Follow Us

Innalillahi, Indonesia Kehilangan Menlu Terbaik, Ternyata Pernah Ejek Bung Karno Hingga Kabur ke Amerika

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 06 Juni 2021 | 16:01
Mantan Menteri Luar negeri era Orde Baru Mochtar Kusumaatmadja meninggal dunia, Minggu (6/6/2021).
Istimewa

Mantan Menteri Luar negeri era Orde Baru Mochtar Kusumaatmadja meninggal dunia, Minggu (6/6/2021).

Fotokita.net - Menteri Luar Negeri era Orde Baru, Mochtar Kusumaatmadja meninggal dunia. Ternyata mantan menlu terbaik ini pernah mengejek Bung Karno hingga terpaksa kabur ke Amerika Serikat.

Mochtar Kusumaatmadja menghembuskan nafas terakhir, Minggu (6/6/2021).

Mochtar Kusumaatmadja dipercaya oleh Presiden Soeharto menjadi Menteri Kehakiman dalam Kabinet Pembangunan II.

Selain menjadi menteri kehakiman, Mochtar kemudian dipercaya Soeharto menjadi menteri luar negeri selama dua periode, 1978-1988.

Baca Juga: Innalillahi, Marinir TNI AL Kehilangan Prajurit Terbaik di Papua, Ini Faktanya

Sebetulnya ia akan dipertahankan dalam kabinet, tapi kala itu Soeharto juga berniat memasukkan Sarwono menjadi salah satu menterinya. Akhirnya Mochtar ditawari Soeharto menjadi Ketua Mahkamah Agung, tapi ditolak.

Kabar Mochtar Kusumaatmadja meninggal dunia dibenarkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Teuku Faizasyah ketika dikonfirmasi, Minggu (6/6/2021).

Baca Juga: Innalillahi, Terry Putri Kehilangan Sosok Terdekatnya Usai Alami Kritis Karena Covid-19

"Benar, meninggal jam 09.00 pagi tadi," ujar Faizasyah seperti dilansir Kompas.com.

Meski membenarkan, akan tetapi Faizasyah mengaku tidak mendapat informasi penyebab meninggalnya menteri luar negeri era Orde Baru tersebut.

"Tidak ada kabar sejauh ini," kata dia. "Keluarga mengabarkan berita duka, meninggal pagi tadi. Kemlu akan memfasilitasi proses pemakaman," kata Faizasyah.

Kendati demikian, Faizasyah menyampaikan bahwa almarhum Mochtar Kusumaatmadja akan dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Baca Juga: Innalillahi, Ria Ricis Mendadak Kehilangan Sosok Tercinta, Oki Setiana Dewi: Cepat Pulang Icis

Kabar duka itu juga disampaikan oleh akun resmi Kantor Staf Presiden (KSP), @KSPgoid, Minggu (6/6/2021).

"Turut berdukacita atas wafatnya Mochtar Kusumaatmadja.

Beliau adalah Guru Besar & Dekan Fakultas Hukum UNPAD, Menteri Kehakiman Kabinet Pembangunan II Kabinet Pembangunan II (1973-1978) & Menteri Luar Negeri Kabinet Pembangunan III & IV (1978-1988)," tulis @KSPgoid.

Hingga saat ini, belum diketahui penyebab dan informasi lain seputar meninggalnya Mochtar Kusumaatmadja.

Baca Juga: Buka Masker Saat Foto Bersama, Habib Rizieq Bakal Jalani Kegiatan Ini Usai Bebas dari Penjara

Mantan Menteri Luar negeri era Orde Baru Mochtar Kusumaatmadja meninggal dunia, Minggu (6/6/2021).
Twitter KSP

Mantan Menteri Luar negeri era Orde Baru Mochtar Kusumaatmadja meninggal dunia, Minggu (6/6/2021).

Diberitakan Kompas.com, Mochtar Kusumaatmadja lahir di Jakarta, 17 Februari 1929.

Ia merupakan putra dari pasangan R. Taslim Kusumaatmadja dan Sulmini.

Mochtar menamatkan pendidikan hukumnya dengan spesialisasi hukum internasional dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1955.

Kemudian ia juga mendapat gelar Master of Laws (LL.M.) dari Yale Law School Amerika Serikat pada 1956.

Baca Juga: Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun, Mpok Alpa Kehilangan Sosok Tercinta: Semoga Husnul Khotimah

Mochtar Kusumaatmadja kerap kali mendapat kesan sebagai orang yang angkuh.

Namun, sebenarnya beliau merupakan seseorang yang percaya diri berkat keahliannya di bidang hukum internasional.

Sejak tahun 1959, Kusumaatmadja bekerja sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran (Unpad).

Baca Juga: Heboh Admin KAI Commuter Ngegas Balas Aduan Pelecehan, Korban Ungkap Fakta di Baliknya

Mantan Menteri Luar negeri era Orde Baru Mochtar Kusumaatmadja meninggal dunia, Minggu (6/6/2021).
Istimewa

Mantan Menteri Luar negeri era Orde Baru Mochtar Kusumaatmadja meninggal dunia, Minggu (6/6/2021).

Di Unpad ia juga mendapat gelar doktor ilmu hukum pada 1966.

Pada tahun yang sama, ia diangkat menjadi Guru Besar Hukum Internasional di Fakultas Hukum Unpad.

Pada 1972, Kusumaatmadja diangkat menjadi Rektor Unpad.

Namun, jabatan tersebut tidak bertahan lama, karena pada 1974, ia dipercaya oleh Presiden Soeharto menjadi Menteri Kehakiman dalam Kabinet Pembangunan II.

Baca Juga: Foto Cantik Regina Kandou yang Disebut Lolos Casting Ikatan Cinta Karena Nama Besar Tantenya, Ini Faktanya

Setelah selesai menjadi Menteri Kehakiman pada 1978, ia lanjut duduk dalam Kabinet Pembangunan III sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu).

Puncak prestasi yang ia peroleh selama menjadi Menlu adalah diterimanya konsep Negara Kepulauan dalam Konvensi Hukum Laut 1982.

Selepas menjadi Menlu, Kusumaatmadja masih aktif berkegiatan di berbagai forum internasional, seperti menjadi anggota Komisi Hukum Internasional PBB selama dua tahun.

Baca Juga: Pamer Foto Menyelam di Wakatobi, Ustaz Abdul Somad Diminta Lakukan Ini, Netizen: Saya Tunggu

 Menlu Marty M.Natalegawa menyalami Mochtar Kusumaatmaja, yang mendapat anugerah Pahlawan Nasional di Jakarta (25/7/2012).
ANTARA/HO-Kemlu RI

Menlu Marty M.Natalegawa menyalami Mochtar Kusumaatmaja, yang mendapat anugerah Pahlawan Nasional di Jakarta (25/7/2012).

Pada November 1962, suasana di Kota Bandung, khususnya di lingkungan kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) memanas.

Ketika itu, para aktivis GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) menebar pamflet dan berbagai aksi yang menuntut Mochtar Kusumaatmadja dipecat sebagai Dekan Fakultas Hukum Unpad.

Para mahasiswa GMNI itu menganggap Mochtar anti Manipol-Usdek karena kerap mengkritik kepemimpinan Presiden Soekarno.

Maklum, penyebabnya bermula dari sebuah perkuliahan, Mochtar antara lain pernah menyatakan, "Nehru lebih berpengalaman dari Sukarno dalam soal politik luar negeri."

Baca Juga: Fotonya Bikin Syok, Ini Penampakan Ria Ricis di Tanah Makam Sang Ayah yang Masih Basah

Di lain kesempatan, Mochtar pernah menyebut Bung Karno sebagai, "Sosialis musiman".

Bung Karno yang tengah berada di Tokyo, Jepang rupanya mendapat laporan tentang aksi GMNI tersebut.

Dia langsung mengirim telegram kepada Menteri Pendidikan Prof Tojib Hadiwidjaja pada 16 November 1962 untuk memberhentikan Mochtar sebagai dekan.

Baca Juga: Foto Jadul Maria Vania Bikin Pangling, Kini Menyesal Tolak Ajakan Kencan Pebalap MotoGP, Gofar Hilman: Marc Marquez?

"Bung Karno kan pemimpin besar revolusi, Presiden seumur hidup. Bung Karno itu kayak diketawain gitu," kata Sarwono Kusumaatmadja dilansir detikcom, Juni 2015.

Pemecatan itu, ia melanjutkan, sedikit banyak membawa perubahan terhadap pembawaan sang kakak di kemudian hari.

Selain menjadi kian alergi terhadap politik, Mochtar belajar lebih efektif dalam berkomunikasi.

Mochtar sempat diungsikan ke Amerika Serikat. Di sana ia mendalami ilmu hukum perdata internasional di Harvard Law School dan hukum dagang di Universitas Chicago.

Baca Juga: Fotografer Tak Sadar, Ini Kesalahan yang Kerap Muncul Saat Membuat Foto Landscape

Ketika rezim penguasa sudah berganti ke Orde Baru di bawah Soeharto, pada 1967 Mochtar kembali ke tanah air.

Sambil kembali mengajar di Unpad, ia menuntaskan thesis doktornya di kampus itu. Kompetensinya di bidang hukum juga membuat Mochtar diperbantukan di kementrian pertambangan di bawah Soemantri Brojonegoro.

Selama itu, Mochtar menghasilkan dua karya yang cemerlang, yakni produk hukum Kontrak Karya dan Kontrak Bagi Hasil.

Baca Juga: Heboh Foto Struk Makan Mi Instan di Puncak Mahal, Ini Fakta Sebenarnya

Kecemerlangannya di bidang hukum itu pula yang kemudian memikat Soeharto untuk menjadikannya sebagai Menteri Kehakiman.

Selain menjadi menteri kehakiman, Mochtar kemudian dipercaya Soeharto menjadi menteri luar negeri selama dua periode, 1978-1988.

Sebetulnya ia akan dipertahankan dalam kabinet, tapi kala itu Soeharto juga berniat memasukkan Sarwono menjadi salah satu menterinya.

Baca Juga: Pamer Foto Belahan Dada, Salmafina Sunan Ungkap Alasan Tak Hapus Potretnya Saat Masih Berhijab

Akhirnya Mochtar ditawari Soeharto menjadi Ketua Mahkamah Agung, tapi ditolak.

Mochtar menghembuskan nafas terakhir, Minggu (6/6/2021). Lelaki kelahiran 17 Februari 1929 itu pernah memimpin Persatuan Catur Indonesia dan dikenal sebagai penggemar cerutu.

Baca Juga: Tak Pusing Video Hina Mensos Risma Bikin Gempar, Ini Sosok Bupati Alor yang Diduga Ancam Tembak Mati Petinggi TNI AD

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest