Pemimpin Muslim Kutuk Emmanuel Macron yang Hina Nabi Muhammad, Begini Beda Respons PBB dan Rusia Atas Tragedi Fatal di Perancis

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 30 Oktober 2020 | 07:49
 
Presiden Perancis Emmanuel Macron dan putra mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman

Presiden Perancis Emmanuel Macron dan putra mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman

Kepala badan anti-ekstremisme PBB, Miguel Angel Moratinos telah menyatakan "keprihatinan yang mendalam" atas ketegangan yang meningkat dari kontroversi kartun Nabi Muhammad. Moratinos mendesak untuk memiliki " rasa saling menghormati" antara pihak yang berbeda agama dan pandangan politik.

Baca Juga: Kabar Habib Rizieq Pulang ke Tanah Air Saat Maulid Nabi Makin Kuat, Polri Malah Beri Komentar Ini: Silakan Aja, Tapi...

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Perancis Emmanuel Macron
Tangkapan layar Al Jazeera

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Perancis Emmanuel Macron

Moratinos yang memimpin Aliansi Peradaban PBB, menyampaikan itu pada Rabu (28/10/2020), sebagai respons kemarahan yang meningkat di dunia Muslim karena pernyataan pemerintah Perancis terhadap kasus pemenggalan kepala seorang guru sekolah menengah di Perancis.

Peristiwa itu terjadi setelah guru tersebut diketahui memperlihatkan kartun Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya, sebagai bagian dari pelajaran tentang kebebasan berbicara di kelasnya.

Presiden Emmanuel Macron dengan keras membela penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW atas dasar kebebasan berbicara, memicu protes marah di seluruh dunia Muslim dan kampanye untuk memboikot produk Perancis.

Baca Juga: Istrinya Ngadu ke Fadli Zon, Habib Bahar bin Smith Malah Jadi tersangka Lagi, Kasus Lama Sengaja Dibuka?

"Kartun itu juga memprovokasi tindakan kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa yang diserang karena agama, kepercayaan, atau etnis mereka," kata Moratinos, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Kamis (29/10/2020), tidak secara eksplisit merujuk pada pembelaan Macron atas kartun itu.

“Penghinaan agama dan simbol-simbol suci agama memicu kebencian serta kekerasan ekstrim yang mengarah pada polarisasi dan fragmentasi masyarakat,” ujar Moratinor memperingatkan.

Baca Juga: Masih Mendekam di Lapas Gunung Sindur, Habib Bahar Bin Smith Kembali Tersandung Kasus, Perkara Lama Sengaja Dibuka?

Emmanuel Macron, Presiden Perancis, jadi sasaran kemarahan warga Lebanon yang sudah tidak kuat dengan krisis mereka
AP Photo

Emmanuel Macron, Presiden Perancis, jadi sasaran kemarahan warga Lebanon yang sudah 'tidak kuat' dengan krisis mereka

Pernyataan tersebut memberikan arti untuk kebebasan beragama dan kebebasan berekspresi, sebagai "hak yang saling bergantung, saling terkait, dan saling menegakkan kembali", yang berakar dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular