Follow Us

Foto Ribuan Burung Pipit Berjatuhan di Kuburan Bali Tuai Sorotan, Ahli Ungkap Fakta Sebenarnya, Netizen Cemas

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 11 September 2021 | 11:20
Foto ribuan burung pipit berjatuhan di sebuah kuburan di Bali menuai sorotan. Terkait hal ini, ahli mengungkap fakta sebenarnya.
Instagram

Foto ribuan burung pipit berjatuhan di sebuah kuburan di Bali menuai sorotan. Terkait hal ini, ahli mengungkap fakta sebenarnya.

Sama dengan pernyataan Sulistyo, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Gianyar Made Santiarka juga mengatakan fenomena ini pernah terjadi sekitar 3 tahun lalu.

"Waktu tiga tahun yang lalu, ada juga katanya di tempat yang sama menurut Pak Kelian (kepala dusun). Persis kayak gini juga, banyak sekali yang mati saat hujan lebat tiga tahun yang lalu," kata Made Santiarka

Kasubag Tata Usaha Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali Prawono Meruanto mengatakan, fenomena ratusan burung berjatuhan seperti dalam video yang viral tersebut, merupakan peristiwa pertama yang terjadi di wilayahnya. Fenomena itu pun dianggap sebagai hal yang aneh karena belum pernah terjadi sebelumnya.

"Jadi, sebuah hal yang aneh juga kalau melihat kondisi burung-burung seperti itu (berjatuhan). Artinya, kita tidak tahu, (apa) jatuh langsung, kita juga tidak tahu. Ini baru pertama yang saya ketahui," kata Meruanto, Kamis (9/9/2021).

Baca Juga: Unggah Foto Botak Karena Derita Penyakit Berbahaya, Feby Febiola Malah Dituduh Kena Karma Masa Lalu, Respons Sang Suami Bikin Netizen Terdiam

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar Made Santiarka mengatakan, fenomena ini merupakan fenomena alam. Ia menduga, burung tersebut berjatuhan karena tak kuat melawan cuaca ekstrem saat bertengger di pohon asem. Cuaca yang ekstrem berupa hujan dan angin kencang ini terjadi karena masa peralihan musim kemarau menuju musim hujan.

"Karena hujannya terlalu lebat, kan jelas ada tekanan udara rendah, dengan rendahnya tekanan udara ini burungnya enggan lari. Dia bertahan saja diam dan basah kuyup, itu menyebabkan dia sakit dan mati dan memang kekuatan burung berbeda dengan kekuatan lainnya," kata dia.

Meski ditemukan banyak yang mati, beberapa dari burung pipit itu masih bisa bertahan hidup setelah terkena sinar matahari. "Di bulu burung itu, ada satkarotinya jadi sulit air itu menembus bulunya. Di samping itu juga ada kelenjar minyak di belakangnya ini," ujar Santiarka.

Senada dengan Santiarka, Prawono Meruanto mengatakan, dugaan sementara, salah satu penyebab ribuan burung pipit berjatuhan itu adalah karena curah hujan yang tinggi. "Burung-burung tersebut (berjatuhan) karena curah hujan yang cukup tinggi dan mungkin sedikit mengandung asam air hujan tersebut sehingga mengakibatkan burung-burung itu terjatuh," kata Meruanto, saat dihubungi, Jumat (10/9/2021).

Selain faktor curah hujan yang tinggi, dugaan lainnya adalah burung-burung tersebut mati karena keracunan pestisida. Hal itu diketahui setelah tim dari BKSDA melakukan penyelidikan dan mengetahui perilaku masyarakat di sekitar Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Warga disebut menggunakan pestisida nonalami.

Baca Juga: Merengek Minta Bantuan Tapi Ditolak Mentah-mentah Indonesia, Permintaan Mantan Pejuang Kemerdekaan Timor Leste Akhirnya Dikabulkan Negara Ini, Benar Karena Cuma Kasihan?

"Jadi dugaan saya adalah burung-burung tersebut keracunan dari pestisida tersebut," tutur dia. Saat mencari makan, kata dia, burung pipit pasti bergerombol dari ratusan sampai ribuan ekor.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest