Follow Us

Najwa Shihab Dipolisikan Tim Relawan Bersatu Karena Kursi Kosong, Seknas Jokowi Malah Tak Setuju Tindakan Itu, Begini Alasannya

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 06 Oktober 2020 | 19:31
Najwa Shihab mewawancarai kursi kosong
Youtube/Najwa Shihab

Najwa Shihab mewawancarai kursi kosong

Fotokita.net - Najwa Shihab dipolisikan tim relawan bersatu karena kursi kosong, Seknas Jokowi malah tak setuju tindakan itu, begini alasannya.

Tim Relawan Jokowi Bersatu melaporkan Najwa Shihab ke Polda Metro Jaya, Selasa (6/10/2030).

Pelaporan terkait mewawancarai kursi kosong karena Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto, yang sebelumnya tak hadir dalam program Mata Najwa.

Baca Juga: UU Cipta Kerja Disahkan Terburu-buru, 2 Tukang Kritik Jokowi yang Baru Dapat Bintang Jasa Beri Respons Begini: Bisa Salah Resep

Najwa Shihab dianggap mendiskreditkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Menkes Terawan.

Namun, pihak kepolisian tidak menerima laporan dari Tim Relawan Jokowi Bersatu tersebut.

Polisi meminta Tim Relawan Jokowi Bersatu untuk koordinasi dengan Dewan Pers terlebih dahulu.

Baca Juga: Disindir Habis-habisan Bintang Emon, Inilah 5 Blunder Menkes Terawan Saat Awal Pandemi Covid-19, Jadi Alasan Absen di Acara Najwa Shihab?

Ketua Tim Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Devi Soembarto mengatakan, pihaknya sudah mendatangi SPKT Polda Metro Jaya, Selasa pagi.

"Tapi laporan belum diterima, karena mesti koordinasi dengan Dewan Pers dahulu," ujar Silvia, dikutip dari Wartakotalive.com, Selasa (6/10/2020).

Tim Relawan Jokowi Bersatu telah mendatangi Dewan Pers pada Selasa siang.

Baca Juga: Kerap Bikin Geger di Awal Pandemi Covid-19, Menko Luhut Binsar Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Menkes Terawan yang Disindir Telak Najwa Shihab

"Saya sudah di Dewan Pers dan akan berkoordinasi dulu, sebelum menentukan nantinya untuk membuat laporan polisi," jelas Silvia.

Ia berjanji akan menyampaikan hasil koordinasi pihaknya dengan Dewan Pers.

Dari koordinasi itu akan ditentukan, apakah laporan polisi atas aksi Najwa Shihab bisa dilakukan atau tidak.

Baca Juga: Lagi Enak-enak Maskeran Sambil Kuliah Online, Mahasiswa Ini Panik Saat Tiba-tiba Diminta Nyalakan Kamera, Reaksi Sang Dosen Jadi Sorotan

Ketua Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Devi Soembardo mau melaporkan Najwa Shihab ke polisi, Selasa (6/10/2020).

Ketua Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Devi Soembardo mau melaporkan Najwa Shihab ke polisi, Selasa (6/10/2020).

Tanggapan Seknas Jokowi

Lantas bagaimana tanggapan dari relawan pendukung Jokowi lainnya soal pelaporan tersebut?

Sekretaris Jenderal Seknas Jokowi, Dedy Mawardi, mengaku tak setuju jika Najwa Shihab dilaporkan.

Sebagai seorang jurnalis, Najwa Shihab diperbolehkan untuk memberi kritikan atas kebijakan pemerintah.

Baca Juga: Buruh Merasa Dibohongi Penguasa Karena UU Cipta Kerja, Kabar Gembira Buat Pekerja Langsung Terlupakan, Padahal Gampang Tinggal Cek Di Sini

"Saya tidak setuju (ada laporan), Najwa itu pekerjaannya kritikus."

"Silakan saja kritisi kebijakan menteri, kebijakan presiden. Silakan saja, selama itu faktual," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (6/10/2020).

Ia juga tak setuju jika mewawancarai kursi kosong tersebut dianggap menjelekkan Jokowi.

Baca Juga: Bukan Hanya UU Cipta Kerja, Inilah Deretan Aturan yang Bikin Rakyat Turun ke Jalan Selama Jokowi Berkuasa

Najwa Shihab Dipolisikan Tim Relawan Jokowi Usai Lakukan Wawancara Kursi Kosong Menkes Terawan: Secara Tidak Langsung Sudah Mendeskritkan Presiden
Instagram/Najwashihab

Najwa Shihab Dipolisikan Tim Relawan Jokowi Usai Lakukan Wawancara Kursi Kosong Menkes Terawan: Secara Tidak Langsung Sudah Mendeskritkan Presiden

"Dokter Terawan dipanggil itu kan faktual, enggak ngarang-ngarang," kata Dedy.

"Jadi enggak ada hubungannya dengan Jokowi, mendiskreditkan Jokowi di mananya? enggak ada," tegasnya.

Menurutnya, Tim Relawan Jokowi Bersatu menilai aksi Najwa itu secara berlebihan.

"Saya tidak setuju relawan Jokowi ini sedikit-sedikit lapor."

"Kalau itu disampaikan secara faktual dan disampaikan oleh seorang kritikus seperti Najwa Shihab, ya itu harus dilihat sebagai autokritik," terangnya.

Baca Juga: Video Tukang Bangunan Jadi Ganteng Usai Cukur Rambut Bikin Heboh, Ternyata Begini Fakta Sebenarnya

Dedy Mawardi juga tak melihat aksi Najwa mewawancarai kursi kosong sebagai bentuk hujatan pada Terawan.

"Jangan dituduh sebagai pencemaran nama baik, menghujat."

"Saya enggak melihat apa yang disampaikan Najwa sebagai penghujatan kepada Terawan."

"Kalau saya melihatnya, apa yang disampaikan Najwa itu adalah hal yang biasa dalam negara demokrasi," jelasnya.

Ia menegaskan, jurnalis senior tersebut boleh berpendapat dan juga menyampaikan kritikan.

"Jadi kalau suatu pernyataan dari orang-orang soal pemerintahan kemudian dilaporkan, itu tidak sehat menurut saya," lanjut Dedy.

Baca Juga: Pernah Dikasih Tasbih Langka, Ustadz Abdul Somad Ucapkan Belasungkawa untuk Bupati yang Meninggal Karena Covid-19: Beliau Orang Baik

Dirinya pun mengaku biasa menanggapi aksi Najwa itu, karena tak ada bentuk pencemaran nama baik.

"Kenapa kalau ada orang berbeda pendapat terus mengkritik pemerintah kemudian buru-buru langsung dilaporkan."

"Menurut saya Najwa itu seorang kritikus yang memang pekerjaannya mengkritisi siapapun, kebijakan pemerintah Jokowi, kebijakan para menterinya," tegasnya.

(Tribunnews.com/Nuryanti) (Wartakotalive.com/Budi Sam Law Malau)

Editor : Fotokita

Latest