Foto Anggota TNI Hajar Warga di Bali Jadi Sorotan, Korban Beri Pengakuan Begini

Selasa, 24 Agustus 2021 | 14:50
Instagram

Foto anggota TNI menghajar warga di Bali sudah terlanjur viral di media sosial. Korban memberi pengakuan begini.

Fotokita.net - Foto anggota TNI menghajar warga di Bali menjadi sorotan di media sosial. Kini, korban beri pengakuan begini.

Foto sejumlah anggota TNI yang melakukan kekerasan terhadap wargadi Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, menjadi perbincangan di media sosial.

Selain foto, video singkat yang menanyangkan sejumlah orang berseragam TNI yang menghajar warga viral di media sosial. Dalam narasi yang beredar, peristiwa itu bermula dari kegiatan tes swab antigen massal yang digelaroleh Kodim 1609/Buleleng yang bekerjasama dengan Puskesmas Banjar I yang bertempat di Wantilan Pura Bale Agung desa Sidetape kecamatan Banjar kabupaten Buleleng.

Kegiatan ini diawasi secara langsung oleh Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhamad Windra Lisrianto.

"Pada hari Senin tanggal 23 Agustus 2021 pukul 08.00 WITA dilaksanakan Tes Swab atas kesepakatan dari Para Aparat Desa dan para tokoh Masyarakat desa Sidetapa."

Namun, sayangnya, kegiatan baik itu berujung ricuh. Foto sejumlah anggota TNI menghajar warga terlanjur menjadi sorotan di media sosial. Korban yang dihajar anggota TNI memberi pengakuan begini.

Baca Juga: Foto Detik-detik Prajurit TNI Hajar Warga di Bali Viral, Ternyata Bermula dari Aksi Pemuda Ini

Terkait peristiwa itu,Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisriantoakhirnya melaporkan warga Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali ke polisi. Pelaporan dilakukan usai warga tersebut memukul kepala Dandim saat pelaksanaan screening rapid test antigen di desa tersebut.

"Ya semalam kita sudah (melaporkan warga tersebut). Karena ternyata bukan saya sendiri yang dipukul lainnya," kata Windra, Selasa (24/8/2021).

Namun setelah adanya pelaporan ke polisi, Windra mengaku menerima informasi bahwa pihak warga tersebut mau datang ke Kodim. Mereka akan datang hari ini ke Kodim 1606/Buleleng.

"Kita mau lihat (setelah mereka datang) bagaimana kelanjutannya. Sekarang katanya (mereka datang), informasinya sekarang mau ke Kodim," terang Windra.

Windra menegaskan, jika mereka mau bermediasi dan meminta maaf, pihaknya bakal menyelesaikan perkara tersebut secara damai. Menurutnya, sesama manusia bisa saling memaafkan.

Baca Juga: Polisi Kantongi Bukti Kuat, Benarkah Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Sudah Ditangkap? Foto Korban yang Hilang Dilacak

"Ya namanya manusia kan kita saling memaafkan lah ya. Tapi cara mereka kemarin membuat video viral itu sepotong saja. Mudah-mudahan bisa berakhir baik itu," kata dia.

Lalu jika mereka bersedia meminta maaf apakah laporan akan dicabut? Windra mengatakan bahwa pihaknya bakal menyesuaikan.

"Ya kalau itu kita akan sesuaikan (laporannya), karena niat kita memang membantu masyarakat. Dibayangkan saja, kita lihat yang kegiatan (rapid test) antigen, mereka menolak melawan petugas kemudian melakukan pemukulan, kan seperti itu. Itulah sebenarnya yang kurang sesuailah," tuturnya.

"Kita kan sebagai warga negara yang baik harus mendukung pemerintah. Anggota saya memukul (warga itu) karena saya dipukul duluan. Jadi jangan memandang kesalahannya itu dari satu sisi saja," kata dia.

Windra memang membenarkan adanya video tersebut. Namun, menurutnya, pemukulan itu adalah bentuk pembelaan anggota kepada dirinya. "Kepala saya dipukul dari arah belakang oleh salah satu warga di sana. Melihat saya selaku komandan Kodim dipukul, anggota saya yang sedang melakukan tugas langsung bereaksi. Akhirnya dipukul lah orang itu," kata Windra dliansir Kompas.com, Senin (23/8/2021) malam kemarin.

Baca Juga: Terekspos Kamera Foto Warga, Video Anggota TNI Hajar Pemuda di Buleleng Viral, Ini Fakta Sebenarnya

Foto anggota TNI menghajar warga di Bali menjadi sorotan. Lalu, bagaimana pengakuan warga? Salah seorang warga yang menjadi korban pemukulan dalam peristiwa itu memberi pengakuan begini.

Pria berinisial DI (24) itu membantah tudingan yang disampaikan oleh TNI terkait peristiwa itu.

Menurutnya, tak ada pemukulan yang dilakukan oleh warga terhadap anggota TNI yang sedang menjalani tugas tracing dan testing di desanya.

"Tidak ada (melawan), saya tidak melawan, saya di bawah, duduk," kata DI saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (24/8/2021).

Berdasarkan apa yang disampaikan DI, pemukulan yang ia terima bermula saat ia bersama temannya hendak pulang dari kebun miliknya di tepi Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Senin kemarin.

Saat itu, ia tak tahu jika ada kegiatan tracing dan testing di sepanjang jalan Desa Sidetapa.

Baca Juga: Polisi Kantongi Bukti Kuat, Benarkah Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Sudah Ditangkap? Foto Korban yang Hilang Dilacak

Instagram

Foto anggota TNI menghajar warga di Bali sudah terlanjur viral di media sosial. Ternyata, perkara bermula dari aksi pemuda ini.

"Kebetulan saya tidak tahu kalau ada pemeriksaan swab. Saya lupa pakai masker soalnya habis dari kebun," kata dia.

Saat tiba di lokasi penyekatan untuk dilakukan swab, DI mengaku langsung diadang oleh TNI.

Meski begitu, ia mencoba lari meloloskan diri karena pada saat itu tak memakai masker. Usai hampir meloloskan diri, ia mendadak ditarik salah seorang anggota TNI dan hampir terjatuh meski akhirnya berhasil pergi.

Sekitar 40 meter dari lokasi penyekatan, ia mengaku kembali diadang oleh TNI yang kemudian memukul temannya yang berinisial AG (23).

DI kemudian berhenti dan menanyakan maksud pemukulan yang dilakukan oleh TNI kepada AG.

"Tidak tahu kenapa (TNI) marah-marah langsung mukul, langsung nyekik, terus saya diseret sejauh 30 meter ke titik lokasi yang pertama, sejauh saya diseret, saya juga ditendang dari belakang. Padahal saya sudah tidak melawan. Tapi terus saja saya ditendang," tuturnya.

Baca Juga: Terkuak, Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Punya Ciri-ciri Khusus Ini, Foto Korban di Facebook Banjir Doa

Instagram

Foto anggota TNI menghajar pemuda di Buleleng itu diunggah di media sosial.

Setelah sampai ke titik yang pertama usai 30 meter diseret, DI bersama temannya mengaku diduduki dan disiram air oleh oknum TNI.

Selang 15 menit berlalu, paman DI kemudian datang dengan maksud melerai agar DI bersama AG tak jadi sasaran pemukulan.

"Bermaksud melerai agar saya tidak dipukul, terus dia juga yang jadi sasaran pemukulan oleh aparat. Kami bertiga dipukuli lagi, padahal kami tidak melawan," terang dia.

DI melanjutkan, pemukulan yang dilakukan oleh oknum TNI tak berhenti sampai di situ. Beberapa saat kemudian, adik DI juga datang untuk melerai agar pemukulan tak berlanjut.

"Adik saya melawan, tapi melawan belum sampai mukul, adu mulut lah. Setelah itu adik saya dipukuli sampai bibirnya robek," tuturnya.

DI kemudian dijemput oleh sang ayah untuk dibawa pulang ke tempat tinggalnya yang tak jauh dari lokasi pemukulan.

Baca Juga: Foto Korban Pembunuhan Ibu dan Anak yang Hilang Jadi Petunjuk, Polisi Didesak Periksa Sosok Ini, Netizen: Kok HPnya Bisa Dibuka Kuncinya?

Ia menyayangkan penjelasan TNI yang sudah beredar terkait alasan pemukulan terjadi. Termasuk dengan pernyataan TNI yang menyatakan anggotanya ditabrak.

"Saya dibilang nabrak aparat. Kan tidak mungkin saya nabrak, kalau saya nabrak pasti saya jatuh. Jadi berbeda dengan fakta yang di lapangan. Dibilang saya yang mengeroyok aparat, padahal kan saya tidak melawan, saksi mata ada," terangnya.

DI berharap oknum TNI yang telah melakukan pemukulan itu diproses secara hukum atau pun secara sanksi disiplin.

"Harapan saya untuk oknum-oknum yang sudah memukul saya, cuma kesalahan saya tidak pakai masker, sampai memukul, agar ditindaklanjuti lah," tuturnya.

Selain itu, ia juga berharap, TNI lebih humanis dan lebih merata dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Dengan begitu, tak ada ketakutan yang ditimbulkan dari aktivitas berupa tracing dan testing untuk menekan laju penyebaran Covid-19.

"Dia itu (TNI) sosialisasi kepada masyarakat belum merata, artinya masyarakat belum ada yang tahu kalau hari itu akan dilakukan swab. Saya kan takut jadinya kalau saya ditekan, makanya saya lari," pungkasnya.

Baca Juga: Foto Buntut Tikus dalam Mie Ayam Viral, Pemilik Warung Ungkap Fakta Sebenarnya di Depan Polisi

Sebelum melaporkan warga Desa Sidetapa ke polisi, Dandim Windra mengaku sudah membuka jalur mediasi kepada warga yang bersangkutan.

Namun, mereka tetap menyalahkan pihak TNI dan akan melanjutkan proses hukum terhadap TNI yang melakukan pemukulan.

Merespons hal itu, pihak TNI, lanjut Windra, juga akan mendatangi polisi untuk melakukan pelaporan.

Windra menyebut, warga seharusnya tak melakukan perlawanan kepada petugas saat dilakukan tracing dan testing.

Selain pihaknya sedang menjalankan tugas negara, upaya itu dilakukan atas dasar semangat untuk bersama-sama menekan laju Covid-19.

"Ini memberikan pelajaran, masyarakat benar benar taat dengan apa yang kita kerjakan," ujarnya.

Baca Juga: Foto Fortuner Pelat Polisi Viral, KTP Sopir Ungkap Fakta Mengejutkan, Ternyata Begini Statusnya

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya