Fotokita.net - Hilang saat tsunami Aceh 2004 hingga diberi gelar anumerta, doa ibunda polisi ini terkabul, kini anaknya ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Kabar mengenai penemuan pria yang didugaAjun Brigadir Polisi (Abrip) Asepdiketahui melalui video beredar di WhatsApp.
Video itu menggambarkan anggota Polda Aceh yang mengaku seangkatan dengan Asep di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh viral di media sosial sejak Rabu (17/3/2021).
Dia terlihat bergembira saat menyampaikan informasi ke rekan polisi seangkatan Letting 351.
"Alhamdulillah Asep Letting kita telah ditemukan, namun pasien yang diduga Baharaka Asep oleh rekannya itu tampak terlihat bingung tanpa ekspresi karena Asep merupakan pasien gangguan jiwa," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, seorang pria diduga polisi Baharaka Asep dari Resimen II Pelopor Angkatan 351 99/00 yang dinyatakan hilang pasca-tsunami 2004 kini ditemukan sebagai salah satu pasien Rumah Sakit Jiwa Zainal Abidin Banda Aceh.
Dalam rekaman video berdurasi 00,12 detik itu tampak rekannya terlihat sangat bergembira saat menyampaikan informasi ke rekan polisi seangkatan Letting 351.
Bahkan, karena belasan tahun tak ada kabar, keluarga mengira Asep telah tiada. Mereka telah menggelar upacara dan doa kematian bagi Abrip Asep.
Polisi tersebut juga telah mendapatkan gelar anumerta. Mendapat kabar pria diduga Asep ditemukan, keluarga merasa bahagia dan bersyukur.
"Percaya enggak percaya awalnya. Karena dulu itu sudah ditahlilin, 40 hari, satu tahunan ternyata masih hidup," tutur adik kandung Abrip Asep, Burhan di Dusun, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Kamis (18/3/2021).
Burhan mengemukakan, Asep adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Asep yang merupakan anggota Brimob, dinyatakan hilang dalam insiden tsunami saat ia ditugaskan ke Aceh pada tahun 2004.
Ketika itu Asep berpangkat Ajun brigadir polisi (Asbrip). Ketika sang kakak hilang, Burhan masih berusia 17 tahun.
Kini, adik Asep tersebut telah berumur 34 tahun. Jika pria yang ditemukan tersebut adalah Asep maka kerinduan keluarga selama belasan tahun akan tertuntaskan.
"Campur aduk, senang sekaligus haru. Sudah 17 tahun, kami sangka meninggal dunia," ujar Burhan.
Ada tanda khas
Beberapa hari lalu, teman satu angkatan dari Asep datang ke rumah dan membawa kabar bahagia untuk keluarga Asep.
Dia menunjukkan foto pria pasien RSJ yang diduga ialah sang kakak. Begitu melihat raut wajah pria yang ada di foto tersebut, keluarga yakin bahwa itu adalah Asep.
"Pas ditunjukkan foto, kami yakin itu kakak kami, ada ciri khusus dari dia," kata Burhan.
Sang kakak, ujar dia, memiliki tahi lalat di telinga kanan dan bekas jahitan di kening.
"Itu luka waktu dia kecil, jatuh di kamar mandi," kata Burhan.
Di satu sisi, meski meyakini sosok tersebut adalah Asep, keluarga menanti tes DNA yang akan dilakukan terhadap pria di RSJ tersebut.
"Dari awal dikasih lihat, keluarga yakin itu Asep. Teman-teman SMA-nya yang datang juga yakin itu Asep. Tapi tunggu kepastian nanti," kata dia.
Adapun, tes DNA akan dilakukan oleh pihak Polda Aceh terhadap pria yang diduga adalah Asep.
"Selanjutnya kepada pasien ini juga akan dilakukan tes DNA, sidik jari, dan pengenalan tanda lahir lainnya," kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy.
Keluarga dibawa ke Aceh
Untuk memastikan bahwa pria tersebut adalah Asep, keluarga Abrip Asep di Dusun 1, Desa Natar, Kecamatan Natar, Lampung pun diterbangkan ke Aceh.
"Sudah dikoordinasikan dengan kakak dan adik dari Abrip Asep, Mahyudin dan Saiful," kata Kepala Bidang Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad.
"Rencana (keluarga) diterbangkan besok pagi, siang sampai di Aceh," lanjut dia.
Senang sekaligus haru menyelimuti keluarga besar Ajun Brigadir Polisi (Abrip) Asep di Dusun 1, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, ketika mendengar Asep korban tsunami Aceh ditemukan di Rumah Sakit Jiwa Zainal Abidin, Banda Aceh.
"Campur aduk, senang sekaligus haru. Sudah 17 tahun kami sangka meninggal dunia," kata Burhan (34), adik kandung Abrip Asep ditemui di lingkungan rumah keluarga besar, Kamis (18/3/2021).
Abrip Asep ditemukan di RSJ Zainal Abidin, Banda Aceh setelah 17 tahun dinyatakan meninggal tersapu tsunami pada 2004 silam.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di rumah keluarga besar Abrip Asep di Dusun 1, Natar 2, RT 01, Desa Natar, keluarga merasa sangat bersyukur dengan kabar gembira tersebut.
"Percaya nggak percaya awalnya. Karena dulu itu sudah ditahlilin, 40 hari, satu tahunan, ternyata masih hidup. Alhamdulillah," kata Burhan.

Pasien RSJ diduga polisi yang hilang dalam tsunami Aceh 2004
Burhan menuturkan, Abrip Asep adalah anak kelima dari tujuh bersaudara.
"Saya anak ketujuh, adiknya. Waktu dia tugas ke Aceh dulu, saya baru 17 tahun," kata Burhan.
Kabar gembira itu datang saat teman satu letting Abrip Asep datang ke rumah beberapa hari lalu.
Teman satu leting itu kini bertugas di Mako Brimob Rawa Laut, Bandar Lampung.
"Pas ditunjukkan foto, kami yakin itu kakak kami, ada ciri khusus dari dia," kata Burhan.
Ciri khusus itu adalah bekas jahitan di kening dan tahi lalat di telinga sebelah kanan. "Itu luka waktu dia kecil, jatuh di kamar mandi," kata Burhan.
Edi (60), kakak ipar Abrip Asep menambahkan, adik iparnya sempat pulang ke Lampung sebelum ditugaskan ke Aceh pada 2004 lalu.
Saat itu, ayahanda Asep, M Yusuf baru meninggal dunia. "Dia dua kali tugas di Aceh, terakhir ketemu pas ayah mertua meninggal dunia," kata Edi.

Anaknya yang Merupakan Seorang Polisi Dinyatakan Meninggal Karena Tsunami Aceh, Rupanya Firasat Ibu Abrip Asep Tetap Yakin Anaknya Masih Hidup Benar Adanya, Kini Sang Putra Malah Ditemukan di RSJ, Begini Kronologinya...
Edi mengatakan, keluarga sangat bersyukur jika benar yang ditemukan di Aceh itu adalah Asep. Karena ada tahapan lain yang harus dijalani untuk memastikannya.
"Dari awal dikasih lihat, keluarga yakin itu Asep. Teman-teman SMA-nya yang datang juga yakin itu Asep," kata Edi.
Edi menuturkan, untuk sementara baru hal tersebut yang bisa disampaikan dari pihak keluarga.
Karena harus memastikan kebenaran dari informasi tersebut. "Tunggu kepastian nanti," kata Edi.
Pada tahun 2004, Asep yang masih berpangkat ajun brigadir polisi (Abrip) hilang saat diperbantukan dari Brimob Resimen I Kedung Halang Bogor ke Aceh.
Dia bertugas saat terjadi gejolak di Aceh, yakni saat munculnya Gerakan Aceh Merdeka.
Dilansir dari Tribun Sumsel, ibunda Asep ternyata tidak percaya anaknya sudah meninggal.
"Kalau saya datang ke rumah orangtua Asep, ibunya selalu bilang kalau Asep masih hidup. Saat itu, saya hanya memberi semangat kepada ibu untuk mengikhlaskan saja," ujar Aiptu Nazori salah satu kerabat Abrip Asep, seperti dilansirTribun Sumsel, Kamis (18/3/2021).
"Adik saya juga mengungkapkan hal yang sama. Katanya saat itu, Kakak Asep masih hidup," ceritanya. Nazori bersyukur jika pasien RSJ itu betul-betul Abrip Asep.
Dilansir dari Serambinews, rekan-rekan anggota Resimen II Pelopor Angkatan 351 99/00 selama ini sudah menganggap Asep sudah meninggal.
Asep selama ini dikenang sebagai seorang syuhada. Asep yang hilang dalam musibah itu pun sudah mendapatkan gelar anumerta.
Setitik harapan muncul ketika mereka melihat orang yang berciri sama dengan Asep di rumah sakit jiwa.
Kapolsek Baitussalam Ipda Safrizal mengatakan, mengetahui keberadaan Asep dari grup WhatsApp rekan-rekan polisi.
“Pada saat mereka datang Abrip Asep tidak merespons dengan normal. Hal itu bisa dimaklumi.
Sampai sejauh ini pihak rumah sakit telah mencocokkan ciri fisik serta ciri lainnya dan mendekati ciri seorang Abrip Asep. Kecocokan ini masih perlu koordinasi dengan pihak keluarganya,” terang Safrizal, dikutip dari Serambinews.
Masih perlu cek DNA
Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy membenarkan adanya informasi terkait Abrip Asep.
"Lebih lanjut informasi yang didapat dari pihak RSJ, pasien yang diduga Bharaka Zainal Abidin alias Asep mulai dirawat di Rumah Sakit itu sejak tahun 2009 lalu dan (pihak rumah sakit) sempat mengantar kembali ke Desa Fajar, Kecamatan Sampoinet, Aceh Jaya, tapi warga setempat tidak mau menerimanya, sehingga akhirnya dibawa kembali ke RSJ Banda Aceh," kata Winardy melalui WhatsApp.
Baca Juga: Bocor Karena Ulah Anak Sendiri, Aa Gym Kini Resmi Gugat Cerai Teh Ninih, Faktor Ini Jadi Penyebabnya
Untuk memastikan bahwa pasien tersebut adalah Asep, pihaknya harus berkoordinasi dengan pihak keluarga.
"Selanjutnya kepada pasien ini juga akan dilakukan tes DNA, sidik jari, dan pengenalan tanda lahir lainnya," katanya.
(Sumber: Kompas.com/Raja Umar, Tri Purna Jaya)