Follow Us

youtube_channeltwitter

Lihat Potret Kegigihan Pekerja Kopi Transgender yang Berguna Buat Masyarakat

- Senin, 01 Juli 2019 | 17:54
Warga transgender dari komunitas Embera Chami, saat bekerja mengumpulkan kopi di sebuah perkebunan di Santuario, departemen Risaralda, Kolombia, Jumat (10/5/2019). Hidup di tengah pro dan kontra, warga transgender setempat menyambung hidup dengan bekerja sebagai pengumpul biji kopi.
AFP

Warga transgender dari komunitas Embera Chami, saat bekerja mengumpulkan kopi di sebuah perkebunan di Santuario, departemen Risaralda, Kolombia, Jumat (10/5/2019). Hidup di tengah pro dan kontra, warga transgender setempat menyambung hidup dengan bekerja sebagai pengumpul biji kopi.

Fotokita.net-Sosok transgender memang masih menuai kontroversi di tengah masyarakat. Mencoba untuk bersifat toleran dengan menghargaipilihan hidup kaum transgender atas dasar Hak Asasi Manusia (HAM), namun masyarakat tetap belum bisa menerima dengan lapang dada.
Sejumlah warga transgender dari komunitas Embera Chami, diangkut dengan mobil untuk mengumpulkan kopi di sebuah perkebunan di Santuario, departemen Risaralda, Kolombia, Jumat (10/5/2019). Hidup di tengah pro dan kontra, warga transgender setempat menyambung hidup dengan bekerja sebagai pengumpul biji kopi.
AFP

Sejumlah warga transgender dari komunitas Embera Chami, diangkut dengan mobil untuk mengumpulkan kopi di sebuah perkebunan di Santuario, departemen Risaralda, Kolombia, Jumat (10/5/2019). Hidup di tengah pro dan kontra, warga transgender setempat menyambung hidup dengan bekerja sebagai pengumpul biji kopi.

Akan tetapi, hidup tetaplah hidup, ditengah keresahan masyarakat atas keberadaan kaum transgender. Tentu saja mereka harus tetap melanjutkan hidup dan mencari nafkah.
Mereka adalah warga transgender yang mendiami wilayah Santuario, departemen Risaralda, Kolombia, yang sehari-hari berjibaku menyambung hidupsebagai tenaga pemetik kopi.
Dari Senin hingga Jumat, mereka mengumpulkan biji-bijian yang memiliki nilai jual untuk mendapatkan cukup uang demi bertahan hidup.
Di akhir pekan, mereka biasa pergi ke sebuah desa setempat untuk berbelanja di toko-toko, beraktivitas, dan bertemu dengan penduduk lainnya.
Penduduk setempat menerima mereka, tetapi para transgender tetap merasakan adanya "jarak".
Seperti diketahui, Konstitusi Kolombia 1991 mengakui hak-hak komunitas LGBT. Tetapi, beberapa masyarakat adat masih tidak menerima keberadaannya.
Bahkan, tercatat 29 kasus pembunuhan terjadi pada warga transgender di Kolombia pada tahun 2018.
Sumber: AFP

Source : kompas

Editor : Fotokita

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

slide 5 to 7 of 7

Latest

Popular

Tag Popular

x