Fotokita.net - Polemik sampah plastik terus dihadapi oleh Indonesia. Dari aktivis lingkungan hingga bantuan dari Pemerintah AS untuk Indonesia dalam memerangi sampah plastik telah dilakukan.
Sekitar setahun silam, tepatnya Minggu, 18 November 2018 Seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) ditemukan warga terdampar di sekitar Pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara dalam keadaan tengah menjadi bangkai.
Baca Juga: Kota Tua, Pilihan Liburan Favorit nan Murah. Lihat Foto-foto Keunikannya

paus mati di perairan Wakatobi
Baca Juga: Foto Ini Buktikan Satwa Laut Terjerat oleh Sampah Plastik di Lautan
Sedihnya, ternyata isi perut paus tersebut adalah barang-barang yang biasa digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari yang kebanyakan terbuat dari bahan plastik seperti sampah plastik, botol plastik, kantong plastik, sandal jepit, tali rafia, hingga gelas-gelas plastik.
Sampah plastik di Indonesia yang semakin menimbun tidak hanya berasal dari sampah domestik, tapi juga berasal dari sampah impor.
Baca Juga: Darurat, Pantai di Selatan Bali Ini Jadi Lautan Sampah Plastik

Beberapa contoh sampah plastik kemasan produk dari luar negeri yang diambil dari sejumlah tempat pembuangan sampah plastik di Jawa Timur. (Foto: Petrus Riski/VOA)
Sungguh aneh tapi nyata, mengatasi masalah sampah domestik saja belum mampu, mengapa mesti terima impor sampah? hal ini diperkuat oleh pendapatMenteri Lingkungan Hidup dan KehutananSiti Nurbayamenegaskanbahwasampah plastik yang masuk dari luar negeri ke Indonesia pasti statusnya ilegal.

Nelayan menyandarkan perahunya di bibir pantai yang dipenuhi sampah plastik di Desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat, Senin (26/11). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Dilansir dari VOA Indonesia, Prigi Arisandi Direktur Eksekutif Ecoton menghimbau kepada Presiden Joko Widodo untuk segera menghentikan impor sampah karena Indonesia telah menjadi negara kedua pencemar laut dunia -sejak tahun 2015- setelah China.