Baca Juga: Geger KTP WNI Tertangkap Kamera di Markas ISIS Yaman, Inilah Fakta Alamat Rumahnya di Mojokerto

Pendiri Khilafatul Muslimin yang pamer kekuatan di jalanan itu pernah terlibat dalam kasus pengeboman Candi Borobudur. Ini foto tampangnya.
Nurwakhid lantas memamparkan lebih jauh, tiga parameter untuk melihat peristiwa konvoi bertulisan 'Khilafatul Muslimin' tersebut. Di antaranya dari aspek ideologi, sejarah, dan dampak ideologi."Satu aspek ideologi sangat berbahaya dengan memiliki cita ideologi khilafah di Indonesia sebagaimana HTI, JI, JAD, maupun jaringan terorisme lainnya. Walaupun dalam pengakuan mereka tidak bertentangan dengan Pancasila, ideologi mereka adalah mengkafirkan sistem yang tidak sesuai dengan pandangannya. Dua, secara historis, pendiri gerakan ini sangat dekat dengan kelompok radikal, seperti NII, MMI, dan memiliki rekam jejak dalam kasus terorisme," beber petinggi Polri yang ditugaskan di BNPT ini."Baraja telah mengalami dua kali penahanan, pertama pada Januari 1979 berhubungan dengan Teror Warman, ditahan selama tiga tahun. Kemudian ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun, berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal tahun 1985. Tiga, dampak ideologis, gerakan ini memiliki visi dan ideologi perubahan sistem sangat rentan bermetamorfosa dalam gerakan teror. Lihatlah kasus penangkapan NAS tersangka teroris di Bekasi yang ditemukan di kontrakannya kardus berisi Khilafatul Muslimin dan logo bordir Khilafatul Muslimin," tambah Nurwakhid.Dia mengatakan gerakan Khilafatul Muslimin mudah berafiliasi dengan jaringan terorisme. Menurutnya, hal itu dinyatakan oleh peneliti terorisme dari Singapura, Rohan Gunaratna.

Pendiri Khilafatul Muslimin yang pamer kekuatan di jalanan itu pernah terlibat dalam kasus pengeboman Candi Borobudur. Ini foto tampangnya.

Pendiri Khilafatul Muslimin yang pamer kekuatan di jalanan itu pernah terlibat dalam kasus pengeboman Candi Borobudur. Ini foto tampangnya.
(*)