Fotokita.net - Foto sosok penipu ratusan mahasiswa IPB University yang bernamaSiti Anisa Nasution (SAN) beredar di media online. Ketua RT membongkar tabiat ganjil pelaku yang kini sudah menjadi tersangkapenipuan berkedok investasi bodong.
AksiSiti Anisa Nasution (SAN) membuat heboh publik. Sebab lewat aksi penipuan berkedok investasi bodong, ratusan mahasiswa di Bogor terlilit pinjaman online (pinjol). Terkini, foto sosok SAN disebarkan media online setelah polisi merilis statusnya.
Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin memimpin konferensi pers pengungkapan kasus dugaan penipuan yang dilakukan SAN. SAN ditampilkan ke publik dengan mengenakan baju tahanan Polres Bogor berwarna biru.
SAN didampingi dua orang polwan saat dihadirkan di lokasi konferensi pers di Mapolres Bogor pada Jumat (18/11/2022). SAN tampak terus menunduk dan menampilkan raut muka muram.
Polisi sempat menunjukkan sejumlah barang bukti terkait kasus penipuan tersebut. Barang bukti itu di antaranya buku tabungan, kartu ATM, hingga kunci mobil.
Dalam kasus ini, polisi juga menyita 1 unit mobil sebagai barang bukti. Polisi juga menunjukkan tangkapan layar (screenshot) dari toko online di aplikasi jual beli online.
SAN ditangkap di Perumahan Kebun Raya Residence, Ciomas, Kabupaten Bogor, pada Kamis (17/11) dini hari tadi. SAN tidak melakukan perlawanan saat ditangkap polisi.
Menurut pengakuan tersangka, pelaku menilap uang para mahasiswa di Bogor untuk menutupi sejumlah utang. Namun polisi belum mengetahui persis jumlah utang yang dimiliki SAN.
"Pengakuannya banyak utang, kebutuhan pribadi hingga cicilan mobil," kata Iman.
Polisi masih mendalami penipuan yang dilakukan SAN. Dia menduga SAN terlilit utang pinjol.
Baca Juga: Gak Punya Malu! Foto Sosok Pengemis Baju Koko Digeruduk Dinsos, Berkelit Bawa Mobil Berisi Kardus
Polisi mengungkap SAN diduga menipu dengan modus tawaran investasi. Tersangka menjanjikan keuntungan 10 persen ke para mahasiswa di Bogor itu.
"Menawarkan investasi dengan keuntungan 10 persen," kata Iman kepada wartawan.
Dalam kasus ini, SAN bermodus menawarkan kerjasama investasi kepada korban yang kebanyakan mahasiswa. Namun polisi menyatakan toko yang ditawarkan sebagai investasi kepada mahasiswa tidak ada.
"Pelaku menawarkan kerja sama, kemudian dengan iming-iming keuntungan 10 persen. Namun toko online yang sebagaimana ditawarkan itu ternyata tidak ada atau bukan yang bersangkutan," kata dia.
Beberapa wartawan juga sempat menanyai SAN ketika digiring petugas, namun tiada satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Wanita 29 tahun itu terus berjalan sambil menundukkan kepala dengan mata berlinang air mata.
"Dari fakta hukum yang diperoleh penyidik dalam proses penyidikan yang dilakukan, kami sudah menetapkan satu orang tersangka atas nama SAN dengan persangkaan Pasal 372 dan Pasal 378 KUHP dengan ancaman pidana 4 tahun penjara," kata Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin saat jumpa pers, Jumat (18/11/2022).
Iman Imanuddin mengatakan modus yang digunakan tersangka SAN untuk menggaet korbannya adalah menawarkan kerja sama pencairan dan kerja sama bisnis pada market place atau toko online yang diakui sebagai miliknya.
Namun kemudian kedok penipuannya terbongkar. Polisi juga mengungkap bahwa toko online yang diklaim milik pelaku adalah milik orang lain.
"Modus operandi yang dilakukan oleh Tersangka yaitu menawarkan kerja sama pencairan dan kerja sama bisnis pada market place atau toko online yang diakui milik tersangka. Namun, setelah penyidik melakukan konfirmasi terhadap info tersebut, ternyata toko online itu milik orang lain," kata Iman.
Kasus ratusanmahasiswa IPBUniversity terjeratpinjaman online aliaspinjol tengah jadi sorotan.
Usut punya usut, alasanmahasiswa IPB tersebut punya utang dipinjol adalah karena hasutan seorang wanita berinisial SAN.
Baca Juga: Geramnya Netizen Lihat Foto Sosok Ayah Bacok Anak Sendiri di Depok, Betul-betul Keji!

Foto sosok penipu yang membuat ratusan mahasiswa IPB terjerat pinjol beredar. Ketua RT bongkar tabiat ganjil pelaku.
Tak hanya menghasut, wanita berusia 29 tersebut juga yang pada akhirnya menikmati uang pinjaman dari ratusanmahasiswa IPBdengan iming-iming investasi.
Korban SAN bukan hanyamahasiswa IPBsaja, warga lainnya juga ikut terjerat bujuk rayu SAN. Terhitung kini, jumlah korban SAN mencapai 333 orang, dengan 116 di antaranya adalahmahasiswa IPB.
Melalui penelusuran, SAN rupanya pernah bermukim di kontrakan wilayah Tegal Gundil, Bogor Utara, Kota Bogor.
Perihal sosok SAN, Ketua RT setempat bernamaKamaludin membongkar tabiat ganjil pelaku penipuan ratusan mahasiswa IPB itu. Dia bercerita panjang lebar.
Mengenal sosok SAN secara detail, Pak RT mengungkap siapa sebenarnya terduga penipu pinjol tersebut. MenurutKamaludin, SAN atau yang karib disapa Butet itu adalah sosok yang sopan.
"Dia orangnya sopan. Ga pernah macam-macam. Sama tetangga juga sopan menghargain lah istilahnya. Nah, terakhir dia mengontrak di kontrakan depan rumah saya ini, yang sekarang warung. Ngontrak disini sudah lama sejak dia masih SD, saya juga belum jadi RT.
Dia anak yatim, dia tinggal 4 anggota keluarga, ibunya, kakaknya sama adiknya. Tahun nya saya lupa tahun berapa, dia masih SD atau SMP. Pokonya dia ngga lahir disini," kata Kamaludin saat disambangidi kediamannya, Rabu (16/11/2022) malam.
Kamal bercerita, kehidupan SAN alias Butet biasa-biasa saja saat kecil. Namun usai bekerja, SAN yang kini berusia 29 tahun mulai berulah.
SAN diakui Kamal sering bertengkar dengan ibu serta kakak-kakaknya.
Bahkan keributan antara SAN dan keluarganya itu sempat membuat lingkungan bising lantaran SAN berteriak-teriak.
"Dulu masih sekolah, normal kehidupannya ngga neko-neko. Tapi akhir-akhir ini setelah dia kerja banyak masalah. Dia sering berantem sama ibunya sendiri, sama kakaknya juga, jadi memang meresahkan kalau mau disebut begitu, itu karena berisiknya itu," ungkap Kamal.

Foto sosok penipu yang membuat ratusan mahasiswa IPB terjerat pinjol beredar. Ketua RT bongkar tabiat ganjil pelaku.
"Kalau lagi ribut sama ibu atau kakaknya memang sering teriak-teriak kaya kesurupan. Memang karakternya begitu. Saya juga kadang kesitu nyamperin, terus adem lagi, besoknya baikan lagi mereka, sudah boncengan lagi, aneh saya juga makanya," sambungnya.
Tak cuma bermasalah dengan keluarganya, SAN juga sempat berpolemik dengan perusahaan tempatnya bekerja.
Kamal juga mengungkap, SAN pernah didatangi oleh pihak perusahaannya di tahun 2018. Kala itu SAN dituding menggelapkan uang Rp 45 juta.
"Dia kerja di marketing, ngga tau gimana ceritanya dia bilang di celuler gitu. Jualin kartu perdana gitu. Di daerah Bekasi. Nah itu kasus tuh, dia dilaporin sama tempat kerjanya. Orang perusahan sempat datang ke saya, tanya tanya soal dia.
Orang itu bilang dia menggelapkan uang. Dia bawa surat panggilan polisi. Kalau ga salah dari Polres Bekasi itu pemanggilan. Itu 2018an, sudah lama juga itu. Nilainya 45 juta lah. Itu penjualan kartu perdana," ungkap Kamal.
Sempat berkonflik, permasalahan SAN dan perusahaannya itu justru cepat membaik.
Melihat kejadian itu, Kamal pun menduga bahwa kasus itu selesai atas bantuan beberapa pihak keluarganya yang memang dikenal orang berada.
"Tapi masalah itu selesai, ngga tahu ya selesainya gimana. Mungkin ada bantuan keluarga besar atau apa ya, saya kurang tau bagaimana penyelesaianya. Tapi selesai, adem setelah itu. Dia tetap ada disini (kontrakan) juga," kata Kamal.
Polemik yang ditimbulkan SAN tak berhenti sampai di situ.
Sangtrouble makeritu kembali berkonflik dengan leasing.
Di tahun 2022, SAN diduga menjual atau menggadaikan sertifikat rumah kontrakannya yang dia akali untuk bisa sebagai syarat membeli mobil.
"Terbaru itu, kaget juga saya, karena menurut saya itu kok anak sekecil itu sudah berani memalsukan AJB rumah kontrakan yang dia tempati. Kan saya tahu itu kontrakan siapa, ngga mungkkin dia punya AJBnya kan.
Nah saya lagi pelatihan nih, istri saya telpon, pak ini ada dari leasing. Jadi katanya dia ngga pernah bayar, tapi unit mobilnya ngga ada," ujar Kamal. "Kejadian itu bulan Oktober. Dia pindah rumah ke Ciomas kan Maret. Akhirnya si leasing itu ngomonglah, kalau SAN itu agunkan rumah kontrakan. Dia akuin itu rumahnya. Saya lihat AJB itu meragukan," sambungnya.
Gara-gara kasus tersebut, SAN pun pindah ke daerah Ciomas. Lantas beberapa bulan kemudian,Pak RT kembali didatangi segerombolan orang yang mencari-cari SAN.
Ternyata mereka adalah korban investasi bodong SAN yang terdiri darimahasiswa IPB.
"Terus datang lah itu banyakmahasiswa IPB, mereka cuma nanyain aja rumahnya disitu atau bukan. Mereka juga tanya sehari hari kaya apa gitu. Saya jawab aja. Dia sopan orangnya, ngga pernah bikin masalah sama orang sini mah. Galak juga sama keluarganya saja," akui Kamal.
"Saya ngga percaya sebetulnya ada aduan dari anak mahasiswa gitu. Masa sih sampe begitu, makanya saya ngga percaya juga," pungkasnya.
Baca Juga: Foto Gempi Juara Lomba Piano Banjir Komentar, Gisel Takjub Sosok Ini Bisa Sulap Kemampuan Anaknya
(*)