Terekspos Kamera Foto Warga, Video Anggota TNI Hajar Pemuda di Buleleng Viral, Ini Fakta Sebenarnya

Selasa, 24 Agustus 2021 | 11:52
Instagram

Hasil ekspos kamera foto atas kejadian beberapa anggota TNI menghajar pemuda di Buleleng itu diunggah di media sosial.

Fotokita.net - Sebuah rekaman kamera foto warga mengekspos beberapa anggota TNI yang menghajar pemuda di Buleleng, Bali viral di media sosial. Ternyata ini fakta sebenarnya.

Peristiwa kekerasan yang dilakukan beberapa anggota TNI terhadap pemuda itu telah menjadi perbincangan di media sosial. Dalam video yang beredar, beberapa anggota TNI tampak melakukan pengeroyokan yang juga disaksikan warga. Belakangan, insiden itudiketahui terjadi di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali pada Senin (23/8/2021).

Hasil ekspos kamera foto atas kejadian beberapa anggota TNI menghajar pemuda di Buleleng itu diunggah di media sosial. Salah satunya, akun Jeg Bali di Facebook.

Dalam narasi video itu, fakta sebenarnya dari kronologi insiden antara TNI dan warga Desa Sidetapa diungkap.

"Pada hari Senin tanggal 23 Agustus 2021 pukul 08.00 WITA dilaksanakan Tes Swab atas kesepakatan dari Para Aparat Desa dan para tokoh Masyarakat desa Sidetapa."

Pelakanaan tes swab antigen massal ini digelaroleh Kodim 1609/Buleleng yang bekerjasama dengan Puskesmas Banjar I yang bertempat di Wantilan Pura Bale Agung desa Sidetape kecamatan Banjar kabupaten Buleleng yang di awasi langsung oleh Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhamad Windra Lisrianto.

Baca Juga: Nasi Sudah Jadi Bubur, Foto Pemberian Babi Sebagai Tanda Maaf Beredar, Danlanud Merauke Pasrah Dicopot Panglima TNI

Seluruh warga yang melintas di dekat pura desa dihentikan. selanjutnya mereka diarahkan ke pelataran pura guna menjalani tes swab.

Sekitar pukul 09.45 muncul sebuah sepeda motor Scoopy berwarna krem yang dikemudikan dua orang pemuda.Keduanya saat itu tak mengenakan masker.

Anggota satgas sempat menghentikan keduanya. Namun mereka memilih kabur bahkan sempat nyaris menabrak salah seorang personel TNI yang berjaga.

Personel sempat mengejar keduanya, namun tak terkejar.Selang beberapa lama keduanya kembali. Pemuda dan personel sempat terlibat perdebatan. Mereka lantas dibawa ke lokasi swab massal.

Kedua pemuda itu selanjutnya diberi pemahaman oleh Komandan Kodim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto soal pentingnya swab.

Belakangan muncul sekelompok orang yang berusaha menarik kedua pemuda itu dari lokasi swab massal.Salah seorang dari kelompok itu diduga sempat memukul Dandim Windra di bagian belakang kepala.

Tak pelak peristiwa itu memicu reaksi para personel. Personel TNI pun memburu pria yang diduga memukul dandim.Saat dikejar, pemuda yang diduga memukul dandim berusaha melawan.Akibatnya, keributan pun pecah dan terjadi perkelahian.

Baca Juga: Bikin Danlanud Merauke Dicopot, Pemilik Warung Bongkar Tabiat Asli Warga Papua yang Kepalanya Diinjak Anggota TNI AU

Instagram

Hasil ekspos kamera foto atas kejadian beberapa anggota TNI menghajar pemuda di Buleleng itu diunggah di media sosial.

Dandim Windra pun sempat berusaha melerai para personel.Peristiwa itu juga memicu reaksi warga lainnya. Kendaraan dinas TNI sempat hendak dirusak warga. Sebelum akhirnya dihalau aparat.

Setelah berhasil dilerai, pihak TNI mendatangi keluarga korban dan melaksanakan mediasi.Namun dari pihak korban disebut belum menyetujui permintaan tersebut.

Akibat peristiwa tersebut, selain seorang warga Sidatapa terluka, Dandim Buleleng dan tiga anggota Kodim Buleleng juga terluka dalam insiden ini.

Setelah berhasil dilerai, pihak TNI mendatangi keluarga korban dan melaksanakan mediasi.Sayangnya saat mediasi, dari pihak warga disebut belum menyetujui permintaan tersebut.

Akibat peristiwa tersebut, selain seorang warga Sidatapa terluka, Dandim Buleleng dan dua anggota Kodim Buleleng juga terluka dalam insiden ini

Salah satu warga yang terluka itu yakni Kadek Diki Okta, 20. Pemuda ini mengalami luka robek pada bagian bibir atas sebelah kanan.

Sementara dari pihak TNI, selain Dandim Buleleng mengalami benjol pada kepala belakang bagian kanan.Selain Dandim, tiga personel Kodim Buleleng juga dilaporkan mengalami luka.

Baca Juga: Unggah Video Prajurit TNI AU Injak Kepala Warga Papua yang Tuna Wicara, Akun Twitter Jurnalis Ini Hilang

Ketiga anggota Kodim Buleleng, itu yakni Kopral Made Sastrawan dengan luka lecet dan lebam pada bagian tangan kanan;

Pratu Gagas Suprianto mengalami luka pada pipi kanan dan luka memar pada kepala bagian atas telinga; serta Serma Liberty Lumbanan juga mengalami memar pada dada dan leher.

Ketika itubelum ada pernyataan resmi dari pihak desa.Namun lewat media sosial, korban sempat mengunggah keluhannnya.

"Masyarakat dicegat dipaksa untuk swab. Saya korban kekerasan oknum aparat yang arogan. kami bukan teroris, kami bukan maling," tulisnya.

Dandim Windra Lisrianto membenarkan adanya video tersebut. Namun, dia menyebutkan, apa yang terjadi dalam video itu adalah bentuk pembelaan anggotanya.

"Kepala saya dipukul dari arah belakang oleh salah satu warga disana. Melihat saya selaku komandan Kodim dipukul, anggota saya yang sedang melakukan tugas langsung bereaksi. Akhirnya dipukul lah orang itu," kata Windra dilansir Kompas.com, Senin (23/8/2021).

Menurut Windra, kejadian itu bermula saat pihaknya bersama tim gabungan dari Satgas Kabupaten Buleleng yang terdiri dari unsur TNI, Polri, BPBD, Satpol PP, Dinas Kesehatan sedang melakukan tracing dengan menggelar swab test antigen di desa tersebut, Senin (23/8/2021).

Baca Juga: Foto Detik-detik Prajurit TNI AU Injak Kepala Warga Papua, Ternyata Korbannya Tuna Wicara

Hal itu dilakukan setelah sebelumnya dilaporkan terdapat 27 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan dua orang diketahui meninggal dunia. Sebelum terjadi aksi pemukulan, tim gabungan sudah berhasil melakukan tracing kepada 104 orang dari sekitar 500 sasaran.

"Dari 104 yang kami testing, kami mendapatkan 4 orang yang terkonfirmasi positif, dan langsung kami tindak lanjut dengan memanggil keluarganya tracing, kemudian mengantarkan mereka ke isoter Kabupaten Buleleng," kata dia.

Windra menjelaskan, dalam kegiatan itu, TNI bertugas untuk melakukan penyekatan jalan dan mengarahkan ke petugas swab. Hal itu dilakukan karena warga Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, mayoritas tak mau mengikuti testing dan tracing.

Setelah menyasar 104 orang dan diketahui 4 orang terkonfirmasi positif, pihaknya melanjutkan penyekatan jalan untuk mengarahkan ke tempat swab.

Sekitar pukul 11.00 Wita, ada sepasang remaja laki-laki dengan satu motor menolak dihentikan oleh petugas TNI untuk mengikuti tes swab. Karena merasa terganggu dengan petugas, Windra mengatakan, keduanya kemudian menabrak salah satu petugas.

"Oleh petugas dikejar untuk dikonfirmasi, terus yang bersangkutan menyampaikan 'kalian kenapa menghalangi jalan kami'," kata dia. Kedua remaja itu terus meronta-ronta menolak dilakukan swab test antigen.

Baca Juga: Penasaran Foto Keluarga Akidi Tio Bikin Gempar, Mantan Menteri SBY Merasa Malu Usai Temukan Fakta Penyumbang Rp 2 Triliun untuk Warga Sumsel

Instagram

Hasil ekspos kamera foto atas kejadian beberapa anggota TNI menghajar pemuda di Buleleng itu diunggah di media sosial.

Selang beberapa saat, lanjut Windra, datang orangtua kedua anak tersebut dan berusaha menarik anaknya agar tidak dilakukan tes swab. "Disaat itu lah saya yang berusaha mengarahkan orang tuanya, dipukul kepala saya dari arah belakang oleh salah satu warga di sana," tuturnya.

Tak terima melihat Windra dipukul, anggota TNI kemudian bereaksi dengan menyerang warga yang memukul tersebut. Windra menyayangkan video yang sudah viral di media sosial. Menurutnya, apa yang terlihat dalam video sudah terpotong dan kurang lengkap.

"Jadi sebenarnya pemicu kenapa anggota TNI itu dipukul, karena saya komandan Kodim Buleleng dipukul dari belakang kepalanya. Dan itu dilihat oleh petugas," tuturnya.

Windra mengaku, sudah membuka jalur mediasi kepada warga yang bersangkutan. Namun, mereka tetap menyalahkan pihak TNI dan akan melanjutkan proses hukum terhadap TNI yang melakukan pemukulan.

Merespons hal itu, pihak TNI, lanjut Windra, juga akan mendatangi polisi untuk melakukan pelaporan. "Saya mau membuat laporan ke polisi malam ini. Anggota saya ditabrak sama mereka, dan saya juga dipukul dari belakang," tuturnya. Windra menyebut, warga seharusnya tak melakukan perlawanan kepada petugas saat dilakukan tracing dan testing.

Selain pihaknya sedang menjalankan tugas negara, upaya itu dilakukan atas dasar semangat untuk bersama-sama menekan laju Covid-19. "Ini memberikan pelajaran, masyarakat benar benar taat dengan apa yang kita kerjakan," pungkasnya.

Baca Juga: Dituding Jual Mie Ayam Isi Buntut Tikus, Rupanya Begini Foto Kondisi Warung Makan yang Bikin Geger Warga, Polisi Turun Tangan

Sementara itu, Kepala Desa Sidetapa Buleleng Ketut Budiasa mengaku belum bisa memberikan penjelasan terkait dengan hal tersebut. Pihaknya mengaku akan membicarakannya terlebih dahulu dengan tokoh masyarakat di desa setempat.

"Ini kan masalah di desa, saya ngomong dulu dengan tokoh-tokoh masyarakat sehingga nanti tidak terlalu melebar begitu," kata dia. Kini, Windra akhirnya melaporkan warga Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali ke polisi. Pelaporan dilakukan usai warga tersebut memukul kepala Dandim saat pelaksanaan screening rapid test antigen di desa tersebut.

"Ya semalam kita sudah (melaporkan warga tersebut). Karena ternyata bukan saya sendiri yang dipukul lainnya," kata Windra, Selasa (24/8/2021).

Namun setelah adanya pelaporan ke polisi, Windra mengaku menerima informasi bahwa pihak warga tersebut mau datang ke Kodim. Mereka akan datang hari ini ke Kodim 1606/Buleleng.

"Kita mau lihat (setelah mereka datang) bagaimana kelanjutannya. Sekarang katanya (mereka datang), informasinya sekarang mau ke Kodim," terang Windra.

Windra menegaskan, jika mereka mau bermediasi dan meminta maaf, pihaknya bakal menyelesaikan perkara tersebut secara damai. Menurutnya, sesama manusia bisa saling memaafkan.

Baca Juga: Polisi Kantongi Bukti Kuat, Benarkah Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Sudah Ditangkap? Foto Korban yang Hilang Dilacak

"Ya namanya manusia kan kita saling memaafkan lah ya. Tapi cara mereka kemarin membuat video viral itu sepotong saja. Mudah-mudahan bisa berakhir baik itu," kata dia.

Lalu jika mereka bersedia meminta maaf apakah laporan akan dicabut? Windra mengatakan bahwa pihaknya bakal menyesuaikan.

"Ya kalau itu kita akan sesuaikan (laporannya), karena niat kita memang membantu masyarakat. Dibayangkan saja, kita lihat yang kegiatan (rapid test) antigen, mereka menolak melawan petugas kemudian melakukan pemukulan, kan seperti itu. Itulah sebenarnya yang kurang sesuailah," tuturnya.

"Kita kan sebagai warga negara yang baik harus mendukung pemerintah. Anggota saya memukul (warga itu) karena saya dipukul duluan. Jadi jangan memandang kesalahannya itu dari satu sisi saja," kata dia.

Sebelumnya, dari hasil ekspos kamera foto yang merekam video tampak beberapa orang berseragam TNI yang menghajar pemuda viral di media sosial. Peristiwa tersebut terjadi di Desa Sidetapa, Buleleng.

Pemuda itu itu dihajar anggota TNI lantaran sempat memukul kepala Dandim Buleleng dari belakang. Setelah remaja tersebut memukul Dandim, anggota TNI yang lain spontan menghajar keduanya.

Baca Juga: Polisi Kantongi Bukti Kuat, Benarkah Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Sudah Ditangkap? Foto Korban yang Hilang Dilacak

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya