Follow Us

Hari Ini 29 Tahun Lalu Tragedi Mina Terjadi yang Terulang Lagi Pada 2015. Lihat Foto-fotonya Kembali

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 02 Juli 2019 | 15:16
Petugas berusaha menolong jamaah Haji korban tragedi Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9/2015). Sebuah musibah kembali terjadi di Mina usai jamaah Haji melalukan ritual lempar jumrah, 400 jamaah menjadi korban dan 220 diantaranya meninggal dunia. Twitter @3ajel_news
Twitter @3ajel_news

Petugas berusaha menolong jamaah Haji korban tragedi Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9/2015). Sebuah musibah kembali terjadi di Mina usai jamaah Haji melalukan ritual lempar jumrah, 400 jamaah menjadi korban dan 220 diantaranya meninggal dunia. Twitter @3ajel_news

Fotokita.net - Masih ingat Tragedi Mina. Peristiwa yang terjadi di Mina, Arab Saudi itu memang membuat dunia terhenyak. Sebab, korban jemaah haji yang meninggal dunia jumlahnya mencapai lebih dari 1.000 orang. Termasuk korban meninggal dunia itu berasal dari Indonesia.

Kejadian itu terjadi di Terowongan Harasatul Lisan, Mina. Dari data yang ada, sebanyak 649 jemaah Indonesia meninggal dunia dari total 1.426 korban. Para korban meninggal dunia akibat terhimpit karena adanya jemaah yang masuk dan keluar di terowongan itu.

Pada hari ini 29 tahun lalu, tepatnya 2 Juli 1990, tragedi itu terjadi. Arsip pemberitaan Harian Kompas, 13 April 1991, menyebutkan, pada tahun itu jumlah jemaah Indonesia mencapai rekor terbanyak, yakni 81.242 orang. Mengenai penyebab peristiwa, dilansir dari The New York Times, seorang saksi dan diplomat melaporkan sekitar 1.400 jemaah mati lemas atau terinjak-injak hingga tewas.

Baca Juga: Punya Bentuk Fisik yang Mengerikan. Lihat Foto-foto Makhluk Laut Misterius yang Ditemukan Nelayan Ini? Benarkah Mereka Alien Laut Dalam?

Petugas berusaha menolong jamaah Haji korban tragedi Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9/2015). Sebuah musibah kembali terjadi di Mina usai jamaah Haji melalukan ritual lempar jumrah, 400 jamaah menjadi korban dan 220 diantaranya meninggal dunia. Saudi Civil Defence Directorate
Saudi Civil Defence Directorate

Petugas berusaha menolong jamaah Haji korban tragedi Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9/2015). Sebuah musibah kembali terjadi di Mina usai jamaah Haji melalukan ritual lempar jumrah, 400 jamaah menjadi korban dan 220 diantaranya meninggal dunia. Saudi Civil Defence Directorate

Peristiwa ini berawal dari berhentinya para jemaah di tengah-tengah terowongan terfasilitasi AC. Saat itu, suhu sangat panas, sehingga terjadi saling dorong satu sama lain sehingga menimbulkan kekacauan. Sementara itu, dikutip dari kantor berita resmi Arab Saudi, Saudi Press Association, Raja Fahd menyampaikan bahwa peristiwa itu terjadi karena adanya gerombolan massa yang memadati terowongan melebihi kapasitas.

"Jika para jemaah mengikuti instruksi, kecelakaan akan dapat dihindari," ujar Raja Fahd. Insiden ini tercatat sebagai bencana terburuk dalam penyelenggaraan haji. Selain itu, menurut salah seorang saksi, terowongan yang hanya bisa menampung 1.000 orang, menjadi kacau karena ada lebih dari 5.000 orang berdesakan karena berebut mendapatkan udara sejuk dari AC.

"Akibatnya banyak yang kekurangan oksigen, banyak yang pingsan, dan beberapa meninggal. Seharusnya ada gerakan (masuk-keluar) dalam terowongan, tetapi seluruh kerumunan tiba-tiba berhenti di tengah," ujar saksi yang tidak ingin disebutkan namanya.

Baca Juga: Gerhana Matahari Total, Rupanya Alat Ini yang Abadikan Foto Pertama Lubang Hitam. Bukan Kamera Lho!

Petugas mengevakuasi jamaah Haji korban tragedi Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9/2015). Sebuah musibah kembali terjadi di Mina usai jamaah Haji melakukan ritual lempar jumrah, 400 jamaah menjadi korban dan 220 diantaranya meninggal dunia.
Reuters

Petugas mengevakuasi jamaah Haji korban tragedi Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9/2015). Sebuah musibah kembali terjadi di Mina usai jamaah Haji melakukan ritual lempar jumrah, 400 jamaah menjadi korban dan 220 diantaranya meninggal dunia.

Saksi itu menyebutkan, ia ingin ikut membantu membawa korban ke ambulans. Saat itu, ia tidak bisa memperkirakan berapa orang yang pingsan dan tewas. Peristiwa ini meninggalkan traumatik tersendiri, khususnya bagi korban selamat maupun para keluarga korban.

Sebagai tanda duka atas peristiwa ini, Pemerintah Indonesia menyatakan Hari Berkabung Nasional pada 6 Juli 1990. Kala itu, Presiden Soeharto memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang sehari penuh. Dampak dari tragedi Mina, sempat terjadi ketegangan dalam hubungan Indonesia dengan Arab Saudi.

Sempat terjadi perdebatan antara utusan khusus Raja Fahd, Menteri Perindustrian dan Perlistrikan Arab Saudi Abdul Aziz Al-jamil dengan Menteri Agama RI Munawir Sjadzali mengenai proses penguburan jenazah jemaah haji Indonesia korban musibah Terowongan Harasatul Lisan.

Baca Juga: Dapatkah Perempuan yang Usulkan Turunkan Foto Jokowi dan Pasang Foto Anies Baswedan di Sekolah Dituntut Secara Hukum?

Petugas mengevakuasi jamaah Haji korban tragedi Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9/2015). Sebuah musibah kembali terjadi di Mina usai jamaah Haji melalukan ritual lempar jumrah, 400 jamaah menjadi korban dan 220 diantaranya meninggal dunia. alriyadh.com
alriyadh.com

Petugas mengevakuasi jamaah Haji korban tragedi Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9/2015). Sebuah musibah kembali terjadi di Mina usai jamaah Haji melalukan ritual lempar jumrah, 400 jamaah menjadi korban dan 220 diantaranya meninggal dunia. alriyadh.com

Empat harapan Pada 13 Juli 1990, DPR RI melalui Komisi IX menyampaikan empat harapan kepada Pemerintah RI.

Pertama, harapan agar korban ditempatkan pada satu lokasi khusus di Arab Saudi.

Kedua, imbauan dari Pemerintah RI untuk menanyakan kepada Pemerintah Arab Saudi sejauh mana tanggung jawabnya dan sebab-sebab terjadinya musibah di Terowongan Mina.

Baca Juga: Lihat Foto-foto Kehidupan Manusia Gua Asal Thailand Ini. Begini Alasannya Ia Selalu Didatangi Perempuan Cantik!

Puluhan warga dan kerabat Arbai Abdullah dan Nabaha Matseh menggelar doa mohon selamat di rumahnya  di belakang Masjid Al Muhtadin, Komp Universitas Tanjungpura, Jl Daya Nasional, Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (27/9/2015) pukul 19.30. Pemanjatan doa yang tak lebih dari 10 menit tersebut untuk
TRIBUN PONTIANAK

Puluhan warga dan kerabat Arbai Abdullah dan Nabaha Matseh menggelar doa mohon selamat di rumahnya di belakang Masjid Al Muhtadin, Komp Universitas Tanjungpura, Jl Daya Nasional, Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (27/9/2015) pukul 19.30. Pemanjatan doa yang tak lebih dari 10 menit tersebut untuk

Ketiga, Pemerintah Indonesia diminta mengimbau Departemen Agama agar dapat menyelesaikan dan mengoordinasi santunan kepada ahli waris korban, karena banyaknya. Banyak korban meninggal masih tanggungan anak-anak yang butuh perhatian secara moril dan materi.

Harapan selanjutnya, meminta Pemerintah Indonesia agar menyempurnakan dan meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah Arab Saudi tentang penyelenggaraan haji agar tidak terjadi kembali peristiwa Mina.

Baca Juga: Lihat Potret Kegigihan Pekerja Kopi Transgender yang Berguna Buat Masyarakat

Kemudian, utusan khusus Raja Fahd menemui Presiden Soeharto di Istana Merdeka pada 17 Juli 1990. Dalam pertemuan itu, Pemerintah Indonesia menuntut pernyataan maaf dan adanya tanggung jawab diri atas tragedi kematian massal di Terowongan Mina kepada Pemerintah Arab Saudi.

Jemaah haji di tanah suci Mekkah
Reuters

Jemaah haji di tanah suci Mekkah

Bahkan, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN) mengeluarkan pernyataan bahwa Pemerintah Arab Saudi dapat dituntut dan diajukan ke depan Mahkamah Internasional (di Den Haag) oleh keluarga korban maupun Pemerintah Indonesia yang bersangkutan dengan tragedi ini.

Dua bulan setelah peristiwa Mina, pejabat Arab Saudi sempat menanyakan mengenai alasan ketidaksediaan Indonesia mengirimkan kontingen pada pasukan multinasional. Pemerintah Arab Saudi juga sempat mengaitkan ketidaksediaan itu dengan ketidakpuasan rakyat dan Pemerintah Indonesia terhadap "Musibah Terowongan Mina". Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Ini dalam Sejarah: Ribuan Jemaah Haji Meninggal Dunia dalam Tragedi Mina"

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest