Dari foto tersebut, polisi mencari keberadaan pelaku dan jejak mobil tersebut. Proses pencarian cukup menyita waktu, karena dilakukan lebih dari tiga hari. Setelah proses penyelidikan rampung dilakukan Polresta Bandung, berkas dilimpahkan kepada Pomdam Siliwangi dan diserahkan kembali ke Puspomad untuk ditindaklanjuti. Polisi yakin tiga sosok pria di mobil itu anggota TNI. Salah satu bukti yang menguatkan yaitu selembar karcis parkir gratis.
Karcis parkir gratis itulah yang membongkar identitas pembunuh Handi-Salsa yaitu Kolonel Priyanto, Kopda Andreas Dwi Atmoko dan Kopda Ahmad Sholeh. Puspomad sudah menahan tiga oknum TNI tersebut.
Komandan Puspomad Letjen TNI Chandra W Sukotjo mengatakan Kolonel Priyanto dan dua anggota TNI itu sempat menginap satu malam di salah satu hotel di Bandung atau sebelum kejadian kematian Handi-Salsa.
Catatan dari hotel itu, yang ditemukan polisi, menyebutkan ada mobil bernomor B-300-Q meminta parkir gratis. "Ditemukannya sama polisi. Kan polisi yang ikuti dulu. Setelah di hotel itu, ketahuanlah identitasnya dia sebagai anggota TNI. Setelah itu baru info ke Pomdam Siliwangi," kata Chandra dilansir detikX.
Asal tahu saja, ketiga tersangka ini diketahui saling mengenal sejak 2015-2016. Mereka saling mengenal saat Kolonel Priyanto menjabat Dandim 0730/Gunungkidul. Puspomad sudah menggelar rekonstruksi kasus ini pada Senin 3 Januari 2022. Tiga tersangka itu melakukan reka ulang adegan di lokasi kecelakaan dan tempat pembuangan tubuh Handi Saputra dan Salsabila.

Foto Kopda Andreas Dwi Atmoko sudah tersebar luas usai mengikuti rekonstruksi tabrak lari Handi Saputra dan Salsabila. Tabiat aslinya dibongkar.
Ketiganya melakoni detik-detik setiap adegan dalam kasus ini. Reka adegan tersebut, berlangsung cepat, sekira 10 menit dengan lima adegan yang dilakukan. Adegan pertama, korba Salsa berada di kolong mobil hitam. Sedangkan korban Handi, berada di samping mobil. Selanjutnya dua pelaku turun dari mobil.
Lalu dalam adegan kedua, dua pelaku dan satu saksi, mengevakuasi korban pertama ke pinggir jalan. Pada adegan ketiga, korban Salsabila ditarik dari kolong mobil lalu dibawa ke pinggir jalan, diletakkan di dekat korban Handi.
Lalu dua tersangka membawa korban Salsabila ke mobil dimasukkan ke jok tengah mobil, atau pintu kedua. Adegan keempat, korban laki laki dimasukkan ke bagian belakang mobil atau pintu belakang mobil oleh dua tersangka bersama saksi.
Terakhir, adegan kelima, ketiga tersangka pergi dan membawa kabur kedua korban. Sementara itu, warga di sekitar menyaksikan proses rekonstruksi. Saking geramnya, warga menyoraki ketiga tersangka saat keluar dari mobil dan berjalan menuju titik lokasi kejadian. Dalam rekonstruksi, ketiga tersangka mengenakan pakaian tahanan berwarna kuning.
Tampak kepala mereka sudah botak, tidak cepak lagi seperti saat hari kejadian. Tersangka juga hanya mengenakan sendal jepit selama proses rekonstruksi. Untuk peran Handi dan Salsabila digantikan dengan boneka.