Follow Us

Foto Halilintar Asmid Cium Tangan Pemimpin Organisasi Terlarang Disebarkan, Mertua Aurel Hermansyah Lihai Perdaya Mitra Bisnisnya dengan Cara Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 14 Maret 2022 | 20:42
Mertua Aurel Hermansyah, Halilintar Asmid dikabarkan perdaya mitra bisnisnya dengan cara ini. Dia disebut bergabung organisasi terlarang.
Facebook

Mertua Aurel Hermansyah, Halilintar Asmid dikabarkan perdaya mitra bisnisnya dengan cara ini. Dia disebut bergabung organisasi terlarang.

Jika merujuk buku “Pengembaraan Sang Duta: Halilintar Muhammad Jundullah” karya Taufik Mustafa, Halilintar adalah sosok yang lekat dengan ajaran agama. Eep Saefulloh Fatah, konsultan politik cum sahabat Halilintar semasa kuliah, sedikit menceritakan sosok ayah Atta itu.

“Tahun 1995, ia [Halilintar dulu] adalah seorang yang door to door menjajakan karpet, dibantu istri dan seorang temannya yang mantan pengecer koran. Ketika Oktober 2002, saya bertemu kembali dengannya, ia adalah pemimpin sebuah jaringan usaha berskala global,” kata Eep di buku terbitan Giliran Timur pada 2003 itu seperti dikutip dari karya tulis kumparan.

Kedekatan Eep dan Halilintar memang tak terjalin lama, namun cukup intens. Sehingga, Eep tahu betul Halilintar memiliki banyak perbedaan ketika mereka dipertemukan kembali.

Baca Juga: Astagfirullah, Ayah Atta Halilintar Terima Kabar Buruk, Foto Makan Malam Anang Hermansyah dengan Besan Banjir Komentar

Perubahan pola pikir dan berpakaian Halilintar terjadi setelah ia berguru pada Syeikh Ashaari Muhammad At Tamimi, atau Abuya Ashaari, di Malaysia. Sejak berguru pada Abuya pula, putra kelahiran Dumai, Riau itu mendapat nama baru menjadi Halilintar Muhammad Jundullah.

“Perubahannya yang penting bagi saya bukanlah perubahan gaya berpakaiannya (memakai gamis, membelitkan sorban di lingkar kepala), melainkan caranya bertutur dan topik-topik yang ia pilih dalam pembicaraan,” tutur Eep. “Saya merasa Halilintar sudah mengalami semacam pencerahan spiritual yang luar biasa dalam,” sambungnya.

Syekh Ashaari atau Abuya--panggilannya, adalah pendiri dan pemimpin Darul Arqam, sebuah organisasi keagamaan Islam yang berbasis di Malaysia. Halilintar sempat menjadi salah satu pengikut.

“Kami sempat berbicara cukup panjang di Kantin FISIP UI. Dari sinilah saya mengetahui lebih banyak aktivitas Halilintar sebagai salah seorang tokoh Darul Arqam,” tutur Eep.

Pengakuan Halilintar sebagai tokoh Darul Arqam juga tercantum dalam buku "Jejak Hizbut Tahrir Indonesia" karya Pusat Data dan Analisa TEMPO. Halilintar bergabung dengan organisasi ini pada 1989 dan menjabat sebagai pimpinan Darul Arqam kawasan Jakarta dan Bogor. "Dulu saya awam tentang agama, hanya sibuk bermain golf," tutur Halilintar.

Bagi sebagian orang, Darul Arqam memang organisasi yang tidak asing. Berpusat di Malaysia, sejak 1968, Abuya Ashaari menjaring lebih dari 100 ribu orang untuk bergabung dan tersebar di ASEAN, termasuk Indonesia.

Gerakannya berfokus pada banyak sektor, khususnya ekonomi. Dalam "Cendekiawan dan kekuasaan dalam negara Orde Baru" karya Daniel Dhakidae, Darul Arqam menganut prinsip 'Berdikari' menjalankan penghidupan. Intinya, Darul Arqam menganjurkan jemaahnya untuk berbisnis sesuai syariat demi mensucikan diri kepada Tuhan dengan menyumbangkan harta.

Baca Juga: Ayahnya Disebut Telantarkan Anak Istri Kedua Sejak Usia 3 Tahun, Ternyata Atta Halilintar Pernah Temui Sang Adik, Lalu Titip Pesan Ini...

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest