Fotokita.net - Bikin kerumunan hingga dipanggil polisi, poster Habib Rizieq Shihab diturunkan para pria berbaju loreng, sosok ini yakin pelakunya bukan TNI.
Ditreskrimum Polda Metro Jaya memeriksa Ustaz Haris Ubaidillah.
Hal itu terkait dugaan pelanggaran protokol kesehatan saat acara Maulid Nabi dan akad nikah putri Rizieq Shihab, di Jalan Pakis Petamburan III, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2020) lalu.
Ustaz Haris diperiksa penyidik selama lebih dari 12 jam. Ia datang dan masuk ke Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Rabu (18/11/2020) sekira pukul 11.30.
Ia keluar dari ruang pemeriksaan pada Kamis (19/11/2020) dini hari sekitar pukul 00.30.
Ada 37 pertanyaan yang diajukan penyidik ke Ustaz Haris.
Sekretaris Bantuan Hukum DPP Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar mengatakan, dari 37 pertanyaan yang diajukan, selain pertanyaan pribadi, semua pertanyaan seputar acara maulid dan akad nikah putri Rizieq Shihab.
"Selain pertanyaan tentang pribadi, juga seputar acara Maulid Nabi dan akad nikah di Petamburan beberapa waktu lalu."
"Seperti yang menginisiasi siapa, panitianya siapa, humas siapa, perizinan bagaimana, serta kenal kapan dengan Habib Rizieq Shihab atau HRS."
"Apakah ada keluarga HRS terlibat di acara secara langsung, dalam inisiasi maupun proses di panitia."
"Bagaimana prokes-nya, apakah sudah dijalankan dengan baik dan lain-lain," papar Aziz kepada Wartakotalive, Kamis (19/11/2020).
Sebelumnya, Aziz menuturkan tim kuasa hukum yang mendampingi dan Ustaz Haris, menjalani tes swab terlebih dahulu, sebelum diperiksa atau dimintai klarifikasinya oleh penyidik.
"Dimulai dengan tes swab dan alhamdulillah negatif tim kuasa hukum dan Ustaz Haris."
"Mereka sudah masuk dan langsung menjalani pemeriksaan awal," katanya, Rabu (18/11/2020).
Menurut Aziz, undangan yang dilayangkan penyidik adalah permintaan klarifikasi dan bukan pemeriksaan saksi.
"Sementara tadi koordinasi dengan penyidik, baru Ustaz Haris sebagai panitia yang diminta klarifikasi," tuturnya.
Ia menjelaskan, pernyataan awal yang bisa disampaikan adalah pihaknya menghormati proses hukum yang memang sedang dimulai.
"Akan tetapi di sini kita tekankan bahwa kita meminta, kita sudah melaksanakan protokol kesehatan secara maksimal dalam acara itu."
"Artinya mitigasi untuk acara tersebut sudah dipersiapkan."
"Apa saja itu? Yang pertama, jalan. Kami memohon penggunaan jalan atau penutupan, penggunaan jalan umum panjang."
"Artinya kita harapkan masa itu menyebar."
"Kemudian di titik-titik tertentu kita sediakan tempat cuci tangan."
Baca Juga: Ancam Tetap Gelar Reuni 212, FPI Minta Pemerintah Lakukan Tindakan Tegas Pada Kegiatan Ini
"Kemudian kita sebar, kita sediakan banyak masker dari para donatur dan dari pihak internal juga."
"Handsanitizer kita sediakan. Intinya protokol kesehatan terus kita umumkan."
"Yakni 3 M, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan masker," paparnya.
Kemudian, lanjutnya, DPP FPI sebagaimana penjelasan Rizieq Shihab, taat dengan hukum dan tidak minta diistimewakan.
"Tapi kita minta keadilan, kita minta diproses yang sebelum-sebelumnya, di mana antara lain tidak jaga jarak dan tak ada penggunaan masker."
"Seperti acara di Solo yang pengantaran Gibran sebagai calon wali kota."
"Itu juga diadakan kan acaranya, artinya apa? Kita mengadakan ini bukan kita mau melawan hukum, bukan."
"Kita melihat ini boleh, karena pilkada boleh, artinya ya kita coba ini. Ini kan acara syiar," ucap Aziz.
Namun, Aziz mengakui panitia mengalami kesulitan penerapan prokes saat hari H.
"Kesulitan itu terjadi ketika hari H-nya. Karena kita tidak menyangka massa begitu besar seperti itu."
"Karena kita menganggap ini sudah lewat euforianya, kita anggap ya seperti itu, prediksi kita. Tapi ini meleset, itu di luar prediksi kita," beber Aziz.
Karena itu, kata Aziz, pihaknya melakukan sejumlah langkah di hari H.
"Artinya itu jalan sudah kita lebarkan, tadinya nutupnya satu jadi dua."
"Itu kan bagian dari upaya kita, yang tadi hanya minta satu jalan penutupan," terangnya.
Ia juga mengoreksi informasi yang beredar, yang menyebutkan banyak pengunjung yang datang tidak pakai masker dan tidak menjaga jarak.
"Nah ini saya koreksi. Masker kita bagi secara masif."
"Ada pun perihal oknum-oknum yang tidak menggunakan itu, yang bersangkutan yang disalahkan, tidak bisa panitianya yang disalahkan," katanya.
Saat ditanya adakah rencana keluarga Rizieq Shihab melakukan rapid tes usai acara itu, Aziz merasa hal itu belum perlu.
"Saya rasa belum perlu ya untuk itu. Itu internal keluarga dari Habib Rizieq, kita tidak sampai sana. Karena Insyaallah tidak ada gejala," cetusnya.
Sementara itu, beredar video penurunan poster berukuran besar Habib Rizieq Shihab yang dilakukan sekelompok orang berseragam loreng.
Postingan tersebut, kemudian viral di media sosial.
Akun Instagram opposite6890.co menuliskan bahwa video tersebut pertama kali muncul di akun Instagram @brigade.nu dengan caption “ TNI turun tangan“.
Video yang diunggah tersebut tanpa menyebutkan lokasi, waktu dan maupun angkatan dari TNI yang dimaksud.
Akun Opposite6890 meminta agar TNI dapat mengklarifikasi Video tersebut, apakah benar orang-orang yang berseragam loreng tersebut adalah TNI
"Jika orang orang yg berseragam tersebut bukan Anggota TNI, maka jelas akun @brigade.nu telah melakukan TUDUHAN DAN FITNAH kepada TNI. Karena seperti diketahui Publik, Seragam Loreng Banser hampir menyerupai Seragam Loreng TNI. Sebagai rakyat kami memohon klarifikasi dan penjelasan atas insiden tersebut.
"Jika benar yg melakukan bukan TNI, maka akun @brigade.nu telah melakukan berita Hoax dan Fitnah terhadap TNI dan harus segera di ambil tindakan," tulis akun tersebut dikutip Wartakotalive.com pada Kamis (19/11/2020).
Selain di Instagram, video tersebut juga viral di Twitter.
Sejumlah tokoh pun memberikan tanggapan.
Salah satunya Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon.
Fadli Zon bahkan tidak yakin beberapa pria berbaju loreng tersebut adalah anggota TNI.
Seperti warganet lainnya, Fadli Zon meminta agar Puspen TNi memberikan klarifikasinya.
"Saya yakin bukan TNI, krn bukan tupoksi TNI menurunkan poster di jalan. @Puspen_TNI
harus klarifikasi ini," tulis Fadli Zon.
Sementara, Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain juga meragukan pria-pria itu adalah anggota TNI.
"Apakah video baju loreng yg menurunkan poster itu anggota TNI atau bukan? Mohon @Puspen_TNI
memberikan penjelasan pada kami Warga Indonesia agar jelas masalahnya. Terimakasih. Jayalah TNI," tulis Tengku Zul sembari menautkan link video tersebut.
Video tersebut kemudian diviralkan oleh pihak-pihak yang selama ini 'bersikap keras' terhadap Habib Rizieq Shihab.
Beberapa di antaranya pegiat media sosial Denny Siregar dan Permadi Arya atau Abu Janda.
(*)