Follow Us

Bukan Hanya Bangga Diberitahu Kim Jong Un Eksekusi Pamannya Sendiri, Donald Trump Blak-blakan Akui Remehkan Bahaya yang Sedang Terjadi di Amerika Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 12 September 2020 | 07:34
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjalan bersama Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Zona Demiliterisasi pada Minggu (30/6/2019).
AFP/BRENDAN SMIALOWSKI via Kompas.com

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjalan bersama Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Zona Demiliterisasi pada Minggu (30/6/2019).

Fotokita.net - Bukan hanya bangga diberitahu Kim Jong Un cara membunuh pamannya sendiri, Presiden Amerika Serikat Donald Trump blak-blakan akui meremehkan bahaya yang sedang terjadi di negaranya ini.

Buku Rage karya jurnalis Bob Woodward menulis Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump menyebut Kim Jong Un memberitahunya bagaimana cara dia membunuh pamannya sendiri.

Buku Woodward itu sebelumnya telah mengungkap komentar Trump yang meremehkan virus corona, pemikirannya tentang Korea Utara, kerusuhan rasial, dan senjata baru misterius yang dirahasiakan kekuatannya.

Baca Juga: Disebut Yang Mulia, Donald Trump Bangga Kim Jong Un Bocorkan Cara Eksekusi Pamannya Sendiri

Buku ini dibuat berdasarkan 18 wawancara yang dilakukan editor The Washington Post itu dengan Trump pada Desember-Juli beserta orang-orang lain juga.

Di bukunya Woodward menulis, Trump terkesan dengan Kim Jong Un ketika pertama kali bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara itu di Singapura pada 2018, dengan mengatakan Kim "jauh lebih pintar".

Dilansir dari Associated Press Kamis (10/9/2020) Trump juga mengatakan, Kim "memberitahuku segalanya" bahkan mengungkap bagaimana ia membunuh pamannya sendiri.

Baca Juga: Selain Menko Airlangga Hartarto, 2 Menteri Jokowi Ini Ikut Salahkan Anies Baswedan Usai Pengumuman PSBB Total di Jakarta

Paman Kim Jong Un, Jang Song Thaek, dilaporkan dieksekusi dengan senjata anti-pesawat, dengan pembelot mengisahkan kepada CNN dia harus menyaksikan momen mengerikan itu.

Kemudian dalam pembicaraan senjata nuklir dengan kakak Kim Yo Jong itu, Trump menampik anggapan intel bahwa Korut tidak akan pernah menyerahkan senjata nuklirnya.

Baca Juga: Dulu Jadi Raja dalam Sederet Film Laga, Kondisi Terkini 3 Aktor Kondang Ini Bikin Sedih, Ada yang Harus Pakai Kursi Roda

Presiden ke-45 AS itu berkata ke Woodward, CIA "tidak tahu" bagaimana menangani Pyongyang.

Suami Melania Trump tersebut lalu menepis kritik tentang tiga pertemuannya dengan Kim Jong Un, dengan mengklaim KTT itu bukan sesuatu yang besar.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara didampingi Presiden AS Donald Trump, di zona demiliterisasi (DMZ) Korea, Minggu (30/6/2019). Kedatangan Trump ke zona demiliterisasi Korea awalnya diagendakan untuk pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, namun Presiden Moon mengatakan fokus ak
AFP/BRENDAN SMIALOWSKI via Kompas.com

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara didampingi Presiden AS Donald Trump, di zona demiliterisasi (DMZ) Korea, Minggu (30/6/2019). Kedatangan Trump ke zona demiliterisasi Korea awalnya diagendakan untuk pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, namun Presiden Moon mengatakan fokus ak

Para kritikus mengatakan, dengan bertemu Kim Jong Un maka Trump telah memberikan legitimasi di panggung dunia bagi pemimpin negara berideologi Juche itu.

"Saya butuh dua hari. Saya bertemu (dengannya). Saya tidak menyerahkan apa-apa," kata Trump seraya menganalogikan Korut dengan persenjataan nuklirnya bagaikan seseorang yang jatuh cinta pada sebuah rumah dan "mereka tidak bisa menjualnya".

Baca Juga: Nekat Turun Ke Kali Grogol, Nikita Mirzani Malah Foto-foto Santai Usai Ikut Bersih Sampah Bareng Pasukan Orange

Kim Jong Un menyambut baik perhatian yang ditunjukkan Trump, dengan menyebut sang presiden "Yang Mulia" dalam sebuah surat.

Kim juga menulis kepada Trump bahwa dia percaya "persahabatan yang dalam dan khusus di antara kami akan bekerja sebagai kekuatan magis."

Pilpres Amerika Serikat (AS) akan berlangsung pada November 2020 nanti.

Kedua capres, Donald Trump dari Partai Republik dan Joe Biden dari Partai Demokrat sudah sejak jauh-jauh hari saling "berperang opini".

Baca Juga: Belum Dapat Bantuan Rp 600 Ribu? Inilah Jadwal Transfer Subsidi Gaji Tahap 3

Donald Trump
Flickr

Donald Trump

Salah satu yang menjadi topik dalam perjalanan para kandidat untuk menjadi penghuni Gedung Putih adalah tentang Covid-19.

Kini angin berada di kubu Biden terkait laporan bahwa Donald Trump yang menjadi petahana disebut telah menyepelekan pandemi virus Corona.

Donald Trump baru-baru ini mengakui, dia sengaja merendahkan betapa seriusnya ancaman yang ditimbulkan dari Covid-19.

Baca Juga: Masih Ingat Idrus Marham? Eks Sekjen Golkar yang Terseret Kasus Suap Ternyata Sudah Bebas Murni, Begini Kronologinya

Baca Juga: Belum Juga Halal, Berkali-kali Kepergok Kamera Sentuh Fisik Lesti Kejora, Tapi Rizky Billar Selalu Anggap Main-main: Saya Lupa Punya Tangan

Kabar itu muncul berdasarkan preview buku Rage, yang ditulis oleh jurnalis veteran Bob Woodward atas wawancara pada 19 Maret lalu.

Bahkan Trump tahu kalau Covid-19 ini jauh lebih mengerikan dari flu biasa.

"Itu adalah ancaman yang mengerikan. Bahkan lebih buruk dari flu yang kalian selama ini alami," kata dia pada 7 Februari.

Namun dalam wawancara dengan Woodward merujuk pada buku yang bakal terbit 15 September nanti, Trump mengaku sengaja merendahkan skala ancaman dari Covid-19 ini.

"Sampai sekarang saya berusaha merendahkannya."

"Karena saya tidak ingin menimbulkan kepanikan," ujar presiden berusia 74 tahun itu.

Baca Juga: Kabar Baik Buat PNS, Pemerintah Sengaja Ubah Aturan Ini Agar ASN Bisa Cuti di Luar Cuti Bersama 2021, Begini Rinciannya

Dia juga mengungkapkan bagaimana virus itu "bisa menyebar di udara", meski selama ini berulang kali Trump mengejek orang-orang yang memakai masker.

Kemudian seperti dikutip Sky News Rabu (9/9/2020), buku itu juga mengungkapkan sang presiden diberi tahu Covid-19 bisa jadi "ancaman keamanan terbesar".

Keberadaan buku Rage ini pun bakal menjadi tekanan hebat bagi Trump.

Terlebih, dia sangat berambisi mendapatkan periode keduanya dalam Pilpres AS pada 3 November mendatang.

Baca Juga: Chasing Light at The Edges of Night, Fotografi Batas Malam yang Menyeret ke Danau Perenungan

Baca Juga: Kabar Gembira, Pemerintah Lanjutkan 4 Bantuan Tunai Ini Hingga Tahun 2021, Ada Subsidi Gaji dan BLT UMKM Rp 2,4 Juta

Survei politik menyatakan, sekitar dua per tiga publik AS sama sekali tidak menyukai caranya dalam menangani pandemi Covid-19.

Dia juga kerap dituding meremehkan ancaman yang diberikan wabah tersebut demi untuk mengamankan peluangnya terpilih kembali.

Berbicara kepada awak media di Gedung Putih, Trump menuturkan buku yang ditulis Woodward adalah "serangan politik terhadapnya".

Dia juga membela keputusannya yang cenderung meremehkan wabah, semata-mata untuk menghindari apa yang disebutnya "kegilaan publik".

"Kita harus menunjukkan ketenangan."

"Saya jelas tak ingin membawa negara ini dalam kegilaan dan ketakutan," papar Trump dilansir AFP.

Presiden AS Donald Trump mengenakan masker ketika ia mengunjungi Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di Bethesda, Maryland (11/7/2020).
(ALEX EDELMAN / AFP)

Presiden AS Donald Trump mengenakan masker ketika ia mengunjungi Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di Bethesda, Maryland (11/7/2020).

"Kami tidak ingin orang-orang berlarian dan berteriak 'lihat ini, lihat ini'. Kepemimpinan harus ditunjukkan dan panik adalah hal terakhir yang muncul," lanjutnya.

Dia kemudian menuding Woodward "sudah menjalankan tugasnya dengan baik" dan mengaku tidak akan membacanya karena tak punya waktu.

Meski begitu, Rage jelas bakal jadi amunisi bagi Demokrat untuk menuduh sang presiden gagal bersikap yang diperlukan untuk mengentaskan wabah.

"Dia tahu sendiri bahwa virus corona ini berbahaya," ujar Joe Biden, kandidat presiden Demokrat dalam kampanyenya di Michigan.

Baca Juga: Prada MI Hasut Anggota TNI Lakukan Aksi Koboi, Besaran Ganti Rugi yang Ditanggung TNI AD Bikin Geleng-geleng Kepala

Biden menuding bahwa calon rivalnya tersebut sudah berbohong kepada rakyat AS. Secara sadar sang presiden disebut telah menipu publik.

"Itu memuakkan. Pikirkan apa yang sudah dibuatnya," jelas Biden kepada CNN, seraya menyatakan perilakunya "nyaris setara kriminal".

Sikap Trump anggap enteng Covid-19

Presiden Amerika Serikat (AS) secara sengaja memandang enteng dan mengabaikan pandemi virus corona, Covid-19, padahal ia sudah mengetahuinya sejak Februari 2020.

Dalam sebuah rekaman wawancara eksklusif jurnalis senior AS, Bob Woodward, yang dilakukan awal Februari 2020, Trump secara pribadi mengatakan virus corona adalah hal yang mematikan dan tahu itu sangat menular.

Meski mengklaim telah terkendali akan tetapi Trump kemudian berkata, " Saya suka mengecilkannya".

Donald Trump berbicara secara pribadi tentang sifat mematikan dari virus corona dalam wawancara yang direkam bahkan ketika dia secara terbuka meremehkan tingkat keparahan Covid-19 awal tahun ini.

Sebelum pandemi akan merenggut hampir 200.000 nyawa orang Amerika dan terus bertambah.

Baca Juga: Merintih Jadi Korban Keroyok Padahal Jatuh Sendiri, Inilah Motif Prada MI Sebar Kabar Bohong Hingga Sulut Jiwa Korsa Sesama Prajurit TNI

Dalam rekaman wawancara yang terungkap Rabu sore (9/9/2020) waktu AS, Trump - yang secara teratur berbicara tentang penghinaannya terhadap banyak media 'berita palsu' - berbicara secara bebas dengan Woodward tentang pemikiran batinnya tentang virus dan percakapan pribadi dengan Kim Jong-un - meskipun telah menyebut buku Woodward sebelumnya sebagai 'penipu pada publik.'

Dikutip dari Dailymail.co.uk, Kamis (10/9/2020), Trump mengakui bahwa virus Covid-19 adalah hal mematikan.

'Ini adalah hal yang mematikan,' kata presiden kepada Woodward.

Bob Woodward adalah jurnalis senior yang lewat laporan investigasinya berhasil memaksa Presiden AS Richard Nixon mundur karena skandal Watergate.

"Anda hanya menghirup udara dan begitulah cara berlalu, '' kata Trump kepadanya dalam panggilan telepon 7 Februari.

"Dan itu sangat rumit. Itu sangat rumit. Itu juga lebih mematikan daripada flu beratmu."'

Baca Juga: Ingat Daeng Koro? Mantan Kopassus TNI AD Jadi Teroris Usai Dipecat, KSAD Andika Perkasa Diminta Timbang Lagi Keputusannya

Trump telah diberi pengarahan tentang virus di Oval Office 28 Januari, seperti yang dijelaskan dalam sebuah artikel Washington Post.

Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien memperingatkannya: "Ini akan menjadi ancaman keamanan nasional terbesar yang Anda hadapi dalam kepresidenan Anda," menurut Woodward.

(Tribunnewswiki.com/Ris)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest