriq ditemukan dilokasi 75 meter dari titik pencarian sebelumnya dan berada di wilayah yang dikenal dengan nama 'punggung naga' Gunung Piramid.

Mengenal Gunung Piramid yang didaki oleh Thoriq
Instagram @pmikabbondowoso

Mengenal Gunung Piramid yang didaki oleh Thoriq

Dilansir dari Grid.id pada Minggu (7/7/2019), awalnya beredar kabar bahwa penyebab Thoriq meninggal karena terpeleset dan masuk jurang.

"Jadi, titik ditemukannya korban ini belum pernah kami sisir,” ungkap David Subagio, Wakapolres Bondowoso Kompol.

“Dan medannya sangat sulit, kemiringannya 75 derajat.”

Baca Juga: Benarkah Reklamasi dan Limbah Sebabkan Turunnya Panen Kerang Hijau?

Mengenal Gunung Piramid yang didaki oleh Thoriq
Instagram @pmikabbondowoso

Mengenal Gunung Piramid yang didaki oleh Thoriq

Menurut David, wilayah tempat jasad Thoriq ditemukan tersebut hanya memiliki jalur setapak yang berukuran sekitar 40 cm, ditambah sisi kanan dan kiri jalur itu adalah jurang dengan kedalaman 500 meter.

"Dugaan kami, jika melihat posisi jenazah, korban ini terpeleset dari jalur pendakian," kata David.

Meski sempat diduga terpeleset, nyatanya Thoriq meninggal dunia bukan karena hal tersebut.

Baca Juga: Kota Tua, Pilihan Liburan Favorit nan Murah. Lihat Foto-foto Keunikannya

Melansir dari laman Tribun Jatim, Wakapolres Bondowoso Kompol David Subagyo menuturkan bahwa jasad Thoriq akan diautopsi dan sekitar pukul 19.58 WIB proses itu sudah rampung.

"Sudah dilakukan autopsi luar mas," terang David dalam pesan singkat melalui WhatApps (WA) yang diterima TribunJatim.com, Sabtu (6/7/2019) malam.

"Setelah kami lakukan autopsi, juga ada dari pihak keluarga, jenazah tersebut adalah Thoriq," ujar David Subagio.

Baca Juga: Sutopo Purwo Nugroho Meninggal Dunia, Rajin Unggah Konten di Media Sosial Hingga Bertemu Jokowi dan Raisa. Lihat Foto-fotonya Lagi!

Setelah itu, jenazah Thoriq langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan.

"Tadi langsung dibawa pihak keluarganya," imbuhnya.

Melalui keterangan pada hasil autopsi tersebut, penyebab Thoriq meninggal adalah lantaran kelelahan.

Bocah SMP yang hilang sejak 23 Juni 2019 lalu itu kelelahan hingga pingsan dan kemudian meninggal dunia.

"Kelelahan, pingsan terus meninggal dunia," ucap David Subagyo.

Untuk selanjutnya, jenazah Thoriq dimakamkan di rumah orangtua dari pihak ibunya yang berada di Desa Wonokalang, Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca Juga: Mengapa Orang Jadul Ogah Senyum Sewaktu Difoto? Sejarah Fotografi Ini Berhasil Mengungkapnya!

Dr. Zhao Bianxiang
Ade Sulaeman

Dr. Zhao Bianxiang

Bicara soal kelelahan, Cina juga punya kisah yang mirip. Di sana, dokter juga bisa mengalami kelelahan dalam bekerja membantu kesembuhan para pasiennya.

Kelelahan itu bahkan bisa berujung kematian yang tragis.

Inilah yang dialami oleh seorang dokter wanita berusia 43 tahun yang bernama Dr. Zhao Bianxiang dari Provinsi Shanxi.

Baca Juga: De Tjoloamdoe, Destinasi Wisata Sejarah yang Instragamable. Tertarik?

Dr. Zhao mengalami kelelahan setelah bekerja tanpa istirahat selama 18 jam.

Dilaporkan ia jatuh pingsan di depan para pasiennya pada 29 Desember 2017 lalu.

Ia segera dibawa ke ruang gawat darurat di rumah sakit tempatnya bekerja.

Ia kemudian dinyatakan meninggal keesokan harinya, pada 30 Desember 2017 pagi, setelah rekan-rekan sejawatnya gagal menolongnya.

Disebutkan bahwa Dr. Zhao bertugas di bagian perawatan penyakit yang berhubungan dengan pernafasan di Rumah Sakit Distrik Yuci di Zinzhong.

Menurut laporan situs Shanxi Evening News, Zinzhong adalah kota menengah kedua terbesar di Provinsi Shanxi.

Baca Juga: Pilot Punya Hobi Fotografi, Lihat Pemandangan Misteri Udara yang Bikin Kita Bergidik!

Menurut rekan sejawatnya, dokter itu bekerja mulai pukul 6 sore pada 28 Desember 2017.

Ia menyelesaikan kunjungan ke para pasiennya sekitar tengah malam sebelum mulai memeriksa para pasien di bangsal.

Ia terus bekerja hingga tengah hari di tanggal 29 Desember dan tidak beristirahat selama bekerja.

“Pada musim dingin bagian pediatrik dan penyakit pernafasan paling banyak pasiennya. Sering kali dokter tidak bisa menyelesaikan pekerjaanya tepat waktu karena mereka sangat sibuk,” kata seorang rekan Dr. Zhou.

Ia menambahkan, apalagi bagian penyakit pernafasan mendapat tugas tambahan baru-baru ini. Itu sebabnya Dr. Zhou benar-benar kelelahan.

Baca Juga: Mengenang Sutopo Purwo Nugroho, Tokoh Komunikasi Kemanusiaan yang Memendam Kecewa Karena Hal Ini

Disebutkan, seorang wartawan media setempat, Ma Xiaoma, ada di rumah sakit ketika Dr. Zhao meninggal.

Wartawan itu mengatakan bahwa Dr. Zhao sedang memeriksa pasien di bangsal ketika ia tiba-tiba pingsan.

Saat itu ia baru saja menyelesaikan kunjungan paginya ke para pasiennya.

Disebutkan bahwa detak jantung Dr. Zhao tiba-tiba menurun setelah ia jatuh ke lantai.

Rekan-rekannya membawa sang dokter ke bagian intensive cara unit (ICU).

Dokter ahli dari ibukota provinsi Taiyuan juga dipanggil untuk menyelamatkan Dr. Zhao.

Seorang rekannya mengatakan kepada wartawan bahwa Dr. Zhao adalah seorang ‘workaholic’.

“Tidak peduli bila ia tidak sedang bertugas atau tidak, selama ada orang yang meminta bantuannya, ia tidak pernah menolak,” kata rekan Dr. Zhao kepada Ma Xiaoma.

Baca Juga: Mengenang Sutopo Purwo Nugroho, Rajin Bikin Cuitan yang Raih Dua Penghargaan Sekaligus

Dalam foto-foto yang beredar di media, terlihat orangtua Dr. Zhao yang sudah lanjut usia menangis saat diperbolehkan melihat putrinya di ICU sekitar pukul 2 malam pada 30 Desember.

Sang ibu memegangi tangan putrinya dan ayahnya menangis memanggil namanya di samping tempat tidur.

Setelah 20 jam dilakukan resusitasi, rekan Dr. Zhao gagal menyelamatkan nyawa dokter tersebut.

Pada 30 Desember pukul 7.16 pagi, dokter yang gila kerja itu meninggal dunia.

Ia mengalami subarchnoid haemorrhage. Itu adala, sebuah jenis stroke yang tidak biasa, yang disebabkan oleh pendarahan di permukaan otak, menurut NHS.

Dilaporkan bahwa China kini melebihi Jepang dalam jumlah kematian yang berhubungan dengan kerja berlebihan.

Hampir 600.000 pekerja di China meninggal akibat ‘kelelahan’ setiap tahunnya. Begitu menurut laporan Kantor Berita Xinhua.

Antara Januari dan Juli 2017, ada 13 dokter yang meninggal saat bekerja akibat jam kerja yang panjang.

Begitu laporan dari Beijing News yang disebut sebuah jurnal kesehatan di China, yaitu Chinese Circulation Journal.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest