Follow Us

Terungkap, Alasan Soekarno Tak Jalani Puasa Ramadhan Saat Bacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 17 Agustus 2020 | 08:09
Penaikan bendera pusaka sesudah dibatjakan teks proklamasi, 17 Agustus 1945.
Arsip KOMPAS

Penaikan bendera pusaka sesudah dibatjakan teks proklamasi, 17 Agustus 1945.

"Tuan-tuan, banyak terima kasih atas kepercayaan Tuan-tuan dan dengan ini saya dipilih oleh Tuan-tuan sekalian dengan suara bulat menjadi Presiden Republik Indonesia," demikian kata Soekarno yang disambut tepuk tangan dan nyanyian lagi Indonesia Raya.

Baca Juga: Tepat 75 Tahun Indonesia Merdeka, Bank Indonesia Luncurkan Uang Baru Rp 75.000, Begini Penjelasannya

Tak ada perayaan apapun, Bung Karno yang saat itu memimpin sidang kembali membawa sidang ke agenda selanjutnya, membahas aturan peralihan seperti pembentukan pemerintahan.

Upacara 1 tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Ibukota R.I. Yogyakarta tgl. 17/8/1946.
IPPHOS via interaktif.kompas.id

Upacara 1 tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Ibukota R.I. Yogyakarta tgl. 17/8/1946.

Sate ayam 50 tusuk

Cindy Adams, seorang wartawan AS menuliskan momen pemilihan presiden dalam Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat.

Dalam buku itu tertuang Soekarno mengenang saat baru saja dilantik, ia berjalan pulang.

"Setelah dipilih untuk menduduki jabatan paling tinggi di Republik Indonesia, presiden baru itu berjalan pulang."

Baca Juga: Diminta Tes DNA untuk Buktikan Ceritanya, Tukang Ketik di Kantor Notaris Ini Tak Merasa Punya Beban Jadi Anak Biologis Soekarno: Kalau Hasilnya Benar Ya Alhamdulillah...

Dalam perjalanan pulang inilah Soekarno bertemu pedagang sate yang berjualan dengan bertelanjang kaki, lantas memanggil pedagang sate itu.

Saat itulah Soekarno mengeluarkan perintah pertamanya sebagai seorang presiden, "sate ayam lima puluh tusuk".

Bagi Soekarno, inilah cara merayakan amanah yang baru saja diterima beberapa jam sebelumnya.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest