Bikin Murka Anak Mantan Kapolri, Pemilik Ambulans Terobos One Way di Puncak Minta Digaji Rp 500 Juta Sebagai Anggota DPRD DKi, Foto Wajahnya Jadi Sorotan

Senin, 09 Mei 2022 | 11:29
Istimewa

Pemilik ambulans terobos one way di Puncak ternyata anggota DRPD DKI Jakarta Jamaludin. Politikus Golkar ini minta digaji Rp 500 juta.

Fotokita.net - Pemilik ambulans yang menerobos one way di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat meminta maaf lantaran sudah bikin murka anak mantan Kapolri. Ternyata pemilik ambulans ini pernah minta digaji Rp 500 juta sebagai anggota DPRD DKI Jakarta. Foto wajahnya jadi sorotan.

Polisi mengamankan sebuah ambulansterobos one way di Puncak Bogor. Ambulans bertuliskan Relawan Beringin itu diamankan karena menerobos sistem satu arah atau one way di Puncak, Sabtu (7/5/2022) siang. Ambulans ituditilang anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bogor di Simpang Gadog.

Awalnya, smbulans tersebut melaju dari arah Jakarta, menuju Puncak saat kepolisian memberlakukan satu arah ke Jakarta. Namun, di dalam ambulans bernomor polisi B 1070 KIX itu, tidak terdapat peralatan pendukung medis, seperti oksigen maupun tandu. Ambulans itu juga tak membawa orang sakit. Ambulans itu malah berisikan wisatawan lokal yang diduga ingin berlibur atau berwisata.

Kapolres Bogor, AKBP Iman Imanuddin menjelaskan, pada awalnya petugas memberhentikan ambulans tersebut untuk memberi pengawalan prioritas. Saat diperiksa, ambulans tersebut justru bukan membawa orang sakit, melainkan wisatawan lokal.

“Karena kami sudah tekankan ke anggota kalau ada ambulans butuh pengawalan prioritas, akan dikawal. Tapi ternyata setelah diperiksa di dalamnya bukan orang sakit, tapi orang mau berlibur,” kata Iman.

Mobil ambulans yang ditilang ini, bergerak dari Jalan Raya Ciawi, Kabupaten Bogor, dan hendak melawan rekayasa one way atau satu arah dari Puncak menuju Jakarta yang sedang diberlakukan oleh Satlantas Polres Bogor. Langsung saja, anggota Satlantas Polres Bogor melakukan penilangan dan pemeriksaan di Pospol Simpang Gadog.

Usai dilakukan pemeriksaan, mobil ambulans ini dikenakan beberapa pelanggaran oleh polisi. Bahkan, peruntukan mobil ambulans ini pun, tidak dalam rangka membawa pasien melainkan membawa rombongan keluarga yang diduga hendak liburan ke Kawasan Puncak.

Baca Juga: Ayahnya Milih Jadi Petani Usai Dipecat Jokowi, Perwira Polisi Ini Sikat Ambulans Terobos One Way di Puncak, Foto Wajahnya Disorot

Kanit Regident Polres Bogor Iptu Danny Sutarman menjelaskan ada beberapa sanksi tilang yang dikenakan kepada ambulance tersebut. "Pertama melawan arus, kedua tidak dilengkapi surat-surat, ketiga tidak ada pengesahan pajaknya mati sejak 2014," kata Danny kepada wartawan usai lakukan penilangan di Simpang Gadog, Sabtu.

Dari penilangan yang dilakukan itu, tambah Danny, turut disita beberapa barang bukti. "Barbuk yang kita tahan kendaraannya. Setelah membayar pajak membayar BKPB baru kita berikan," tambahnya.

Selain sanksi tilang dan barang bukti yang diamankan, semua penumpang yang ada di ambulance itu pun turut dikeluarkan oleh polisi. Beberapa barang yang bukan peruntukan ambulance pun, ikut diturunkan.

"Wanita 3 orang, anak kecil 2 orang, laki laki 2 orang, remaja laki-laki 2 orang. Beberapa barangnya seperti perlengkapan sound system, karpet, bantal, dan sebagainya. Tidak ada tabung oksigen, tandu tidak ada," bebernya.

Namun, hal yang sangat disayangkan terjadi. Sopir ambulans yang belakangan diketahui bernama Muhamad Ali tidak melakukan sikap kooperatif. Sopir ambulansbahkan sempat adu mulut dengan petugas yang melakukan penilangan.

Mulanya, Danny meminta sopir memperlihatkan surat kendaraan, tetapi sopir ambulans bersilat lidah. Danny lalu membentaknya. Momen itu terjadi saat Danny ingin melihat SIM dan STNK sopir.

"Saya koordinasi dulu," kata sopir ambulans, Muhammad Ali (45) kepada Danny. Kemudian Danny memarahi sopir tersebut dengan nada sedikit tinggi. "Mana sini SIM-STNK? Kamu koordinasi-koordinasi, mana sini. Saya petugas, SIM-STNK kamu mana? Sini saya minta," kata Danny kepada sopir.

"STNK saya nggak ada," kata sopir. "Nggak ada? Oke STNK nggak ada, saya tilang, mobil saya tahan," kata Danny sembari memerintahkan anggotanya.

Baca Juga: Ayahnya Eks Kapolri Era SBY, Enji Baskoro Disebut Hamili Janda Kembang, Foto Pamer Buku Nikah Ayu Ting Ting Bertebaran

Istimewa

Pemilik ambulans terobos one way di Puncak ternyata anggota DRPD DKI Jakarta Jamaludin. Politikus Golkar ini minta digaji Rp 500 juta.

Kejadian itu pun berlangsung cukup lama. Namun, akhirnya setelah terus diberikan penjelasan oleh polisi, Ali mengakui kesalahannya. "Saya cuman disuruh jadi supir aja. Ini arahnya dari Jakarta (Ciracas) mau ke Puncak Bogor," katanya saat ditanyai wartawan. Terkait rombongan orang yang di ambulance itu, tambah Ali, merupakan anggota keluarganya.

"Masih saudara jauh semuanya," tambahnya. Namun, ia menampik, ketika disinggung soal bayaran yang ia dapatkan. "Gak dibayar. Mereka pun tidak bayar. Mobil ini kan punya rakyat juga," tandasnya.

Iptu Danny Arief Sutarman adalah seorang perwira polisi yang kini menjabat sebagai Kanit Regident Satlantas Polres Bogor. Danny merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) Den 48.

Danny Sutarman adalah putra mantan Kapolri Jenderal (Purn) Sutarman. Sutarman sendiri menjabat sebagai Kapolri pada 2013-2015 pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sutarman dipecat secara hormat oleh Presiden Jokowi pada 2015. Dia lalu memilih menjadi petani di kampung.

Bikin murka anak mantan Kapolri, anggota DPRD DKI Jamaludin mengakui dia adalah pemilik ambulans yang terobos sistem one way atau satu arah di Puncak. Sekalipun begitu, Jamaludin tak mau menyalahkan siapa pun terkait kejadian tersebut.

"Intinya gini bang, saya enggak bisa menyalahkan siapa-siapa. Mungkin mereka enggak paham," ujar Jamaludin, Sabtu (7/5/2022). Jamaludin menyebut, dirinya tak bisa menyalahkan pihak yang meminjam ambulans tersebut. Malah, politikus Partai Golkar ini merasa bahwa dirinya yang patut disalahkan atas kejadian tersebut.

"Saya enggak menyalahkan siapa-siapa, yang salah, ya, saya juga bang, ya, karena saya minjemin dan enggak meneliti buat apa," kata dia. Seharusnya, menurut Jamal, sebagai pemilik ambulans dirinya lebih peduli akan dipergunakan untuk apa mobil tersebut. Dirinya mengaku bersalah lantaran tak mengedukasi lebih dalam kepada mereka yang hendak meminjam ambulans.

"Ya sudah ini kesalahan saya, saya terima ini kesalahan saya, saya sebagai pemilik ambulans, mungkin saya yang tidak memberikan edukasi kepada masyarakat, saya sebagai wakil rakyat siap disalahkan atas apa yang dilakukan masyarakat saya," kata dia.

Baca Juga: Foto Sinta Aulia Terkulai Lemah Menuai Simpati, Ternyata Ini Pekerjaan Orangtuanya Hingga Bikin Kapolri Kirim Helikopter

Facebook

Pemilik ambulans terobos one way di Puncak ternyata anggota DRPD DKI Jakarta Jamaludin. Politikus Golkar ini minta digaji Rp 500 juta.

Meski begitu, Jamaludin berharap dengan adanya kejadian ini, masyarakat lebih memahami fungsi dari ambulans. "Mungkin dengan adanya kejadian ini nati masyarakat teredukasi dengan sendirinya kalau ambulans tidak boleh digunakan di luar kedaruratan," kata dia.

Jamaludin mengaku ambulans tersebut memang dipinjam oleh seseorang. "Itu ambulans memang saya yang punya, tadi pagi ada yang pinjam," ujar Jamaludin. Dia mengaku, dirinyatak pernah menolak jika ada pihak yang meminjam mobil ambulans miliknya. Menurut dia, mobil ambulans yang kerap diparkir di halaman rumahnya itu bisa digunakan oleh siapa pun.

"Kalau orang pinjam, saya enggak terlalu nanya apa kepentingannya, yang saya tahu kan orang pinjam, ya, sesuai dengan fungsi ambulans, saya enggak tahu menahu," kata dia.

Namun Jamaludin menyayangkan pihak yang meminjam ambulans miliknya justru tidak menggunakan sesuai dengan fungsinya. Meski demikian, Jamaludin tak mau menyalahkan pihak yang meminjam ambulans tersebut.

"Yang pinjem istilahnya orang-orang kita juga, orang yang biasa ada di kita, makanya kita, ya sudah kalau memang ada apa-apa suka pinjam, kan ambulans mah bebas-bebas saja, siapa yang mau pakai," kata dia.

Sebelum mengaku sebagai pemilik ambulans terobos one way di Puncak, Jamaludin pernah minta digaji Rp 500 juta sebagai anggota DPRD DKi Jakarta.Jamaludin merupakan anggota DPRD Jakarta dari daerah pemilihan Kecamatan Ciracas, Pasar Rebo, Cipayung dan Kecamatan Makassar, Jakarta Timur. Foto wajahnya jadi sorotan.

Jamaludin sempat bikin heboh ketika menyatakan para dewan semestinya digaji Rp 500 juta. Bukan berkisar Rp 110 juta seperti yang sekarang diterima. Pernyataannya ini pun sempat membuat jagat dunia maya gempar.

Ditemui di DPRD DKI, Jamaludin mengaku pernyataannya kala itu cuma sebatas pendapat pribadi saja. "Bukan berarti gaji kita harus segitu, bukan. Itu menurut saya pribadi, bukan secara umum," ucap dia di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019).

Baca Juga: Buta Huruf, Ini Foto dan Profil Amaq Sinta Korban Begal yang Dibebaskan dari Status Tersangka

Facebook

Pemilik ambulans terobos one way di Puncak ternyata anggota DRPD DKI Jakarta Jamaludin. Politikus Golkar ini minta digaji Rp 500 juta.

Ia menjelaskan, pendapatnya ini datang karena dirinya memiliki paguyuban Rawa Babon di Jakarta Timur, dengan anggota nyaris 20 ribu. Sehingga, ia membutuhkan biaya lebih besar dari yang diterimanya saat ini.

"Karena saya punya paguyuban hampir 20 ribu (orang), ya kan Rp500 juta juga nggak cukup," tegas dia. Jamaludin membantah jika besaran biaya tersebut menjadi patokan gaji bagi anggota dewan di DPRD.

Biaya Rp 500 juta adalah estimasi dana yang harus ia keluarkan untuk kebutuhan pribadi mengurus paguyubannya. "Itu kebutuhan saya secara pribadi, bukan saya minta Rp500 juta," imbuhnya.

Tapi belakangan, ia mengaku gajinya sebagai anggota dewan sudah lebih dari cukup. Justru, kalau bisa dikurangi dari nominal yang sekarang ia dapat. "Sangat cukup, lebih dari cukup malahan, kalau bisa dikurangin saja deh, enggak usah dibayar enggak apa-apa," kata Jamaludin di gedung DPRD, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019).

Jamaludin sempat mendapat kecaman dari warganet karena menyebut gaji ideal dirinya sebagai anggota DPRD dari fraksi Golkar seharusnya Rp 500 juta. Sebagian warganet bahkan ada yang meminta Jamaludin untuk berhenti jika gaji tersebut diangap tidak cukup.

Ia menuturkan, sempat mengharpkan gaji Rp 500 juta karena harus membiayai paguyuban Rawa Babon, Jakarta Timur. Perkumpulan itu diklaim Jamaludin beranggotakan hampir 20 ribu orang. "Saya bukannya minta digaji Rp 500 juta bukan, jadi saya secara pribadi karena saya punya paguyuban hampir 20 ribu (anggota)," ujar Jamaludin.

Menurutnya, ia bisa kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan paguyuban yang dimaksud. Sambil berkelakar, ia bahkan mengaku ingin menjadi kondektur bus atau kenek sembari menjabat anggota dewan. "Enggak apa-apa, bisa jadi kenek, nyambi-nyambi jadi kenek kan boleh," pungkasnya.

Baca Juga: Dicopot Kapolri, Foto Kapolres Padang Pariaman Tersebar Luas, Kasusnya Jadi Pertanyaan

Facebook

Pemilik ambulans terobos one way di Puncak ternyata anggota DRPD DKI Jakarta Jamaludin. Politikus Golkar ini minta digaji Rp 500 juta.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya