"Jadi Ibu Agustin ini awalnya dia mempresentasikan kepada keluarganya, kepada 225 orang itu, sehingga terbujuk rayulah mereka itu untuk masuk menjadi calon PNS. Jadi dengan iming-iming bahwa dengan akan lulus," terang Susanti.
"Sementara saya tanya apakah Oi pernah menjamin orang-orang itu untuk lulus? (Dijawai Oi) tidak. Nah pertanyaannya apa yang Oi ambil dari yang dibayar Bu Titin (Agustin) itu berapa jumlahnya?," tambah Susanti.
Masih dalam kesempatan yang sama, Oi membantah menawarkan tes CPNS tanpa tes. Oi mengaku dirinya hanya menyelenggarakan les untuk CPNS.
"Untuk Ibu Agustin sendiri jumlahnya tidak tahu-menahu berapa jumlahnya. Tetapi perlu saya luruskan di sini, adapun saya menyelenggarakan les untuk masuk CPNS, les ya kita bicaranya, bisa dicek nanti tempatnya ada, pengajarnya pun ada," ujar Oi.
Dia mengakui memang menerima bayaran dari jasa bimbingan tersebut. Namun, bayaran tersebut dinilainya sebagai hal yang wajar untuk membayar operasional para tenaga pengajar dan lain sebagainya.
"Memang saya terima uang dari situ senilai Rp 25 juta per orang. Tetapi dengan nilai Rp 25 juta itu, digunakan untuk apa? Wajar saya punya untung dari situ, tetapi Rp 25 juta ini digunakan untuk les, untuk pengajar, sewa tempat," terang Olivia.
(*)