"Menjunjung tinggi dan melindungi hak-hak fundamental ini adalah tanggung jawab utama semua negara anggota," terangnya dalam pernyataan itu.
Banyak aktivis yang mengkritik Perancis karena menyerang simbol-simbol suci minoritas atas nama kebebasan berbicara.
Rusia memberikan tanggapan atas penyerangan yang terjadi di gereja Nice, Perancis, yang menewaskan tiga orang dengan salah satunya dipenggal.
Dalam pernyataan yang dirilis seperti dilansir Sky News Kamis (29/10/2020), Moskwa menyebut "tak bisa dibenarkan menghina pemeluk agama lain".
Pernyataan itu nampaknya merujuk kepada majalah satir Charlie Hebdo yang kembali menayangkan kartun Nabi Muhammad pada bulan lalu, dan menuai kemarahan umat Islam.
Karikatur itu kemudian digunakan oleh seorang guru sejarah bernama Samuel Paty sebagai bahan dalam kelas kebebasan berpendapat.
Sebelum mengajar, Paty diketahui sudah mempersilakan murid yang tidak berkenan dengan pengajarannya untuk meninggalkan kelas.
Tetapi, ada murid yang ternyata ikut dalam kelasnya, yang kemudian memberi tahu ayahnya dan berujung kepada kecaman secara daring.
Samuel Paty kemudian dipenggal oleh Abdoullakh Anzorov, seorang remaja asal Chechen berusia 18 tahun pada 16 Oktober lalu saat pulang ke rumahnya.