
Pemlik kontrakan TKP pembunuhan berantai Bekasi mengaku ditipu pelaku dengan kata ini.
"(Duloh) datang lagi tiga hari (kemudian), bilang katanya (untuk kebutuhan air) mau nimba (sumur), nanti (kebutuhan) listriknya nyolok ke tetangga.
Gitu saja dia ngomongnya, terus emak pergi ke pasar. Kata bapak (ke Duloh), 'Nggak jadi Pak, nggak boleh sama istri saya'," imbuhnya.
Setelah menolak berulang kali, Erti akhirnya mengizinkan Duloh ngontrak di rumahnya, lantaran Duloh terus memaksa.
"Baru 5 kali (minta), dikasih (izin sewa kontrakan). Dia maksa, akhirnya sama Bapak dikasih, masuknya tanggal 2 (Januari 2023)," tuturnya.
Erti menceritakan, saat itu Duloh mengaku berniat ngontrak untuk dirinya saja. Solihin, kata Erti, memberi uang sebesar Rp 500 ribu.
"Sebulan Rp 500. (Izinnya) satu orang, Solihin doang. Awalnya sendiri, dia bilang nggak banyak orang" tutup perempuan paruh baya yang terlihat pasrah itu. Tampaknya dia baru menyadari dihasut pembunuh berantai di Bekasi itu.

Wowon Erawan otak pembunnuhan istri siri dan kedua anak tirinya di kontrakan Bekasi. Keluarga dibunuh dengan racun tikus.
(*)